Menu ✖

Mode Gelap

Menu ✖

Mode Gelap

Nasional

Kaleidoskop 2019

badge-check


					Kota Depok berhasil mempertahankan penghargaan KLA dengan predikat Nindya untuk kali ketiga secara berturut-turut dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPA). Perbesar

Kota Depok berhasil mempertahankan penghargaan KLA dengan predikat Nindya untuk kali ketiga secara berturut-turut dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPA).

Harian Sederhana Sepanjang tahun 2019, terdapat beberapa peristiwa menarik yang menjadi sorotan publik. Ada peristiwa menyenangkan bahkan ada juga cerita menyedihkan yang mungkin akan terekam di memori ingatan kita.

Salah satu peristiwa yang menyayat hati adalah hubungan sedarah atau inses yang sampai menyebabkan tewasnya seorang anak perempuan di Kabupaten Sukabumi. Berbeda terbalik dengan Kota Depok di tahun 2019 yang berhasil memboyong Penghargaan Kota Layak Anak (KLA) Kategori Nindya tiga tahun berturut-turut.

Berikut beberapa peristiwa penting dan sempat menggegerkan sejumlah kota atau kabupaten yang tercatat di Harian Sederhana.

1. Inses Berujung Maut

Polres Sukabumi pada 24 September 2019 berhasil mengungkap kasus penemuan mayat bocah perempuan berinisial NP (5) yang ditemukan warga pencari ikan di Sungai Cimandiri atau tepatnya di Kampung Platar RT02/06, Desa Wangunreja, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi pada Minggu, 22 September 2019.

Dari hasil penyelidikan, NP diduga tewas lantaran dibunuh oleh ibu angkat dan seorang kakak angkatnya sebelum bocah malang tersebut dibuang ke sungai. NP sendiri diduga sempat digauli sebelum akhirnya mati ditangan sang ibu angkat.

“Dari hasil penyelidikan, penyebab kematian korban dibunuh oleh ibu angkat berinisial SR (39) dan kedua saudara angkat korban yang masing-masing berinisial RG (16) dan RS (14),” tutur Kapolres Sukabumi, AKBP Nasriadi saat konferesi pers pada Selasa, 24 September 2019.

Keluarga pembunuh ini merupakan warga Kampung Bojongloa RT04/08, Kelurahan Situmekar, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi yang hidup di rumah kontrakan.

Nasriadi membeberkan, kasus pembunuhan ini bermula pada Minggu (22/09) sekitar pukul 07.00 WIB. Ketika itu, NP baru selesai mandi dan kemudian datanglah RS kaka angkatnya yang mengajak ke kamar dan memperkosa si korban.

Selepas RS melancarkan aksi bejadnya, RG kakak angkat lain yang berusia 16 tahun pun ikut beraksi. RG pun melampiaskan birahinya kepada NP yang mana pada akhirnya aksi tersebut tertangkap basah oleh sang ibu. RS sendiri diketahui masih berusia 14 tahun.

“Karena dompet tertinggal, ibu angkat balik lagi untuk mengambilnya dan melihat RG sedang bersetubuh dengan korban,” katanya.

Melihat anaknya tengah merudapaksa NP, SR pun memarahi anaknya tersebut. Namun bukannya takut, RG malah mengamuk dan mencekik korban. Ironisnya, SR pun melakukan tindakan tak terduga yakni ikut mencekik lalu kemudian sempat memukul korban dengan kedua tangannya.

Kemudian setelah korban diketahui sudah tidak bernafas lagi, dalam posisi telanjang lalu dipakaikan baju, celana dan lengkap menggunakan sendal. Bersama kedua anaknya, SR berhasil membuang mayat korban ke Sungai Cimandiri dengan harapan aksinya tidak diketahui dan murni kecelakaan tewas akibat terpeleset lalu terbawa hanyut arus sungai.

Kaporles pun mengatakan, pengungkapan kasus ini berawal dari penemuan mayat bocah itu di Sungai Cimandiri. Tiga orang warga yang menemukan mayat NP adalah Nuji (30), Nanay (35) dan Mumung (40) yang sedang mencari ikan di sungai tersebut. Mereka melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian.

Dari tragedi pembunuhan sadis ini terbuka cerita mengejutkan perilaku dua laki-laki kakak tiri korban. Pasalnya terungkap fakta mengejutkan yakni hubungan sedarah anak dengan ibu kandung. Bahkan RG dan RS terungkap sudah terbiasa melakukan hubungan intim atau hubungan badan.

Bahkan diketahui RG dan RS sudah berulang kali melakukan hubungan intim atau hubungan badan dengan ibunya, SR. Perbuatan inses atau hubungan sedarah ini bahkan terus berlanjut. Parahnya lagi, kedua remaja ini menggagahi ibunya selepas membunuh NP atau lebih tepatnya dilakukan didepan mayat korban.

Bahkan terungkap hubungan sedarah antara anak dan ibu kandung ini lantaran RG dan RS acap kali menonton video porno. Dampak buruknya, keduanya kerap berhalusinasi dan membayangkan melakukan hubungan intim. Parahnya, SR selaku ibu kandung mereka bukannya mengarahkan ke jalan yang baik, malah melayani keinginan berhubungan badan.

SR beserta kedua anaknya sering melakukan hubungan intim atau inses. Mirisnya perilaku tersebut sudah berlangsung sekitar dua bulan. Kapolres sendiri menyebut faktor soal inses ini terkuak saat polisi melakukan penggeledahan rumah pelaku. Dari hasil penggeledahan, polisi menemukan celana training yang masih ada bercak sperma dan celana tersebut diketahui milik RS.

Setelah diinterogasi, RS sebelum memperkosa NP mengaku sempat melakukan hubungan badan dengan ibu kandungnya pada Sabtu (21/09) malam. Pengakuan ketiga tersangka, mereka sudah sering melakukan inses.

Bahkan ketiganya pernah melakukannya bertiga secara bersama-sama. Aksinya tersebut dilakukan saat suami atau ayah kedua pelaku sedang berada di luar rumah. Selain itu kedua remaja pria yang masih berstatus sebagai pelajar ini juga sering melakukan hubungan seks dengan adik angkatnya.

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

Mau Rencana Libur di 2025? Cek Libur Nasional dan Cuti Bersama Di Sini!

15 Januari 2025 - 10:48 WIB

libur nasional dan cuti bersama untuk tahun 2025 melalui Surat Keputusan Bersama (SKB).

Wamen BUMN Pastikan Sistem Kelistrikan Nasional Aman dan Andal Menghadapi Nataru

26 Desember 2024 - 06:56 WIB

2.176 Calon Jemaah Haji Karawang Gagal Berangkat

4 Juni 2020 - 08:10 WIB

Kota Depok Siap Laksanakan AKB

4 Juni 2020 - 07:30 WIB

Angka Kehamilan di Bogor Tinggi Saat Pandemi Covid-19

4 Juni 2020 - 02:56 WIB

Trending di Bogor