Harian Sederhana, Depok – Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) meminta pemerintah melindungi identitas pasien dan mantan pasien Covid-19 atau corona dan keluarganya agar tidak dikucilkan oleh masyarakat.
Hal ini ditegaskan oleh Ketua DKR Kota Depok, Roy Pangharapan dalam aksi damai dan Solidaritas DKR untuk pasien dan mantan pasien Corona di Kota Depok, Kamis (12/03).
DKR menurutnya meminta perlakuan masyarakat dan pemerintah pada mantan pasien Corona dan keluarganya asal Kota Depok yang mengalami depresi, diperlakukan dengan sebaik-baiknya. Pada aksi ini, DKR ikut mendoakan agar pasien segera sehat kembali dan pulih seperti sediakala.
“Kami meminta agar pemerintah menjaga kerahasiaan pasien dan keluarga. Karena ada kasus pasien depresi setelah identitasnya dan keluarga dipublis dan diketahui masyarakat,” tegasnya.
DKR meminta agar masyarakat tidak mengucilkan mantan pasien dan keluarga sehingga menyebabkan depresi. Roy juga mengimbau warga Depok menjalankan PHBS secara terus menerus sepanjang waktu.
“Pemerintah Kota Depok harus melindungi pasien walaupun sudah sembuh. Jangan sampai ketakutan dan kepanikan lingkungan masyarakat justru merugikan keluarga pasien,” tegasnya.
Ia mempertanyakan program sosialisasi pemerintah kepada masyarakat langsung agar masyarakat menerima informasi yang benar dan tidak menciptakan ketakutan maupun kepanikan.
“Jangan tiap hari hanya konferensi pers melaporkan penambahan jumlah korban tapi tidak ada pendekatan dan sosialisasi ke masyarakat. Itu hanya akan menambah ketakutan dan kepanikan masyarakat,” katanya.
Ketakutan dan kepanikan masyarakat menurutnya yang akan menyebabkan kesalahan bersikap oleh masyarakat pada mantan pasien dan keluarga seperti yang terjadi di Depok.
“Pemerintah khususnya Pemerintah Kota Depok perlu segera melakukan forum-forum sosialisasi ke masyarakat langsung bisa di kantor Balai Kota Depok, atau di rumah sakit atau malah di RT dan RW seluruh Depok,” kata Roy.
Untuk itu, menurutnya seluruh RT dan RW Siaga di seluruh Kota Depok siap menunggu penjelasan dan sosialisasi dari pemerintah agar tidak hanya ketakutan karena penambahan jumlah pasien positif corona yang dibaca dan ditonton di media.
“Bayangkan kalau setiap hari dengan penambahan kasus tapi tanpa penjelasan langsung cara mengatasinya dari pemerintah, pasti semua orang pasti terteror dan bersikap salah pada mantan pasien dan keluarga,” tandasnya. (*)