Harian Sederhana, Sukabumi – Agnes Kusuma Handari (53) geram karena namanya dicatut menjadi salah satu pelaku video ujaran kebencian terhadap Presiden Jokowi saat aksi di Kantor Bawaslu. Wanita yang berprofesi sebagai guru SD itu akhirnya angkat bicara dan melaporkan kasusnya ke Mapolresta Sukabumi.
Agnes mendatangai Mapolresta Sukabumi untuk melakukan klarifikasi. Dia mengaku, saat aksi demonstrasi di Bawaslu RI pada Jum’at (10/5/2019) lalu, ia sedang mengajar di sekolahnya. Dan dirinya tidak sedikitpun terlibat, dalam video viral yang berisikan ancaman terhadap Presiden Jokowi itu.
“Saat demonstran terjadi di Jakarta. Saya sendiri jelas sedang mengajar di sekolah, berarti jelas bukan saya,” kilah Agnes.
Untuk membuktikan dirinya tak bersalah, Agnes juga menunjukan beberapa bukti dan saksi bahwa memang dirinya berada di Sukabumi bukan Ikut Aksi Demonstrasi di Bawaslu RI. Bahkan Agnes menunjukan bukti berupak struk belanja. Di mana dirinya, belanja usai mengajar di sekolahnya. “Pada hari itu, sepulang sekolah saya belanja. bukti pembayarannya juga ada,” ungkapnya.
Dirinya juga menyayangkan, adanya info di media sosial yang terus menyebar dengan cepat. Padahal dirinya bersama rekan rekan guru sudah melakukan kalrifikasi, tetapi kabar tersebut malah terus tersebar luas di medsos.
“Makanya saya datang ke kantor Polres untuk Klarifikasi, sekali lagi saya tegaskan, perempuan yang ada di dalam video tersebut bukan saya,” tandasnya.
Sementara itu, Kapolres Sukabumi Kota AKBP Susatyo Purnomo Condro menuturkan, kedatangan seorang guru perempuan SD bernama Agnes. Dirinya datang secara sukarela didampingi suaminya untuk mengklarifikasi. Termasuk membawa sejumlah bukti dan saksi bahwa dia tidak sedang di Jakarta saat kejadian demontrasi di Bawaslu RI.
“Ibu Agnes ini menyatakan pada Jumat mengajar di Sukabumi, dan disertai dengan beberapa bukti dan saksi bahwa ia tidak di Jakarta,” paparnya.
Kendati demikian, Susatyo menegaskan kasus tersebut tetap diselidiki. Khususnya oleh jajaran Polda Metro Jaya, terutama mengejar perempuan berkacamata yang terlibat dalam video penggal Jokowi tersebut.
“Sekali lagi saya meminta warganet, untuk tidak menyebar informasi yang belum tentu benar. Ini ada nama baik orang lain yang terganggu, akibat info di media sosial dan warganet,” terangnya.
Sebelumnya sempat ramai, bahwa perempuan berkacamata hitam dalam video tersebut diduga seorang guru di Sukabumi. Dalam video tersebut, wanita yang menyerupai Agnes ini mendukung ujaran ancaman tersangka HS kepada Presiden RI saat aksi demonstrasi di Bawaslu RI yang kini sudah diamankan pihak kepolisian Polda Metro Jaya.
(*)