Menu

Mode Gelap
Perjuangan Nanu Membangun Bisnis Advertising Mulai Bisnis WO dari Nol, Kini Teh Yani Kantongi Omset Ratusan Juta Per Bulan

Pendidikan

Hari Kedua PPDB, SMA Negeri Masih Jadi Buruan

badge-check


					Hari Kedua PPDB, SMA Negeri Masih Jadi Buruan Perbesar

Harian Sederhana – Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB pada hari kedua masih diwarnai membludaknya orang tua siswa. Di sejumlah sekolah, para orangtua dan calon peserta PPDB masih ada yang rela mengantri sejak Selasa (18/06) dini hari.

Seperti yang terjadi di SMA Negeri (SMAN) 1 Depok. Dari data yang dihimpun Harian Sederhana diketahui antrean langsung mengular sejak gerbang sekolah itu dibuka pada pukul 07.00 WIB.

Meskipun masih banyak orang tua yang mendatangi sekolah ini, pendaftaran PPDB lebih teratur karena antrean para pendaftar dijaga dan diatur oleh anggota polisi dari Polresta Depok. Lantaran banyaknya pendaftar di sekolah tersebut membuat antrean mencapai panjang sekitar 50 meter.

“Hari ini (kemarin-red) masih banyak yang daftar, tapi sekarang sudah lebih teratur dari hari pertama karena dibantu oleh polisi,” tutur Agus yang merupakan salah satu sekuriti di SMAN 1 Depok, Selasa (18/06).

Agus juga membenarkan, masih ada orang tua yang datang pada 02.00 WIB dini hari. Alasannya agar bisa mendapatkan antrean lebih depan atau mendapatkan nomor antrean kecil sehingga bisa lebih cepat mendaftar dan pulang.

“Pihak sekolah untuk hari kedua mengeluarkan antrean sebanyak 500 nomor. Bahkan sekitar jam 10 pagi antrean perlahan terurai,” katanya.

Sementara itu, Fani salah satu orangtua siswa yang mendaftar mengaku sudah dua kali ke SMA Negeri 1 Depok, yakni pada Selasa dan Senin kemarin. Menurutnya, pada Senin kemarin proses PPDB di SMAN 1 Depok sangat tidak teratur.

“Sudah dua kali saya ke sini. Kalau sekarang gak terlalu ribet antreannya,” kata Fani yang merupakan warga Kelurahan Mampang, Depok.

Ia sengaja mendaftarkan anaknya ke SMAN 1 Depok karena jaraknya yang dekat dengan rumah. Selain itu, ia dan sebagian warga Depok masih menganggap SMAN 1 Depok adalah sekolah favorit.

“Kami harap pihak sekolah memprioritaskan siswa barunya yang dekat dengan rumahnya. Kan ini sistem zonasi, tidak ada yang nitip menitip,” katanya.

Seperti diketahui sebelumnya pada hari pertama pembukaan PPDB di Depok nyaris diwarna kericuhan lantaran diserbu peserta. Di sejumlah sekolah, para orangtua dan calon peserta PPDB bahkan rela mengantri sejak Senin (17/06) dini hari.

Sejumlah Sekolah Menegah Atas atau SMA Negeri favorit yang disesaki para peserta PPDB diantaranya di SMAN 1, SMAN 2 dan SMAN 5. Sebagian besar orangtua bahkan rela datang sejak sekira pukul 02:00 WIB.

Yuke, salah satu orang tua murid mengaku dirinya rela berdesak-desakan sejak pagi lantaran takut tidak kebagian nomor antrian. Alhasil, hari pertama dibukanya PPDB ini pun membuat orang tua saling dorong lantaran membludaknya jumlah pendaftar.

“Iya, tadi pagi (Senin-red) penuh sesak saya sampai kegencet di depan gerbang. Untung ditolong penjaga dan diarahkan masuk kesini,” tutur Yuke saat ditemui di SMAN 1 Depok.

Selain khawatir tidak kebagian nomor antrian, alasan lain para orangtua datang lebih awal lantaran sistem pendaftaran online sulit untuk diakses.

“Saya enggak ngerti eror atau kenapa, dari semalem muter-muter saja webnya. Namanya kita orang tua, pengen anaknya cepat beres mendaftar dan diterima,” kata Yuke.

Bukan hanya Yuke, hal serupa juga dialami Erni yang ingin menyekolahkan anaknya di SMAN 1 Depok. Erni mengaku, tidak hanya sendiri yang sudah berada di SMA 01 Depok sejak pagi, tapi banyak orang tua siswa sudah berada di sekolahan ini.

Memilih SMAN 01 Depok Erni mengaku, karena sekolah ini pertama favorit dan Nilai Evaluasi Murni atau NEM anak perempuanya juga besar dan bisa bersaing dengan anak lainya.

“Bukan itu saja, jarak rumah sama sekolah juga tidak terlalu dekat. Mudah-mudahan bisa diterima,” kata dia berharap.

Usut punya usut, penyebab membludaknya jumlah peserta ternyata semakin diperparah dengan beredarnya informasi bohong alias hoaks yang menyebutkan penerimaan PPDB zonasi berdasarkan nomor urut antrian. Hal itu diakui Ketua PPDB SMAN 1 Depok, Subejo.

Dirinya pun mengatakan, antusiasme masyarakat untuk masuk SMAN 1 Depok ini diluar dugaan. “Jadi ada yang menginfokan zonasi itu siapa yang datang cepat dia yang duluan. Sebenernya ini (PPDB) berdasarkan jarak ya,” katanya.

Subejo tak menampik, ada sebagian besar orang tua yang telah datang untuk mendaftar sejak sekira pukul 02:00 WIB. Membludaknya jumlah peserta semakin diperparah lantaran panitia yang terbatas.

“Iya, tadi ada yang datang dari jam 2 dan jam 3 pagi, padahal dibuka jam 8. Memang hari ini terlihat disini diluar prediksi, panitia juga terbatas,” ujarnya.

Baca Juga : Karut Marut PPDB 2019, Hari Pertama Nyaris Ricuh

Padahal, berdasarkan hasil simulasi pelayanan satu orang akan menghabiskan waktu sekira 10 hingga 11 menit. “Seandainya yang pendaftar 500 enggak mungkin hari ini. Padahal pendaftaran cuma sampe jam 3. Saya berharap orangtua yang belum verifikasi bisa dilengkapi di rumah jadi nanti setelah diverifikasi,” katanya.

Untuk menghindari adanya hal yang tak diinginkan, petugas pun terpaksa membuka sejumlah jendela ruang pendaftaran untuk akses keluar para orang tua mauapun peserta PPDB. Sebabnya, pintu utama telah penuh disesaki antrian.

Hal senada juga diungkapkan Supyana selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Depok. Ia mengatakan kekhawatiran orang tua kehabisan fomulir atau tidak dapat kouta membuat para orang tua rela mendatangi sekolah pada jam 02.00 WIB dini hari.

“Menurut informasi, mereka datang mulai pukul 2 pagi. Minimnya SMA dan SMK juga di Depok jadi begitu kondisinya kita persiapkan 330 orang, maka dari hasil rapat batasan waktu sampai jam 3 sore cuma evaluasi hari ini ambil antrian saja sudah membludak. Ini belum masuk verifikasi dan input data,” kata Supyana kepada wartawan di SMA Negeri 1 Depok, kemarin.

Supyana mengatakan, pendaftaran PPDB 2019 ini luar biasa sejak pagi dini hari sudah ada yang datang. Kata dia, banyak orang tua yang masih mencari informasi.

“Kan yang sudah ambil formulir juga tidak mendaftar hari ini. Prosesnya ambil formulir pendaftaran di sini, verifikasi data kemudian input data. Namun untuk mengantisipasi pembludakan ambil antrian dulu, namun ternyata tidak terbendung karena orang tua murid datang sejak pagi,” jelasnya.

Jelas dia, formulir pedaftaran ada di online dan orang tua atau murid tinggal mengeprint dan ke sekolah. Namun, yang terjadi sekarang orang tua ada yang ambil dua sampai tiga nomor di loket.

“Jadi siapa aja yang duluan ini yang terjadi. Sementara untuk hari ini kami hanya membatasi sampai 330 orang, kemarin 600.Yang bikin pusing itu yang merangsek ke pintu. Kami tidak membatasi nomor antrian, setelah dirapatkan memikirkan kemungkinan yang terjadi,” kata dia.

Untuk itu pihaknya akan memperbaiki antrian di lapangan, meski begitu mereka tertib tapi yang tidak tertib merangsek ke pintu. Ia menambahkan, PPDB mengunakan sistem zonasi yakni zonasi murni, zonasi campuran dan zonasi SKTM. Untuk zonasi murni dan SKTM memperhitungkan jarak rumah ke sekolah.

“Zonasi murni itu sekitar 55 persen, 20 persen SKTM, 15 persen kombinasi jadi 90 persen sisanya perpindahan dan prestasi 5 persen. Prestasi yang agak lama mulai dari keabsahan dokumennya,” tandasnya.

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

BOP Tak Kunjung Cair, PKBM Tak Bisa Bayar Gaji Tutor

2 Juni 2020 - 11:14 WIB

6 Tahun Berdiri, SMK Bina Insan Madani Berikan Kelonggaran Siswa Baru

2 Juni 2020 - 05:11 WIB

Depok Perpanjang Kegiatan Belajar di Rumah Hingga 18 Juni

30 Mei 2020 - 14:47 WIB

Cerita Panitia PPDB : Siswa Titipan, Bikin Pusing

20 Mei 2020 - 10:15 WIB

DPRD Jabar Minta Disdik Fasilitasi Internet PPDB

19 Mei 2020 - 14:08 WIB

Trending di Pendidikan