Harian Sederhana, Kota Sukabumi – Hilang kontak dengan keluarga sejak Minggu (20/7/2019) malam, Amelia (22) yang merupakan warga Kabupaten Cianjur ditemukan tak bernyawa di area pesawahan pinggir Jalan Sarasa, Kampung Bungbulang RT 02/05, Kelurahan Babakan, Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi, Selasa (22/7/2019).
Informasi yang dihimpun, korban ditemukan oleh salah seorang warga yang akan pergi ke sawah dalam keadaan tak bernyawa dengan posisi kepala telungkup dan badan miring ke kanan, setengah telanjang. Kemudian warga pun melaporkan kejadian tersebut ke pihak RT dan selanjutnya dilaporkan ke Polsek Cibeureum.
“Pukul 06.00 WIB ditemukannya oleh orang yang mau ke sawah,” singkat Obit (75), salah seorang warga sekitar.
Paman korban, Gunalan mengatakan pada Sabtu (20/7) siang, korban meminta izin kepada orang tuanya untuk mengurus pendaftaran melanjutkan kuliah S1 ke salah satu Universitas di Bogor. Kemudian pada malam hari sebelum ditemukan dalam keadaan tewas, korban sempat mengabari orangtuanya bahwa dia sudah dapat mobil untuk pulang ke Cianjur. Namun masih kosong, dan dia mengatakan merasa takut.
“Itu terakhir di WA katanya udah mau nyampe, setelah itu WA dari ibunya terkirim masuk tapi tidak dibaca, dan seterusnya ceklis,” ujar Gunalan,
Gunalan melanjutkan, hingga pagi korban tak kunjung sampai dan ibunya pun meminta bantuan kepadanya untuk melacak keberadaan korban.
“Saya cek melalui laptop milik korban dan kebetulan email di laptop dengan hp korban sama. Dari situ terlihat posisi terakhir korban berada di wilayah Sukabumi sebelum Sukaraja,” katanya.
Melihat foto dan video yang beredar di berbagai media sosial, dia pun langsung menuju ke RS Bunut untuk memastikan jika korban dalam foto dan video tersebut adalah keponakannya. “Saya lihat langsung dan memang itu adalah keponakan saya,” ucapnya.
Gunalan berharap, pihak Kepolisian setempat dapat segera mengungkap indentitas pelaku dan diberikan hukuman seberat beratnya. Kemudian terkait akan dilakukanya otopsi terhadap jasad korban, Gunalan menyebutkan bahwa saat ini dia sedang mengkonsultasikanya dengan orang tua korban.
“Kalau saya sebagai pamannya tidak keberatan untuk dilakukan otopsi. Itu demi mengungkap siapa oelakunya, saya ingin pelakunya dihukum seberat-beratnya,” tegasnya.
Kapolres Sukabumi Kota AKBP Susatyo Purnomo Condro saat melihat langsung kondisi mayat di Ruang Instalasi Jenazah RS Bunut mengatakan bahwa saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.
“Ini masih dalam penyelidikan,” ujar Susatyo kepada wartawan.
Untuk sebab-sebab kematian, masih kata Susatyo, juga sedang didalami. Mengenai bercak darah yang menempel di pakaian mayat perempuan tersebut, pihak kepolisian juga masih harus memastikan.
“Yang pasti ini adalah kematian yang tidak wajar. Sesuai undang-undang, maka harus dilakukan otopsi. Setelah otopsi baru bisa diketahui kematian tak wajar itu karena apa. Apakah karena luka atau pukulan benda tumpul dan sebagainya. Itu akan segera kita ketahui,” pungkasnya.
Sesuai hasil otopsi di RSUD R Syamshudin SH, di wajah korban hingga lengan di temukan luka lecet hingga memar yang di akibat kan oleh kekerasan tumpul.
“Dari pemeriksaan luar ditemukan luka-luka, terutama di area wajah.Ada memar dan beberapa luka lecet, terutama di wajah, tapi ada juga yang di lengan.Kalau memar dan luka lecet akibat kekerasan tumpul Bukan benda tumpul,luka akibat Senjata tajam tidak ada.” Ujar Dokter Forensik, Nurul Aida Fadya RSUD R Syamshudin Sh.
Selain Itu lanjut Raida terkait di temukan nya, darah di sekitar kemaluan korban pihaknya masih menunggu hasil laboratorium.
“Dikemaluannya memang dari TKP juga ada darah, kesannya seperti darah menstruasi, tapi nanti kita coba tunggu hasil labnya, karena apusan liat kemaluannya kita kirim ke lab, untuk diketahui apakah darahnya itu darah menstruasi atau bukan dan ada atau tidak kecurigaan persetubuhan.” pungkasnya.
(*)