Harian Sederhana, Kota Sukabumi – Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi memprediksi, kebutuhan hewan kurban hari raya Idul Adha 1440 hijriah akan meningkat.
Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner DKP3 Kota Sukabumi drh Riki Barata, mengatakan jika melihat dari Kebutuhan pada tahun lalu untuk kebutuhan hewan qurban sapi, sekitar 3.000 ekor sapi, dan jika di gabungkan dengan domba itu sekitar 5.000 ekor hewan qurban.
“Kalo prediksi nya untuk tahun ini naik 5 persen , dan untuk saat ini kita sudah lakukan pemantauan dan pengawasan untuk persediaan hewan kurban di 70 titik lapak,” ujarnya
Lanjutnya ia mengatakan untuk mengawasi kesehatan hewan kurban, pihaknya menyiagakan sekitar 30 orang untuk pengawas yang terdiri dari berbagai unsur tersebut akan memantau sekitar 70 titik lapak yang ada di Kota Sukabumi.
“Nanti 30 orang ini akan dibagi ke dalam tujuh tim untuk memantau lapak penjualan hewan kurban di setiap kecamatan. 30 orang ini terdiri dari pegawai DKP3, Mahasiswa IPB dan Polbangtan, dan dari persatuan dokter hewan,” tuturnya
Menurutnya, penyakit yang paling diantisipasi ialah antraks. Pasalnya penyakit tersebut dapat menular ke manusia.
“Untuk mengantisipasi itu, kita ada tiga tahapan penyaringan. Terutama berkaitan SKKH (surat keterangan kesehatan hewan). Kalau tidak ada SKKH, kita kembalikan hewan ke daerah asal,” katanya
Masih kata dia, selama ini di Kota Sukabumi tidak pernah ditemukan antraks dari hewan di Sukabumi. Sebab, penyaringan dilakukan dengan baik.
Menirut dia, kalau penyakit yang sering ditemukan di hewan kurban ialah sariawan. Namun itu bisa diobati dan tidak menular ke manusia.
“Selain itu, ada juga jejaring dari DKP3 di setiap tempat pemotongan hewan kurban. Sehingga, ketika ditemukan penyakit langsung melaporkan ke DKP3,” ungkapnya.
Ia menambahkan, proses pengawasan oleh DKP3 melalui Satgas Pemantauan Hewan Kurban ini akan berlangsung hingga H+3 Idul Adha. Hal itu dimulai terhitung 1 Agustus ini.
“Nanti paling Senin (5/8/2019). Mulai bergerak semua. Sebab yang mahasiswa perlu bimtek dulu. Mereka baru dibintek pada Jumat besok,” jelasnya
Hewan kurban yang ada di Kota Sukabumi berasal dari Kabupaten Sukabumi, Cianjur. Namun yang paling banyak dari Jawa Timur dan Jawa Tengah.
“Kalau sapi impor seharusnya tidak ada di lapak biasa. Sebab sapi impor itu harus dipotong di rumah pemotongan hewan. Tidak bisa asal potong di sembarang tempat,” pungkasnya.
(*)