Menu

Mode Gelap
Perjuangan Nanu Membangun Bisnis Advertising Mulai Bisnis WO dari Nol, Kini Teh Yani Kantongi Omset Ratusan Juta Per Bulan

Bogor

DPRD Dukung Sistem Kanalisasi 2-1

badge-check


					Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto Perbesar

Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto

Harian Sederhana, Cibinong – Permasalahan kemacetan di jalur Puncak memang sudah dinanti oleh masyarakat khususnya yang tinggal di kawasan tersebut. Karenanya dibutuhkan penanganan khusus untuk mengatasi permasalahan yang sudah puluhan tahun itu.

Terkait wacana penerapan sistem kanalisasi 2-1 untuk menggantikan sistem one way yang sudah 32 tahun diterapkan, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto pun angkat bicara. Ia menegaskan mendukung penuh apa yang sedang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi kemacetan di kawasan Puncak.

Rudy menerangkan permasalahan kemacetan di kawasan Puncak adalah problem klasik yang harus segera dituntaskan. Ia mengatakan, penerapan sistem kanalisasi 2-1 yang bakal diterapkan dinilai tepat dalam upaya menangani permasalahan kemacetan tersebut.

Namun, kata dia, pengkajian dalam menerapkan sistem tersebut sangat perlu dilakukan. Selain itu perlu uji coba dalam penerapan karena hal tersebut sangat berdampak bagi masyarakat dan pelaku usaha yang ada di kawasan jalur puncak.

“Jika uji coba berhasil, sudah tentu sangat membantu masyarakat yang terlibat menjadi pelaku ekonomi di kawasan sekitar, pasti bertambah hal positif kan,” kata Rudy kepada Harian Sederhana, Senin (07/10).

Rudy menilai, sistem kanalisasi 2-1 yang diberlakukan di lajur Puncak akan berpengaruh positif terhadap sektor ekonomi masyarakat, terlebih yang menjadi pelaku usaha di sekitar kawasan Puncak.

“Contoh usaha kuliner atau rumah makan, jika diberlakukan sistem tersebut maka restoran di dua sisi jalan akan mengalami pendapatan yang sesuai,” kata Rudy.

Rudi berharap ada terobosan baru dalam menangani masalah ‘klasik’ tersebut karena sistem 2-1 atau sistem dua arah yang dilakukan sifatnya hanya sementara. “Obatnya cuma satu dalam menangani masalah ini, yaitu ada di Kementrian Pusat. Segera selesaikan Jalur Puncak 2, itulah satu-satunya solusi,” ujar Rudy.

Pria yang hobi menunggangi motor kros ini membenarkan penyebab kemacetan yang sering terjadi di kawasan Puncak tidak sebandingnya antara kapasitas jalan dengan volume kendaraan yang melintas.

“Ya kan panjang jalan sama volume kendaraan yang melintas di jalur tersebut tidak sebanding. Apalagi pas akhir pekan bisa mencapai 19 ribu kendaraan yang melalui jalan tersebut,” bebernya.

Senada dengan Rudy, Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Bogor, Agus Salim mengaku sangat setuju terhadap langkah dan keinginan Bupati dalam menyelesaikan masalah macet di Jalur Puncak yang terkenal sudah ‘lumutan’.

“Untuk masalah kemacetan di jalur Puncak seperti diketahui bersama adalah masalah klasik. Karena itu saya menilai perlu ada langkah yang pas untuk mengatasi kemacetan di kawasan itu, ya salah satunya adalah Puncak 2,” tuturnya.

Agus katakan, langkah yang dilakukan Ade Yasin sudah sangat tepat. Mulai dari strategi perluasan jalan hingga perapihan para pedagang kaki lima yang ada. Namun, antusias dan kecintaan masyarakat terhadap wisata alam Puncak masih terlalu tinggi, karena itu penanganannya tidak selesai hanya sampai di teknik perluasan jalan.

“Wisata Puncak yang terkenal akan kealamian udaranya menjadi daya tarik yang luar biasa, itu yang harus dipikirkan dan akan kita kolaborasikan dengan eksekutif atau birokrasi,” ujarnya.

Lebih jauh dia mengatakan, opsi pembangunan jalur Puncak 2 cukup menjanjikan mengingat rencana tersebut sudah jadi target utama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor sejak lama.

Langkah yang diambil Ade Yasin untuk mendorong pembangunan tersebut ke arah pemerintah pusat dinilainya sendiri sudah tepat. Hal itu dikarenakan pembangunan tidak bisa dilakukan jika menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau APBD Pemkab Bogor.

Agus menjelaskan dalam beberapa hari terakhir, proses penyelesaian kemacetan jalur Puncak menjadi agenda yang rutin dibicarakan antara legislatif dan eksekutif. “Kita akan terus mengawal ini, semoga dapat direalisasikan secepatnya ya,” tutur Ketua DPD PKS Kabupaten Bogor tersebut.

Seperti diketahui untuk masyarakat Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pastinya tidak asing lagi di telinga soal rekayasa lalu lintas one way atau sistem satu arah di jalur Puncak, Bogor yang biasanya diberlakukan setiap akhir pekan.

Dari informasi yang dihimpun Harian Sederhana, one way di jalur Puncak sudah berlangsung pada tahun 1987 dan sampai saat ini sistem tersebut telah berlaku selama 32 tahun. One way sendiri diterapkan untuk mengakomodir wisatawan yang hendak melancong ke Taman Safari Indonesia.

Ternyata sistem tersebut belum bisa menjadi solusi dalam mengurai kemacetan di jalur Puncak. Hal tersebut pun tersirat saat Bupati Bogor, Ade Yasin sempat angkat bicara perihal solusi mengatasi kemacetan jalur Puncak yang dinilainya semakin pelik.

Setelah 32 tahun on way diterapkan, tampaknya sebentar lagi sistem tersebut akan berakhir. Pasalnya, sistem kanalisasi 2-1 bakal diuji coba di jalur Puncak. Kanalisasi ini diterapkan untuk menggantikan sistem one way atau satu arah yang biasa dilakukan di Puncak.

Kanalisasi 2-1 artinya dua kendaraan naik menuju puncak, sedangkan satu kendaraan turun menuju Jakarta atau sebaliknya. Harapan diterapkannya sistem dua jalur ke atas satu jalur ke bawah ini bisa mengurai kemacetan di kawasan Puncak.

Keputusan penerapan kanalisasi sendiri telah disepakati oleh Polres Bogor, Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Bogor serta Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) ketika rapat mengatasi kemacetan di Jalan Raya Puncak.

Kasat Lantas Polresta Bogor, AKP Fadli Amri menuturkan sistem kanalisasi 2-1 ini rencananya akan dilakukan uji coba pada 27 Oktober 2019. Untuk itu dirinya menilai rencana penerapan sistem baru tersebut perlu sosialisasi yang masif.

“Sementara sudah dijadwalkan tadi bersama kepala badan, BPTJ, rencana pada 27 Oktober akan dilaksanakan uji coba kanalisasi 2-1. Ini butuh sosialisasi yang luas,” tuturnya selepas mengikuti rapat Save The Puncak di Kantor Bappedalitbang, Cibinong, Kabupaten Bogor, Kamis (03/10).

Fadli pun menerangkan secara gamblang sistem one way dan kanalisasi 2-1. One way adalah kendaraan melintas bergantian dari Simpang Gadog menuju Puncak Pass atau sebaliknya, sedangkan kanalisasi 2-1 adalah sistem dimana kendaraan bisa melintas di kedua arah di Jalan Raya Puncak.

“Intinya kita membagi jalan. Kalau pagi itu kan one way naik (Simpang Gadog-Puncak Pass). Jadi, kalau 2-1, dua kendaraan naik, satu turun. Kalau misalnya one way itu tiga mobil bisa naik sejajar, pada sistem 2-1 ini, dua mobil bisa naik sejajar dan satu kendaraan dari lawan arah, dapat turun. Jadi dipersempit jalurnya,” paparnya.

Dia menegaskan, bila kanalisasi diterapkan maka waktu tempuh untuk sampai ke tujuan akan lebih lama. Sebab, jalur yang dilintasi kendaraan menjadi lebih sempit dari biasanya.

“Bila dengan one way ke atas misalnya dari Gadog ke Puncak memakan waktu 3 jam, dengan kanalisasi 2-1 bisa memakan waktu 6 jam. Ketika kanalisasi 2-1 dilakukan, jalan menyempit tapi arus lalu lintas akan tetap sama,” jelas dia.

Fadli menerangkan, tujuan dari kanalisasi 2-1 ini diterapkan supaya masyarakat dapat memakai Jalan Raya Puncak selama 24 jam. Nantinya, untuk skema awal kanalisasi 2-1 ini dari Simpang Gadog sampai Taman Safari Indonesia. Namun skema tersebut masih bisa berubah.

“Saya sampaikan kalau one way kan dari Simpang Gadog sampai Puncak Pass. Untuk sistem 2-1 ini, akan dianev. Apakah perlu diperpanjang atau bagaimana yang jelas ini mencari solusi, perlu perbaikan,” kata Fadli.

Sementara itu, untuk menyukseskan rencana penerapan sistem kanalisasi, BPTJ rencananya akan mempersiapkan seribu traffic cone yang bertujuan untuk membantu lancarnya arus lalu lintas di kawasan tersebut.

“Untuk kanalisasi 2-1 ini BPTJ sampai mengadakan seribu traffic cone. Nantinya traffic cone itu akan kami pasang mulai dari Gadog, Ciawi sampai simpang TSI (Taman Safari Indonesia) Cisarua,” imbuh Kepala BPTJ, Bambang Prihartono.

Sistem rekayasa lalu lintas kanalisasi 2-1 ini diakuinya akan menggantikan sistem one way yang selama ini diberlakukan di setiap akhir pekan. Biasanya, sistem jalur satu arah itu pun dilakukan saat musim liburan atau saat arus lalu lintas di Puncak berstatus padat.

“Pemasangan 1.000 traffic cone dilakukan mulai pukul 04.00 WIB, pukul 07.00 mulai diberlakukan kanalisasi 2-1 hingga pukul 12.00 WIB. Lalu sebaliknya, dari pukul 13.00 hingga pukul 17.00 WIB. Kami bersama Polres Bogor, Dishub Kabupaten Bogor dan polisi lingkungan warga (Polingga) akan mengatur keberadaan traffic cone ini,” imbuhnya.

Bambang menerangkan, jajarannya juga akan menempatkan petugas Satlantas Polres Bogor, Dinas Perhubungan dan Polingga di setiap 200 meter jalan agar pengendara lalu lintas patuh terhadap aturan baru ini.

Nantinya ratusan personel gabungan itu akan berkoordinasi dengan Kasat Lantas Polres Bogor agar pengendara tidak melalui batas jalan atau malah menimbulkan kemacetan baru.

“Kami pun akan bekerja sama dengan PT Jasa Marga akan menyosialisasikan sistem rekayasa lalu lintas kanalisasi 2-1 ini mulai dari Pintu Tol Jagorawi Cibubur hingga Pintu Tol Gadog, Ciawi,” kata Bambang.

Terkait jumlah personel Polingga yang diturunkan, setidaknya ada 40 personel yang ditempatkan di titik-titik kemacetan atau sepanjang Jalan Raya Puncak mulai dari Gadog, Ciawi, hingga TSI Cisarua.

“Untuk honor puluhan Polingga ini, nantinya akan ditanggung PHRI (Persatuan Hotel Restoran Indonesia) Kabupaten Bogor. Hal itu karena kita butuh peran swasta untuk mengurai kemacetan lalu lintas di kawasan Puncak,” tandasnya. (*)

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

2.176 Calon Jemaah Haji Karawang Gagal Berangkat

4 Juni 2020 - 08:10 WIB

Kota Depok Siap Laksanakan AKB

4 Juni 2020 - 07:30 WIB

Angka Kehamilan di Bogor Tinggi Saat Pandemi Covid-19

4 Juni 2020 - 02:56 WIB

Depok Ajukan PSBB Proporsional 5-19 Juni

3 Juni 2020 - 22:47 WIB

Beras Bansos di Gunung Putri Kurang Berkualitas

3 Juni 2020 - 22:40 WIB

Trending di Bogor