Harian Sederhana, Cikarang – Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mempertanyakan pendapatan Migas yang dikelola oleh PT. Bina Bangun Wibawa Mukti (BBWM) setiap tahunnya kurang maksimal. Mereka menilai pendapatan daerah semakin anjlok.
“Di zaman kepemimpinan Bupati Sa’duddin, Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp 33 miliar sekarang tinggal Rp 2,5 miliar. Ini anjlok banget,” kata Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Bekasi Muhamad Nuh kepada Harian Sederhana di Cikarang, Selasa (16/7/2019).
Menurut Nuh, harus ada audit potensi dan manajemen di PT. BBWM sebuah perusahaan pengelola Minyak dan Gas (Migas) milik Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bekasi tersebut.
Audit petensi itu berkaitan dengan berapa jumlah sumur gas yang di kelola dari perusahaan pelat merah itu. Sebab katanya, informasi dari pihak-pihak BBWM telah mengalami penurunan potensi.
“Kami menduga yang namanya pembentukan BBWM sebagai BUMD sudah menghitung potensi. Nggak mungkin potensi yang sedikit dibentuk BBWM, sayang,” kata Nuh.
Nuh mendapatkan laporan jika potensi Migas ada yang menyebutkan selama 60 tahun sampai 100 tahun. Namun tiba-tiba potensinya drop.
“Menurut saya, Bupati Bekasi harus berani melakukan audit potensi. Ada berapa sumur yang digali dan totalnya? Sumur yang digali ada berapa potensinya? Kemudian di jual kemana saja. Kenapa PAD sekian, ini harus dihitung,” tegas Nuh.
Dia juga mengusulkan kepada pemerintah daerah agar audit potensinya dilakukan oleh lembaga apresial yang independen. “Independen yang bagus saja,” kata dia.
Kedua, audit manajemen. Artinya, apakah orang-orang yang ditunjuk manajemen benar-benar memahami persoalan Migas. “Karena akan berdampak pada hasil,” jelasnya.
Nuh menambahkan jika hal tersebut tidak segera di audit, ini akan menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat Kabupaten Bekasi. “Hampir 10 tahun pendapatan di bawah, dikhawatirkan tidak mengerti manajemen, menjual dan pengelolanya,” katanya.
Saat Harian Sederhana mendatangi Kantor PT. BBWM yang beralamat di Jalan Ahmad Yani No. 3, Kelurahan Margajaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, pihak manajemen belum bisa dikonfirmasi lebih lanjut.
Sebelumnya, PT BBWM meraih penghargaan sebagai The Best Regional State Owned atau perusahaan daerah terbaik. Penghargaan tersebut diberikan oleh PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) pada malam Apresiasi Pencapaian Lifting Minyak dan Gas 2018 bertajuk ‘Empowering Nation in Harmony’ di Hotel Intercontinental, Bandung, awal Februari lalu.
Direktur Utama PT. BBWM, Prananto Sukodjatmoko menyampaikan rasa syukur atas torehan prestasi yang berhasil diraih perusahaan yang dipimpinnya itu.
“Semoga raihan prestasi ini menjadi pelecut semangat kami untuk terus meningkatkan kinerja perusahaan,” kata Prananto di Cikarang, Rabu, seperti dikutip dari antaranews.com.
Menurut dia, kompetisi ke depan menuntut perusahaan untuk dapat bekerja lebih agresif lagi agar mampu terus eksis di tengah persaingan global.
“Hal ini tentu tidak terlepas dari manajemen dan etos kerja yang sehat, mandiri, serta konsistensi dalam berinovasi mengolah migas. Pencapaian ini tidak lantas membuat kami puas dan berhenti di titik ini, namun bagaimana upaya untuk lebih memajukan perusahaan,” ujarnya.
Menilik sejarah perusahaan, PT. BBWM yang berdiri pada 30 Desember 2002 silam itu bergerak di bidang pengembangan infrastruktur, minyak dan gas bumi karena melihat potensi daerah yang memiliki Sumber Daya Alam (SDA) berupa minyak dan gas bumi potensial di Lapangan Tambun, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.
(*)