Menu

Mode Gelap
Perjuangan Nanu Membangun Bisnis Advertising Mulai Bisnis WO dari Nol, Kini Teh Yani Kantongi Omset Ratusan Juta Per Bulan

Bogor

Gara-gara Proyek Double Track, PDAM Harus Puter Otak

badge-check


					Gara-gara Proyek Double Track, PDAM Harus Puter Otak Perbesar

Harian Sederhana, Bogor – Jika pipa induk PDAM sepanjang 1,7 kilometer di dekat Stasiun Ciomas Rancamaya hingga kuburan Cipaku jadi dipindahkan karena kena proyek double track PT.KAI maka 120 ribu belanggannya akan kekeringan karen distribusi air terganggu.

Untuk mengatasi persoalan tersebut PDAM memiliki dua opsi. Pertama, PT. KAI harus memperkuat struktur di atas pipa induk tersebut, agar pasokan air tetap lancar. Kedua, PDAM hasrus memindahkan pipa tersebut. Namun, hal itu membutuhkan dana sebesar Rp100 miliar.

Baca juga: (Akibat Double Track PT.KAI, Perusahaan Air Minum Terancam Rugi Rp100 Miliar)

Hal tersebut menjadi perhatian banyak pihak tak terkecuali Ketua DPD KNPI Kota Bogor. Menurutnya, PDAM harus memutar otak agar krisis air tidak terjadi. Sebab, pada hakikatnya keberadaan PDAM adalah untuk memberi pasokan air bersih bagi warga.

Ketua DPD KNPI Kota Bogor Bagus Maulana Muhammad mengatakan,
bagaimanapun caranya, agar pasokan air ke masyarakat harus terjaga. Disisilain, pembangunan double track itu juga agar masyarakat mendapat pelayanan transportasi yang baik,” kata Bagus, Kamis (3/10).

Menurut dia, apabila opsi memperkuat struktur adalah pilihan yang paling baik, PDAM dan Pemkot Bogor harus berupaya untuk melobi Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan agar mau melakukan hal itu.

“Ya, harus diupayakan bagaimanapun juga. Kalaupun pipa mesti dipindah, PDAM juga mesti bisa melobi pusat untuk mengucurkan dana,” ungkapnya.

Sementara itu, pengurus DPC Partai Demokrat Kota Bogor, Laode Ndonu mengatakan bahwa pembangunan double track jangan sampai mengorbankan warga.

Masih kata dia, atas dasar itu hanya terdapat dua opsi, yaitu dengan membatalkan proyek tersebut atau membangun jalur tanpa mengganggu pasokan air bersih bagi warga Kota Hujan.

“Buat apa membangun, tapi ujungnya menyengsarakan rakyat. Lebih baik batalkan saja. Kalaupun mau dilanjut, ya jangan sampai mengganggu kepentingan warga. Bila perlu pindahkan jangan dibangun disitu relnya,” tegasnya.

Ia menilai bahwa pembangunan harus dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Sehingga Dirjen Perkeretaapian harus dapat memberikan solusi terbaik. “Intinya pembangunan jangan sampai menyengsarakan warga,” ucap dia.

Terpisah, Wakil Walikota Bogor, Dedie A Rachim menyatakan, jika sejauh ini belum ada pembicaraan terkait hal tersebut. Namun lantaran double track adalah proyek strategis nasional, maka pemkot akan segera berkoordinasi dengan pusat untuk membahas hal itu.

“Double track kan sudah jadi proyek strategis nasional. Nanti secara teknis pasti akan kami dkrong untuk mencarikan solusi. Saya akan segera membahas ini dengan PDAM,” paparnya.

Sebelumnya, Direktur Tehnik PDAM Tirta Pakuan, Syaban Maulana mengatakan bahwa PDAM memiliki pipa induk sepanjang 1,7 kilometer di kawasan Rancamaya yang berada di lahan milik PT KAI.

“Pipa kami yang terkena pembangunan double track itu dimulai dari Stasiun Ciomas Rancamaya hingga kuburan Cipaku,” ujar Dirtek.

Syaban menyatakan, PDAM memiliki dua pipa berdiameter 1.000 inch dan 700 inch. Pipa tersebut, kata dia, untuk mendistribusikan air ke Istana Bogor dan 80 persen pelanggan. “Kapasitas air yang dialirkan dari pipa itu sekitar 2.000 liter perdetik,” ungkap dia.

Syaban menjelaskan, untuk dapat memindahkan kedua pipa tersebut perusahaan pelat merah itu membutuhkan dana sekitar Rp100 miliar, dan membutuhkan waktu yang sangat lama. “Kita harus siapkan uang sebesar Rp100 miliar untuk memindahkan pipa itu. Kalau harus dipindahkan pun kita bingung uangnya darimana,” tambah dia.

Diakuinya, saat ini pihaknya mencari solusi terbaik dan melakukan koordinasi dengan PT KAI terkait hal tersebut. “Kita selalu rapat dengan tim perencana PT KAI dan kami sudah memberitahukan hal itu sejak awal perencanaan. Kami minta jangan dibongkar atau dipindah. Tapi diperkuat kontrusksinya saja, misalnya dengan dipasang beton,” ungkap Syaban.

Lebih lanjut, kata dia, PDAM telah menyewa lahan PT KAI selama 25 tahun, terhitung sejak 1996 hingga 2021 yang dipergunakan untuk menaruh pipa tersebut dengan kedalaman dua meter. “Kami nyewa lahan itu Rp1,5 miliar pertahun, sewa tersebut berakhir 2021 yang diperpanjang per lima tahun sekali,” pungkas dia. (*)

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

2.176 Calon Jemaah Haji Karawang Gagal Berangkat

4 Juni 2020 - 08:10 WIB

Kota Depok Siap Laksanakan AKB

4 Juni 2020 - 07:30 WIB

Angka Kehamilan di Bogor Tinggi Saat Pandemi Covid-19

4 Juni 2020 - 02:56 WIB

Depok Ajukan PSBB Proporsional 5-19 Juni

3 Juni 2020 - 22:47 WIB

Beras Bansos di Gunung Putri Kurang Berkualitas

3 Juni 2020 - 22:40 WIB

Trending di Bogor