Metro Depok – Sebagai salah satu rangkaian kegiatan HUT ke-50 BPJS Kesehatan pada 15 Juli, jajaran Direksi BPJS Kesehatan terjun langsung meninjau sekaligus memberikan pelayanan di sejumlah Kantor Cabang BPJS Kesehatan, Kamis (12/07).
Di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Depok yang berlokasi di Jalan Raya Margonda, para peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang datang berkunjung mendapatkan pelayanan langsung dari Deputi Direksi Bidang Perencanaan dan Evaluasi Organisasi BPJS Kesehatan Arief Witjaksono.
“Kegiatan eksekutif frontliner ini merupakan salah satu wujud komitmen kami dalam menjaga dan mengoptimalkan mutu pelayanan kepada peserta JKN-KIS,” ungkap Arief didampingi Kepala Cabang BPJS Kesehatan Depok Maya Febriyanti Wulandari dan segenap jajaran BPJS Cabang Kesehatan Depok.
Ditegaskannya, kepuasan dan loyalitas peserta menjadi prioritas BPJS Kesehatan. Untuk itu, ke depannya pihaknya berharap para Duta BPJS Kesehatan makin terpacu untuk memaksimalkan layanan.
“Hal ini dilaksanakan juga dalam rangka memastikan peserta JKN-KIS mendapat pelayanan terbaik. Kualitas layanan tidak boleh stagnan karena ekspektasi peserta akan terus meningkat,” tuturnya usai melayani peserta JKN-KIS.
Dalam kesempatan tersebut, para direksi dan senior leader BPJS Kesehatan Depok menggantikan sementara tugas frontliner BPJS Kesehatan untuk memberikan pelayanan langsung kepada peserta JKN-KIS maupun masyarakat umum yang mendatangi Kantor Cabang BPJS Kesehatan, khususnya di Loket Fast Track (Pelayanan Cepat).
“Berinteraksi dan melayani langsung peserta JKN-KIS tentu menjadi kesan tersendiri bagi kami. Tugas frontliner sebagai garda terdepan pelayanan peserta JKN-KIS di Kantor BPJS Kesehatan memiliki tantangan tersendiri,” ucap Arief.
Menurut Arief, jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang menerapkan sistem jaminan sosial, pertumbuhan peserta program jaminan kesehatan di Indonesia terbilang amat pesat.
“Hanya dalam waktu 4 tahun, program JKN-KIS telah mengcover hampir 80% penduduk Indonesia. Sebagai pembanding, negara yang menjalankan program jaminan sosial sejak lama seperti Jerman, sekitar 120 tahun baru mengcover 85% populasi penduduk. Austria 79 tahun mengcover 99% penduduk. Sementara Jepang perlu 36 tahun. Sedangkan Belgia 118 tahun untuk bisa 100%,” paparnya.
Saat ini, lanjutnya, program JKN-KIS telah menjadi program jaminan kesehatan terbesar di dunia jika melihat jumlah kepesertaannya yang telah melampaui 198,8 juta dan dilaksanakan melalui pendekatan single payer institution.
“Jumlah ini dipastikan akan terus bertambah hingga tercapai cita-cita Universal Health Coverage (UHC) alias Cakupan Kesehatan Semesta, sehingga nantinya seluruh penduduk Indonesia akan terlindungi oleh jaminan kesehatan JKN-KIS yang berkualitas dan berkesinambungan. Oleh karenanya, semangat Duta BPJS Kesehatan untuk mengabdi pada negeri tak boleh surut. Pelayanan prima harus tetap jadi yang utama,” kata Arief. (Her/MD/JPG)