Subejo tak menampik, ada sebagian besar orang tua yang telah datang untuk mendaftar sejak sekira pukul 02:00 WIB. Membludaknya jumlah peserta semakin diperparah lantaran panitia yang terbatas.
“Iya, tadi ada yang datang dari jam 2 dan jam 3 pagi, padahal dibuka jam 8. Memang hari ini terlihat disini diluar prediksi, panitia juga terbatas,” ujarnya.
Padahal, berdasarkan hasil simulasi pelayanan satu orang akan menghabiskan waktu sekira 10 hingga 11 menit. “Seandainya yang pendaftar 500 enggak mungkin hari ini. Padahal pendaftaran cuma sampe jam 3. Saya berharap orangtua yang belum verifikasi bisa dilengkapi di rumah jadi nanti setelah diverifikasi,” katanya.
Untuk menghindari adanya hal yang tak diinginkan, petugas pun terpaksa membuka sejumlah jendela ruang pendaftaran untuk akses keluar para orang tua mauapun peserta PPDB. Sebabnya, pintu utama telah penuh disesaki antrian.
Hal senada juga diungkapkan Supyana selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Depok. Ia mengatakan kekhawatiran orang tua kehabisan fomulir atau tidak dapat kouta membuat para orang tua rela mendatangi sekolah pada jam 02.00 WIB dini hari.
“Menurut informasi, mereka datang mulai pukul 2 pagi. Minimnya SMA dan SMK juga di Depok jadi begitu kondisinya kita persiapkan 330 orang, maka dari hasil rapat batasan waktu sampai jam 3 sore cuma evaluasi hari ini ambil antrian saja sudah membludak. Ini belum masuk verifikasi dan input data,” kata Supyana kepada wartawan di SMA Negeri 1 Depok, kemarin.
Supyana mengatakan, pendaftaran PPDB 2019 ini luar biasa sejak pagi dini hari sudah ada yang datang. Kata dia, banyak orang tua yang masih mencari informasi.
“Kan yang sudah ambil formulir juga tidak mendaftar hari ini. Prosesnya ambil formulir pendaftaran di sini, verifikasi data kemudian input data. Namun untuk mengantisipasi pembludakan ambil antrian dulu, namun ternyata tidak terbendung karena orang tua murid datang sejak pagi,” jelasnya.
Jelas dia, formulir pedaftaran ada di online dan orang tua atau murid tinggal mengeprint dan ke sekolah. Namun, yang terjadi sekarang orang tua ada yang ambil dua sampai tiga nomor di loket.
“Jadi siapa aja yang duluan ini yang terjadi. Sementara untuk hari ini kami hanya membatasi sampai 330 orang, kemarin 600.Yang bikin pusing itu yang merangsek ke pintu. Kami tidak membatasi nomor antrian, setelah dirapatkan memikirkan kemungkinan yang terjadi,” kata dia.
Untuk itu pihaknya akan memperbaiki antrian di lapangan, meski begituĀ mereka tertib tapi yang tidak tertib merangsek ke pintu. Ia menambahkan, PPDB mengunakan sistem zonasi yakni zonasi murni, zonasi campuran dan zonasi SKTM. UntukĀ zonasi murni dan SKTM memperhitungkan jarak rumah ke sekolah.