Harian Sederhana, Depok – Ketua Umum Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD), Letjen (Purn) Kiki Syahnakri mewanti-wanti pemerintah terkait dengan nilai investasi yang diberikan oleh Cina. Sebab, menurutnya hal itu berpotensi menjadi jebakan hutang. Dan kasus tersebut telah ditemukan di sejumlah negara.
“Kita tidak bisa menafikan bahwa Cina saat ini menjadi kekuatan global. Terutama karena kemampuan ekonomi negara itu sehingga siapapun termasuk Indonesia butuh Cina. Tapi jangan mengabaikan bahwa Cina pasti punya kepentingan nasional, kita juga,” katanya usai menghadiri diskusi terkait demokrasi di Indonesia di Gedung DRPM Universitas Indonesia (UI), Depok pada Kamis (10/4/2019).
Kiki mengungkapkan, dalam beberapa kasus, Cina telah berhasil melakukan jebakan hutang. Beberapa negara yang terjerat yakni, Sri Langka yang diberikan modal pelabuhan, namun karena tidak bisa membayar akhirnya diambil alih Cina untuk selama beberapa ratus tahun. Hal itu juga dialami oleh Yunani dan beberapa negara lain.
“Itu kan sudah mengurangi kedaulatan. Bagaimanapun pelabuhan adalah sarana yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Nah jangan sampai seperti itu. Jadi pasti dalam hubungan dengan Cina ada peluang mungkin juga ada ancaman. Peluangnya harus kita manfaatkan ancamannya harus kita antisipasi dong. Jangan sampai kita kena jebakan hutang,” paparnya.
Sedangkan salah satu potensi jebakan hutang yang dikhawatirkan terjadi di Indonesia, jelas Kiki, yakni proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
“Buat saya, seperti kereta cepat Jakarta-Bandung, apasih urgensinya untuk dipilih projek itu. Yang jelas itu besar anggarannya. Puluhan triliun, ongkos nantinya berapa mau diterapkan. Ini potensial buat jadi jebakan hutang,” katanya.
Selain karena anggaran yang cukup besar, Kiki menilai proyek itu tidak terlalu penting sebab sudah cukup banyak moda transportasi lain yang bisa ditempuh untuk Jakarta-Bandung.
“Jakarta-Bandung moda transportasinya banyak pilihan apalagi nanti jika tol layang jadi,” imbuhnya.
Cina, lanjut Kiki, bagaimanapun memiliki kepentingan nasional. Salah satunya terkait dengan jumlah penduduknya yang sangat besar dan lapangan kerja.
“Betapapun kaya negara itu sulit untuk menampung jumlah penduduknya yang besar. Bayangkan semua alat proyek harus didatangkan dari Cina, pekerja juga dari Cina. Jangan sampai proyek-proyek itu jadi kuda troya untuk mendatangkan penduduk. Kemudian ketika tidak bisa bayar itu jadi jebakan hutang,” bebernya.
Terkait hal itu, Kiki mengaku, pihaknya telah melakukan kajian dan salah satu hasilnya ialah mendesak pemerintah untuk membatalkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
“Itu kereta cepat salah satu jebakan hutang yang menonjol. Tapi masih ada yang lain, Pak Luhut mengatakan ada 28 proyek akan ditandatangani bulan April, tapi saya belum tahu itu proyek-proyek apa saja. Satu ini kita minta batalkan karena ini peringatanlah jangan sampai Cina lebih diuntungkan. Uang dari cina balik ke Cina,” tandasnya.