Harian Sederhana – Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian itulah peribahasa yang bisa diambil dari kiprah master donat yang berada di Kota Depok, Dian Sukmawati.
Jatuh bangun dalam merintis usaha donat dilaluinya hingga akhirnya kini memiliki brand atas nama sendiri, Salzi Bakery. Namun diakui ibu empat anak ini, dirinya tidak ada basic seorang perajin kue kering dan basah.
“Awalnya saya mencoba belajar sendiri buka google, buka youtube. Membuat sendiri gagal coba lagi, gagal coba lagi,” cerita Dian, sambil menggendong sang buah hati.
Dalam hal belajar membuat donat tanpa patah semangat, akhirnya Dian bisa membuat kue apa saja. Mulai dari kue basah, kering dan cake decorating.
Melihat kondisi ketika itu, Dian mengingat perekonomian sedang down. Ia memulai menjual hasil buatan kue yang belajar dari media sosial. Dari situlah mulai berkembang terus produk hasil olahan tangan Dian.
Kue hasil produksi dijual bervariatif. Seperti kue basah kisaran Rp1.500 sampai Rp3000 per picis. Sedangkan kue kering lebaran Rp 45.000 hingga Rp110.000.
“Ada produk unggulan kami yang lainnya, yaitu donat kentang salzi dan stick salzi yang juga sudah ada izinnya,” tutur Dian kepada Harian Sederhana, Kamis (10/01).
Dalam olahan memproduksi kue donat mengikuti syariat Islam seperti contoh menjaga kesucian dan kebersihan bahan untuk memulai produksi atau homemade.
“Kami sangat memperhatikan soal pelayanan yang baik pada para konsumen. Sebagai bukti sudah banyak pelanggan dari awal usaha sampai sekarang masih menjadi pelanggan setia Salzi Bakery hingga kami sampai memiliki Toko Salzi Bakery yang sebagai Pusat Oleh Oleh Khas Depok di Jalan Margonda Raya No. 492 D dan telah diresmikan oleh Bapak Wali Kota Depok, Mohammad Idris pada 4 November 2018,” ungkapnya.
Usaha yang digeluti Dian sudah masuk enam tahun. Berawal sejak tiga tahun memanfaatkan media sosial untuk ajang promosi produk. “Alhasil, sangat membantu yang sebelumnya kami hanya berjualan di warung kue kami saja,” kata dia.
Mendapatkan penghasilan dari kue sebagai bentuk syukur kepada Ilahi. Saat awal membuka usaha hanya bermodal Rp100 ribu. Sehingga ia mengangap dapur adalah sebagai kantor.
“Variatif per bulannya sekitar Rp20 sampai Rp30 juta per bulan dengan cuma 1 warung kue dan memanfaatkan media sosial, apalagi sekarang dengan adanya Toko Salzi Bakery di Margonda diharapkan lebih dan bisa bermanfaat untuk orang banyak,” kata dia.
Dari buah kesabaran dan ketekunan yang dilakukan Dian, kini banyak orderan dan pelanggan. Juga toko yang sebagai Pusat Oleh Oleh Khas Depok yang menampung banyak produk-produk para pelaku UMKM se-Depok. Sehingga pemasukan untuk perekonomian keluarga kian membaik.
Tentunya, dalam mengembangkan usahanya Dian menyadari sebagai seorang istri dan ibu. Ia tetap meminta ridha dari suami. Sebab, kata dia, suami adalah panutan istri dan imam. “Sekarang suami saya bisa buat kue apapun,” ucapnya sambil tertawa.
“Karena bila ridha suami sudah didapat, kedepannya pasti jalan usaha dimudahkan Allah,” timpalnya lagi.
Tidak hanya itu, Dian pun sering melakukan silaturahmi. Tapi yang paling penting niat usaha karena Allah SWT. “Be positive thinking. Insya Allah rezeki mengalir, usaha lancar berkah,” katanya.
Di kalangan para pelaku UMKM Kota Depok nama Dian Sukmawati sebagai pengusaha donat sudah tidak asing lagi. Bahkan ia dikenal Master Donat.
Niat yang kuat dan doa menjadi kunci sukses bagi setiap orang yang ingin tujuannya tercapai. Ini pula yang dilakoni salah satu pengusaha tangguh asal Kota Depok, Dian Sukmawati. Ia merupakan perajin aneka ragam makanan. Namun, di kalangan pengusaha UMKM adalah donat hasil produksinya.
Istri dari Hery Supriadi ini mahir membuat donat berbagai macam rasa. Guna mengembangkan usahanya tersebut, ia membuat grup dengan nama Salzi and Friend. Grup tersebut diisi dengan pelaku usaha kecil terutama kue dari berbagai daerah, mulai dari Aceh hingga Papua ada di grup itu.
“Sampai kita bikin grup WhatsApp (WA) ya, sering sharing dan tukar pendapat cara buat kue dan lainnya,” bebernya.
Karena sering komunikasi akhirnya lulusan perawat ini pun banyak yang minta diajarkan membuat donat. Tidak tanggung-tanggung Dia sudah mengajarkan warga Indonesia sebanyak 2.000 orang secara offline maupun online. Ia memberikan pelajaran melalui medsos dan menggelar pelatihan pembuatan donat. “Malah saya dibilang master donat,” ucap sambil memperlihatkan produknya.
Dari usaha donat, Dian sudah memiliki satu ruko lantai tiga di Jalan Margonda. Ruko itu adalah hasil istiqomah Dian mengembangkan usaha donat sehingga ada teman atau investor membantu usahanya maju dan dikenal orang banyak.
“Cita-cita saya ingin punya ruko besar dan isinya produk Donat Salzy Bakery dan dari temen-temen UMKM Depok. Alhamdulillah terwujud,” kata Dian ketika ditemui di rukonya Jalan Margonda, Kecamatan Beji.
Keberhasilan memiliki ruko besar karena berkat doa dan dukungan suami, teman-teman dan usaha. Ruko itu dia dapat dari seorang teman yang ingin join mengembangkan donat tersebut. “Teman ya. tapi bukan teman dekat. Ia satu pemikiran dan tujuan. Jadilah buka usaha donat dan produk usaha teman-teman UMKM Depok di ruko ini,” ungkapnya.
Sebelumnya Dian memiliki stand di Margo City dengan brand donat Salzy Bakery (SB). Salzi Bakery mulai dirintis tahun 2013. Jadi sudah hampir 5 tahun lebih memulai usaha berbisnis di bidang kuliner khususnya di Cake dan Bakery. “Buka stand di Margo City, ada temen nitip produknya. Ia tidak masalah jika gak laku. Yang pentig terpajang di sana,” kenang Dian.
Dian menilai, olahan para pelaku usaha di Kota Depok bisa menjadi buah tangan alias oleh-oleh bagi warga yang sedang berkunjung ke Kota Depok. Hal itu bisa ditiru seperti yang dilakukan masyarakat Yogyakarta yang terkenal dengan Bakpia nya.
Dia mengaku, sebelumnya suaminya seorang pekerja di salah satu perusahaan. Di mana baru sebulan naik jabatan yang lumayan tiba-tiba ada hasrat ingin resign dari kantornya karena pas ada tawaran pensiun dini.
“Karena suami ingin belajar memiliki usaha sedangkan saya saat itu hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa dengan dua anak perempuan,” kata dia.
Setelah berfikir panjang, akhirnya berhenti. Setelah resign kerja suami memulai usaha rental mobil. Berjalan setahun penghasilan pun lumayan.
“Alhamdulillah cuma cuci antar jemput mobil ke pelanggan. Tapi di tahun kedua setelah usaha rental mobil berjalan, Allah SWT mulai memberi ujian,” ungkapnya.
Keinginan Dian Sukmawati pemilik brand Donat Salzy Bakery Depok, sukses dalam usahanya. Tetapi dia sukses tidak ingin sendiri, mengajak teman-teman UMKM agar produknya sebagai oleh khas Depok bisa tersebar.
Jatuh bangun hingga capaian yang diinginkan, terwujud Dian Sukmawati dalam menjalankan usahanya. Usaha yang dirintis dan mendapatkan ridha suami, penghasilan usaha kuenya mencapai omset Rp40 juta lebih perbulan.
Hasil itu bukan hanya dari donat saja, tetapi semua kue dan produksi nya Salzi Bakery. “Bersyukur bisa memproleh penghasilan jutaan rupiah,” kata Dian.
Tetapi, raihan keuntungan itu sekarang ini untuk sewa ruko di Jalan Margonda Depok. Meski begitu tetap mensyukuri nikmat dan rezeki yang diperolehnya. Di dalam hati Dian, posisi sekarang ini tentu tidak ingin sukses sendiri. Ruko yang disewa juga mengajak teman-teman pelaku UMKM di Depok untuk menitip olahan produksi makanan, snack craft, dan fasion.
“Ruko yang disewa ini ada tiga lantai, lantai pertama digunakan jualan hasil produksi UMKM, lantai dua untuk pelatihan dan lantai tiga untuk produk fasion,” ulasnya.
Dian mengatakan, sudah banyak produk makanan yang dititipkan di ruko Salzi Bakery. Diperkirakan ada 50 item makanan dan minuman yang dipajang di ruko.
“Saya berharap produk dari teman-teman UMKM Depok bisa menjadi buah tangan bagi warga luar. Jadi Depok punya ciri khas makanan buat oleh-oleh seperti kota dan kabupaten lainya,” katanya berharap.
Alasan Dian mengajak pelaku UMKM Depok maju, karena hasil capaian yang didapat bukan dari jeripayahnya sendiri. Melainkan ada orang-orang yang mendukung dan kehendak Allah SWT. “Ini amanah, ingin dengan amanah yang sekarang Allah SWT bagi yaitu bisa punya toko yang strategis di tengah kota Depok,” bebernya.
Menurut dia, hasil karya ini memudahkan orang-orang untuk datang dan beli aneka olahan, hasil dari UKM Depok sendiri untuk bawa oleh oleh khas Depok ke tempat daerah masing masing. (C1/Wahyu Saputra)