Harian Sederhana – Warga kota menentukan wajah kota. Dengan membangun warga kota, peradaban akan terbangun. Pembangunan kota itu untuk siapa? Pembangunan kota harus mencerdaskan kehidupan bangsa melalui tata ruang yang berkeadilan dan berkelanjutan. Pembangunan kota ditunjukan bagi seluruh warga agar masyarakat tercipta kesejahteraan.
Dalam konteks ini, pemimpin harus bisa menata kota dengan baik, dan menata kota tidak bisa suka-suka, apalagi terserah yang lagi berkuasa, karena menata kota itu sudah ada aturannya. Apa aturannya, sudah jelas ada dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) lima tahunan yang sudah dijabarkan oleh Walikota-Wakil Walikota melalui visi misi_nya. Masyarakat bisa melihat, membaca, dan merasakan apa saja yang sudah dihasilkan oleh pemerintah daerah melalui RPJMD. Karena panduannya, ya disitu.
Kota-kota yang berubah kearah perbaikan lebih banyak karena memiliki pemimpin yang berkualitas dan mampu menggalang warga, serta di dukung aparat pemerintah daerah dan legislatif (DPRD). Modal terbesar dalam pengelolaan kota adalah pemimpin dan kepemimpinannya.
Pemimpin dapat melihat dan mengoptimalkan energi besar masyarakat untuk dilibatkan dalam proses pembangunan. Kemampuan birokrasi yang bisa dimaksimalkan, menjalin komunikasi yang harmonis dengan DPRD, sentuhan teknologi yang mampu menaikan produktivitas warga serta dukungan kuat dari dunia usaha.
Saat bicara kota, selalu ada manusia atau warga dan lahan atau tempat tinggal, perencanaan fisik yang matang dan dikelola secara berkelanjutan. Masyarakat dituntut cerdas memilih pemimpin dengan melihat rekam jejak, visi misi bagaimana membangun kota berdasarkan kebutuhan warga. Tentu harapannya membuat penduduk bahagia, aman dan nyaman terhadap kotanya.
Pemimpin dalam hal ini pemerintah perlu mengedukasi warga agar loyal kepada kotanya. Dan pemimpin harus memahami sistem yang sedang dijalankan. Sangat jarang sebuah kota yang menggantungkan sistem yang sudah berjalan dengan baik dan tidak berubah ketika pergantian pemimpin. Sedangkan kota-kota yang berubah ke arah perbaikan lebih banyak karena memiliki pemimpin yang berkualitas dan mampu menggalang warga serta dukungan semua pihak, baik aparat pemerintah maupun DPRD.
Pemimpin dituntut untuk memahami, mengelola, dan mengoptimalkan sumber dana (APBN, APBD, CSR), potensi orang (swasta, komunitas, akademisi) dan perangkat alat (kebijakan, peraturan, perundang-undangan, birokrasi_red).
Untuk hasil yang cepat, pemimpin harus fokus pada hal-hal mendasar untuk kebutuhan warga sehingga masyarakat merasakan perubahan (Pembangunan Kota_red). Pertama, bidang ekonomi (penataan Para Pedagang Kali Lima), bidang Sosial (revitalisasi pemukiman kumuh) serta Lingkungan (pembangunan Taman Kota). Ketika, ketiga unsur tersebut terpenuhi, tentu masyarakat akan menilainya secara objektif.
Sehingga pada akhirnya pembangunan kota harus bisa mencerdaskan kehidupan masyarakat melalui tata ruang yang berkeadilan dan berkelanjutan. Keberlanjutan memiliki makna mewariskan ke generasi selanjutnya. Apa yang perlu diwariskan dan dilanjutkan ? lingkungan hidup yang lestari tetap terjaga. Ekonomi yang senantiasa meningkat dan hijau. Kesetaraan dan kesejahteraan sosial bagi segenap warga kota. In sya Allah…
Penulis,
Andi Sopiandi
*Wakil Pemimpin Umum Harian Sederhana