Harian Sederhana, Depok – Kementerian Kelautan Republik Indonesia kini tengah berupaya untuk mensosialisasikan program “Gemar Makan Ikan” untuk seluruh masyarakat, karena olahan ikan banyak memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh.
Pemikiran tersebut ternyata bisa menjadi celah bagi para pelaku usaha untuk membuat inovasi produk kuliner. Seperti yang dilakukan oleh Evi Riana, Ketua Usaha Menengah Kecil Berbasis Masyarakat atau UMKM dengan meluncurkan makanan unggulan hasil olahan ikan yaitu Bakso, Otak-Otak, dan Somai (BOS).
Kepada Harian Sederhana, Evi menceritakan kiprahnya membangun bisnis yaitu ketika dia bersama puluhan rekannya mengikuti kegiatan pengolahan ikan yang diselenggarakan oleh Kementrian Kelautan pada Agustus 2018 lalu.
“Kami diajarkan, pengolahan ikan taste, manajemennya. Setelah dapat ilmu sayang kalau tidak dimanfaatkan kebetulan saya itu kedatangan lembaga pondok pesantren yang menawarkan kerjasama,” katanya.
Gayung bersambut, dengan kerjasama tersebut dibentuklah kelompok-kelompok kecil disitu, anggotanya diberi keterampilan lewat bimbingan Evi Dkk untuk menciptakan produk yang nantinya bisa dilempar ke pasaran. “Saya dan beberapa rekan jadi mentornya,” tegasnya.
Menurut dia, selama ini makanan ringan dengan bahan ikan tersebut sering ditemukan di pasaran dengan konsep tepung lebih banyak dari ikan. Disini, Evi mencoba memberikan edukasi kepada para anggotanya agar lebih mengutamakan komoditi ikan.
Oleh sebab itu, produk unggulan yang diusung oleh wanita berhijab ini diakui berbeda dari yang lain. Rasa gurih akan terasa di mulut ketika mencicipi Baso, Otak-Otak Somay ciptaannya.
“Saya usaha sudah satu tahun, kebetulan saat ini saya lebih fokus ke frozennya. Saya jual somai per 500 gram Rp 30 ribu isi 20, otak-otak isi 27 Rp 30 ribu, bakso ikan isi 40 buah Rp 35 ribu,” jelasnya.
Omset pun merangkak mengalami kenaikan, bisa dibayangkan dalam satu bulan dirinya berhasil meraup keuntungan Rp 5 Juta. Dirinya berpesan kepada pengusaha pemula agar jangan mengenal patah semangat. Berbagai, kondisi dalam membangun usaha pasti akan dihadapi intinya adalah buatlah produk yang murah taoibtidak murahan.
“Kalau menurut saya, untuk mempunyai produk jangan patah semangat contoh kalau kemahalan, belum ada yang suka disitu kita cari market mana kostumer yang mau dituju kalau kelas a tentu kualitas tinggi kalau b kita sesuaikan murah boleh tapi tidak murahan tetap menjaga kualitas kita buat produksi dengan cinta,” tandasnya.
“Jangan kecil hati produk kita mahal pasti akan ada pangsa pasar meski kita pengusaha baru, dengan banyak usaha yang sama seperti kita saya rasakan seperti itu. Nanti pelanggan cari,” tutupnya. (*)