Harian Sederhana, Depok – Dinas Perlindungan Anak, Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga (DPAPMK) Kota Depok menggelar sekolah pra nikah yang diikuti oleh puluhan muda-mudi. Untuk tahun 2019, DPAPMK targetkan mencetak 250 lulusan dari lima angkatan sekolah pra nikah.
Kepala DPAPMK Kota Depok, Nessi Annisa Handari mengatakan, dari total peserta yang ditargetkan, kini sudah terpenuhi 50 orang yang mengikuti sekolah pra nikah.
Menurutnya, sekolah pra nikah ini dihadirkan demi mempersiapkan pemuda di atas usia 20 tahun agar lebih siap menikah. Hal itu untuk mewujudkan program unggulan Depok sebagai kota ketahanan keluarga.
“Sesuai dengan program unggulan Depok yaitu Ketahanan Keluarga, sekolah pra nikah hadir untuk menyukseskannya,” ujar Nessi, belum lama ini.
Menurut dia, sekolah pra nikah ini sangat penting untuk membina ketahanan keluarga. Karena selain pemberian materi seputar dunia rumah tangga, peserta juga diberi pengetahuan mengenai kekuatan ekonomi dari keluarga, kesehatan reproduksi, psikologis pernikahan, serta tumbuh kembang anak.
“Sekolah pra nikah merupakan salah satu bentuk dukungan dalam program unggulan Depok sebagai kota ketahanan keluarga. Sebab, ketahanan keluarga berangkat dari makna pemahaman keluarga, ini harus dikasih asupan yang cukup. Untuk itu, masa depan mereka nantinya harus mulai terencana,” tutupnya.
Meskipun telah sukses menggelar kursus pra nikah, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok diminta jangan berpuas diri. Hal ini dikarenakan apa yang dilakukan tersebut merupakan awal dan bukanlah akhir dalam mensukseskan ketahanan keluarga.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua DPRD Kota Depok, Supariyono saat ditemui Harian Sederhana di ruang kerjanya belum lama ini. Dirinya menyebut Pemkot Depok harus juga menyelenggarakan kursus sesudah menikah. Sebab dalam kursus pra nikah itu hanya memberikan pemahaman bagaimana seorang pria menjadi suami yang baik dan begitu pun sebaliknya.
“Ga cukup dalam kursus pra nikah itu memberikan pemahaman bagaimana menjadi ayah dan ibu yang baik. Karena itu, DPAPMK harus lebih sering mengadakan pelatihan parenting,” tuturnya.
Hal ini dikarenakan, orang tua yang memahami ilmu parenting akan sangat bermanfaat dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas sesuai program ketahanan keluarga.
“Parenting ini bertujuan untuk meningkatkan potensi ketahanan keluarga. Bagaimana menggunakan waktu orangtua yang ada dalam mendidik anaknya agar menjadi anak yang sukses,” katanya.
Politisi PKS ini pun memberikan gambaran, ada suatu kondisi anak yang jarang bertemu orangtuanya bisa sukses dan ada juga anak yang gagal walapun memiliki banyak waktu bertemu orangtuanya.
“Apa yang membuat itu, visi ibunya yang harus diperbaiki sehingga bisa memanfaatkan waktu yang ada secara maksimal,” katanya.
Karenanya, lanjut Suparyono, apa yang dilakukan Pemkot Depok dalam menyelenggarakan kursus pra nikah harus juga diiringi dengan pembinaan sesudah menikah agar terciptanya keluarga yang kokoh, tangguh, dan harmonis.
Pemerintah sendiri, sambungnya, program edukasi dan konsultasi gratis harus diperluas jangkauannya sehingga lebih mudah diakses. Dibutuhkan juga penyadaran kepada keluarga untuk pro aktif dalam menyelesaikan masalah dan tidak menunda atau bahkan membiarkan.
“Apakah itu masalah relasi suami-istri atau masalah pengasuhan anak. Kapasitas keluarga saat ini memang harus diupgrade karena situasi kondisi kehidupan yang kompleks dan juga tergerusnya nilai-nilai serta norma kehidupan,” paparnya.
Dia juga menegaskan, pentingnya penguatan keluarga dinilai sangat penting. Karena pondasi awal adalah keluarga. Bilamana keluarga kuat maka permasalahan sosial seperti LGBT, penyalahgunaan narkoba dan lainnya dapat teratasi.
“Keluarga itu pondasi awal. Makanya harus diperkuat. Orangtua harus terus dibina agar memiliki visi dalam mengelola keluarga dan mendidik anak-anaknya. Salah satunya dengan memperkuat pendidikan agama,” tandasnya.