Harian Sederhana – Setiap manusia memiliki keahlian, yang sesungguhnya bisa dijadikan sebuah modal untuk mengembangkan diri. Namun, rasa percaya diri dan daya juang yang rendah melemahkan niat untuk terjun ke dunia usaha.
Tentunya, butuh referensi yang menginspirasi kita untuk mendorong dan membangkitkan diri. Harian Sederhana mencoba mencari sosok inspiratif yang mampu membangkitkan gairah pembaca. Heni Yuliani, pemilik brand Rajutan Hennol membagi sedikit energi positif dirinya membagi sedikit cerita mengenai usahanya.
Berawal dari kemampuannya mengolah benang menjadi berbagai macam produk busana, Henni mencoba menciptakan suasana baru pada bidang fashion.
“Saya membuat baju sampai taplak meja, semuanya buatan tangan (Handmade),” ucap Heni, Rabu (27/03).
Menurut dia, produk buah tangannya itu diakui berkualitas dibuat dengan sangat rapih dan menggunakan bahan baku benang. Dijamin, sangat berbeda dengan pakaian yang dibuat dengan bantuan mesin.
“Untuk baju wanita, saya menggunakan bahan Polly Cotton. Bisa dibandingkan dengan fashion lainnya, produk saya lebih terjamin,” bebernya.
Wanita berhijab ini menuturkan, tidak takut menghadapi persaingan karena telah memiliki pasar tersendiri untuk karyanya. Dalam sebulan, omset Rajutan Hennol semakin melejit dengan keuntungan Rp 10 – 15 Juta.
“Saingan saya paling produk dari Kota Yogyakarta, dia handmade juga. Tapi, tidak khawatir karena saya punya banyak inovasi,” bebernya.
Perempuan berdarah Betawi ini menegaskan, hingga kini dirinya telah memiliki gallery yang menjadi tempat menyimpan dan membuat seluruh produknya. Keberhasilan tidak lantas membuatnya tinggi hati, dirinya mengatakan banyak pihak yang membantu salah satunya Dinas DKUM Pemkot Depok.
“DKUM sering mengadakan kegiatan, seperti bazar dan pelatihan. Alhamdulilah saya berkesempatan ikut tanpa dipungut biaya, selama ini Pemerintah Kota Depok cukup membantu terutama untuk kemajuan UMKM,” tandasnya.
Saat ditanya mengenai harga jual produknya, Heni yang juga anggota UMKM WUB Depok ini menerangkan tergantung dari kesulitan dalam pembuatannya. Satu helai baju wanita dipatok sekitar Rp 300-800 ribu.
“Kalau tas tergantung ukuran, dari harga Rp 275 sampai 500 ribu, dompet cover Rp100 hingga 250 ribu. Paling mahal taplak meja, bisa sampai Rp 1,5 Juta,” pungkasnya.