Harian Sederhana, Depok – Pengamat kebijakan publik Universitas Indonesia (UI), Lisman Manurung menilai rencana Depok memilih bergabung dengan DKI Jakarta dibanding Bogor Raya sebagai jalan tengah yang baik.
Hal ini dikarenakan persoalan yang harus diselesaikan lebih banyak yang berkaitan dengan DKI. Misalnya saja dari sisi transportasi, kata dia, beban yang paling rumit itu adalah dari Depok menuju Jakarta, bukan menuju Bogor.
“Sehingga yang mau diselesaikan itu beban warga Depok yang selalu bergumul berat menuju Jakarta,” katanya Selasa (20/08).
Sehingga jika memang Depok bergabung dengan Jakarta maka kolaborasi tersebut akan bisa mengatasi permasalahan publik yang terjadi selama ini di bidang transportasi dan tenaga kerja. Hal ini juga akan berdampak pada keberhasilan di bidang lingkungan.
“Dengan banyaknya warga yang naik transportasi umum maka kondisi udara juga akan lebih baik. Ini win-win solution,” ungkapnya.
Dengan bergabung Depok ke Jakarta juga akan menolong Bogor. Karena beban angkut warga Bogor pun menjadi berkurang.
“Lalu selanjutnya kalau bisa nanti interkoneksi dan jangan sampai saling menafikkan. Jangan ada ego sektoral birokrasi yang menjadi dominan antar pemimpin karena yang harus diurus adalah rakyat. Jadi kolaborasi menjadi lebih utama untuk membangun interkoneksi dibanding memunculkan ego sektoral birokrasi,” tegasnya.
Diakuin dia bahwa kemungkinan besar Bogor berharap agar Depok masuk pada wilayahnya nantinya. Namun, Lisman menegaskan bahwa yang harus diutamakan adalah kepentingan warga mengingat ada ratusan ribu jiwa yang berjuang menjadi komuter.
“Artinya ini lebih baik diutamakan nanti interkoneksi yang saya maksud bisa dikelola agar warga bisa menikmati. Warga merasa pemerintah hadir. Ketika interkoneksi dibangun maka warga merasa dihargai kepentingan oleh pemda, itu idealnya,” pungkasnya. (*)