Harian Sederhana, Depok – Setelah sempat viral dengan konsep lagu bertajuk pesan-pesan ketertiban berlalu lintas di traffic light, Pemerintah Kota Depok juga bakal mengeluarkan sejumlah terobosan terbaru untuk mengurai kemacetan di kota tersebut. Diantaranya menyiapkan kantung parkir khusus di balai kota hingga menghadirkan Margonda Commuter.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok, Dadang Wihana menyebutkan dua gagasan itu merupakan bagian dari konsep Joyfull Traffic Management atau yang disebut JoTram.
“Nah terkait park and ride di balai kota sebenarnya dalam konsep JoTram ada banyak item yang akan kita lakukan salah satunya yang sudah jadi viral adalah pesan-pesan di traffic light. Itu sebenarnya adalah bagian kecil,” katanya pada wartawan, Senin (29/7/2019).
Langkah besar lainnya terkait konsep JoTram, jelas Dadang, ialah melakukan sederet strategi rekayasa lalu lintas seperti melakukan contra flow, kanalisasi jalur cepat dan lambat, penataan ojek online, pembangunan underpass dan manajeman rekayasa lalu lintas.
“Nah parkir di balai kota adalah salah satu upaya untuk mengoptimalisasikan gedung parkir pada hari Sabtu dan Minggu dengan mendorong warga agar mau naik angkutan publik atau shutle. Di balai kota ada gedung tujuh lantai yang bisa digunakan untuk parkir mobil,” tuturnya.
Nantinya, masyarakat bisa melanjutkan perjalanan menggunakan angkutan publik yang telah disiapkan khusus dari balikota, Jalan Margonda dengan konsep Margonda Commuter.
“Ini kita godok bersama kebetulan ada bebrapa vendor yang mau gabung Margonda Commuter. Nah, untuk parkir di balaikota tentu tarifnya lebih murah dibanding pusat perbelanjaan,” katanya.
Secara teknis, kata Dadang, angkutan tersebut (Margonda Commuter) adalah bus yang hanya melayani rute kawasan Margonda dengan konsep elektronik transport.
“Jadi angkutan ini hanya muter di wilayah Margonda, dari balaikota, terminal, mal-mal atau pusat-pusat ekonomi. Jadi tidak boleh mengambil sewa di sembarang tempat. Ini dalam rangka mendukung rekayasa lalin yang akan kita jalankan,” katanya.
Dadang menegaskan, pihaknya tidak akan membuat jalur Margonda Commuter layaknya bus way, namun hanya menggunakan jalur lambat. Konsep tersebut akan kembali dimatangkan pada 6 Agustus 2019 melalui mekanisme forum grup discussion atau FGD.
“Jadi semua dalam tahap penggodokan. Nah nantinya akan lakukan FGD yang kedua mengundang steak holder dan teanaga ahli untuk membedah JoyTram,” imbuh Dadang.
Lebih lanjut Dadang menegaskan, wacana tersebut bukanlah mega proyek. “Kita luruskan, ini bukan proyek lagi proyek lagi. Jujur saja, contohnya kita memfasilitasi penataan ojek online kita tidak gunakan APBD tapi kita menggunakan pebndekatan community basse. Kelengkapan jalan memang mengunakan anggaran, tapi mnggunakan anggaran yang sudah ada,” tandasnya.
(*)