Harian Sederhana, Depok – Bakal Calon Wali Kota Depok dari Partai PKS, Imam Budi Hartono bersama Acep Al Azhari siap bertarung Pilkada Depok 2020 mendatang. Bahkan keduanya sudah mempersiapkan program dan strategi untuk membangun Depok lebih baik.
Business city adalah salah satu program yang rencananya akan didorong oleh Acep Al Azhari bila dirinya dipercaya masyarakat untuk memimpin Kota Depok. Konsep business city atau kota bisnis sendiri diusung lantaran tengah berkembangnya dan potensi yang dimiliki Kota Depok sendiri.
“Konsep kota bisnis ini saya dorong karena kita lihat geliat UMKM maupun pelaku usaha lainnya terus berkembang di kota ini,” tuturnya selepas acara Ngupi Bersama (Nguber) di Resto Bakoel Samara, Jalan Meruyung, Kelurahan Rangkapan Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Jumat (13/09).
Apalagi Depok diuntungkan lantaran dilalui oleh jalan Tol Cijago dan Tol Desari. UMKM termasuk usaha kreatif tidak harus mati kendati daerahnya dilalui jalan tol. Justru sebaliknya para pelaku UMKM serta pemangku kepentingan di daerah harus memiliki inisiatif dalam memanfaatkan keberadaan tol untuk menghidupkan UMKM.
“Tol itu akan mensuplai kendaraan yang mengakibatkan kemacetan. Namun jangan dilihat dari sisi itu, tapi lihat dari yang lain. Mereka yang datang ke Depok itu punya tujuan-tujuan membangun kota ini misalnya dari sisi bisnis. Nah, pemerintah harus menyediakan sentra atau pusat bisnis untuk mereka (investor) berinvestasi. Jangan dilihat sisi negatif saja keberadaan tol tapi mari kita cari peluang lainnya,” papar Acep.
Dia juga mengatakan, salah satu pemanfaatan keberadaan tol misalnya dengan menyediakan pasar-pasar kuliner khas maupun pasar produk kreatif hingga potensi ekonomi lokal di dekat exit jalan tol.
Dengan begitu, sambung Acep, setiap exit tol akan memiliki daya tarik bagi para pengguna jalan tol untuk mampir untuk menikmati kuliner khas atau produk- produk kreatif daerah. “Maka para pelaku UMKM dan produk kreatif yang dilalui jalan tol tidak perlu khawatir lagi usahanya tidak berkembang atau bahkan mati,” kata Acep.
Untuk terwujudnya Depok Kota Bisnis maka perlu dipersiapkan sejumlah titik-titik kawasan bisnis yang kini baru terpusat di Margonda. Salah satunya adalah di kawasan-kawasan yang berdekatan dengan pintu tol.
“Dengan kita membuatkan pusat bisnis di kawasan pintu tol maka secara tidak langsung, perlahan tapi pasti pusat bisnis dari Margonda akan bergeser ke kawasan lainnya,” kata Acep.
Investor sendiri, lanjutnya, akan mengikuti tren yang diciptakan suatu daerah. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana kota ini bisa dilirik untuk para investor untuk berinvestasi.
“Saat ini bagaimana caranya Depok menjadi magnet untuk para investor agar berinvestasi. Nah ini yang harus dibuat terobosannya,” ungkap Acep.
Selain itu, pria yang akrab disapa Hacord mengatakan Depok harus bisa menjadi kota swasembada pangan yang mana memenuhi kebutuhan primer warganya, namun uang tidak keluar dari kota ini.
“Contoh kecil kebutuhan daging kita masih mengandalkan dari luar. Sehingga uang orang Depok lari keluar, bisa tidak kita membalik itu. Kita tidak harus membuat di Depok tapi bisa kita ciptakan diluar dengan berinvestasi tapi tidak melanggar aturan,” tandasnya.
Sementara itu Imam Budi Hartono mengatakan dirinya telah mempersiapkan sejumlah program, salah satunya dengan memperbanyak Ruang Terbuka Hijau (RTH) serta menaikkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Depok.
“Kami ingin memperbanyak RTH dan menata permukiman kumuh yang ada. Saya juga akan mempercantik Kota Depok agar menarik dan semakin banyak orang untuk berinvestasi di kota ini,” katanya.
Pria yang akrab disapa IBH ini mengatakan kalau perwajahan di Kota Depok masih kurang menarik. Ia mencontohkan kawasan Margonda menarik dan bahkan dijadikan tempat yang Instagramable, menjadi lokasi swafoto untuk para milenial,” bebernya.
Perihal transformasi Kota Depok dari Friendly City menjadi Business City akan dilihat perpaduannya seperti apa. “Kita akan lihat perpaduan antara Friendly dan Business City dimana tidak meninggalkan tentang unsur-unsur persaudaraan maupun persahabatan. Intinya bisnis yang bersahabat,” katanya.
IBH mengatakan potensi bisnis di Depok masih banyak yang belum tergarap, salah satunya tentang kualitas SDM yang dimiliki kota ini. Ia berencana membuat sejumlah wilayah di kota ini menjadi seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) seperti di RTRW Jawa Barat.
“Depok dalam RTRW bukan KEK. Tapi memang kita akan buat sejenis itu (KEK-red) yang dimungkinkan itu di Kota Depok. Namun sejauh ini saya belum tahu daerah mana yang pas, kita perdalami dulu RTRW yang ada,” tandasnya. (*)