Harian Sederhana, Bogor – Universitas Pakuan (Unpak) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) menandatangani nota kesepahaman terkait implementasi Tri Dharma Perguruan. Penandatanganan MoU tersebut digelar di Gedung Aula Rektorat Unpak, Kota Bogor, 21 Mei 2019.
Rektor Unpak, Bibin Rubini menyebut, jalinan kerjasama antar perguruanĀ tinggi, baik swasta maupun negeri penting harus terus dilakukan untuk optimalisasi peran lembaga pendidikan.
Menurut Bibin Rubini, penandatanganan MoU bertujuan mensinergikan seluruh perguruan tinggi dalam menjalankan fungsi kampus sesuai cita-cita yang ada dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Tri Dharma pertama, pendidikan dan pengajaran. Kedua, penelitian dan pengembangan. Ketiga, pengabdian masyarakat. Tri Dharma ini menggambarkan secara utuh fase-fase menuju pembelajaran sejati.
“Juga mendeskripsikan bagaimana proses belajar yang baik bagi seorang mahasiswa secara keseluruhan baik dari dalam ke luar dan dari hal yang kecil ke hal yang besar,” ungkap Bibin.
Selain itu, dalam penandatanganan nota kesepahaman itu tertuang kerjasama dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia atau SDM agar mampu memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan dunia pendidikan,khususnya di setiap universitas.
“Ya intinya, kami sepakat menjadikan kampus sebagai lembaga yang menciptakan kualitas SDM lebih bagus, agar kelak mereka memiliki andil dan karya nyata di tengah-tengah masyarakat dalam pengabdian dengan ilmu yang mumpuni,” ucap Bibin.
Rektor IPB, Arif Satria mengatakan, IPB kini lebih terbuka dan siap menjalin kerjasama dengan semua universitas, terlebih dengan perguruan tinggi swasta atau PTS. Dia menyebut, hal itu untuk menepis paradigma IPB sebagai kampus negri yang besar namun tertutup dengan PTS yang ada.
“Hari ini mungkin IPB besar, tanpa jalinan kerjasama yang baik dengan PTS-PTS yang ada, kemungkinan suatu saat nanti IPB malah sebaliknya. Intinya tidak ingin IPB ini dikatakan kampus sombong, tapi kita awere terhadap yang lainnya,” ujar Arif sambil terkekeh.
Arief mencotohkan seperti perusahaan alat telekomunikasi atau HP yang besar, saat menjadi yang terbesar kala itu perusahaan tersebut sombong dan menganggap remeh kompetitornya. Namun karena perubahan zaman dan suguhan aplikasi yang ditawarkan oleh kompetitornya itu, perlahan perusahan besar sombong itu runtuh dan kini bahkan tidak di lirik konsumen, karena kalah oleh pesaingnya.
“Itu pengalaman yang kita ambil, kita harus terbuka dan selalu bekerjasama dengan siapapun dalam sama-sama memajukan dunia pendidikan,” pungkas Arief.
(*)