Harian Sederhana, Depok – Lagu “Hati-hati” yang didendangkan oleh Wali Kota Depok, Mohammad Idris akhirnya resmi diputar dan dapat dinikmati oleh masyarakat di Simpang Ramanda, Jalan Margonda Raya, Sabtu (31/08).
Lagu tersebut diluncurkan bebarengan dengan peresmian sistem Joyfull Traffic Management (JoTram). Program tersebut berupa lima langkah strategis diantaranya tersedianya Bus Margonda Commuter serta pemutaran lagu dan sosialisasi berlalu lintas di pertigaan Ramanda
Dalam JoTram sendiri, didalamnya ada pemberdayaan seniman jalanan, kehadiran shelter ojek online di Ramayana, serta uji coba contra flow di Jalan Raya Arief Rahman Hakim.
“Mudah-mudahan beberapa program manajemen transportasi yang kami launching hari ini dapat mengurai kemacetan di Depok khususnya di Jalan Margonda,” tuturnya kepada wartawan.
Perihal pemasangan lagu yang dipasang di lampu merah Ramanda, Idris menyebut program ini baru di lampu merah Ramanda yang nantinya akan di evaluasi untuk diterapkan disejumlah titik.
“Baru di Lampu Merah Ramanda. Namun tidak menutup kemungkingan, jika efesien akan dipasang dibeberapa titik persimpangan jalan yang terdapat lampu lalu lintas,” bebernya.
Meski begitu, Idris menerima masukan dan kritikan terkait pemutaran lagu ‘Hati-hati’ di lampu merah, sebab Pemkot Depok sangat terbuka akan hal tersebut. Namun, sebagai warga negara yang baik penyampaiannya harus sopan dan santun.
“Kebijakan ini tidak sepihak, kami melibatkan beberapa pakar seperti manajemen transportasi, dan pemerintah pusat pun merestui,” jelas Idris.
Idris menjelaskan, konsep JoTram ini sebagai langkah Pemerintah Kota Depok memberikan pelayanan masyarakatnya agar nyaman dan aman.
Dirinya menjelaskan, JoTRAM adalah rencana jangka pendek dalam mengatasi persoalan kemacetan di Kota Depok. Sedangkan jangka panjangnya, kata Mohammad Idris, adalah pembangunan 4 ruas jalan bebas hambatan antara lain Depok-Antasari dan Cijago bersama pemerintah pusat.
“Sekarang ini warga Depok masih terfokus dengan Margonda. Namun, ke depan kami sedang mencanangkan pembangunan pusat keramaian di empat titik seperti di Cinere, Bojongsari, Limo dan Tapos sambil menunggu pelebaran Jalan Raya Sawangan,” jelasnya.
Dirinya menambahkan, setiap kebijakan yang diambil selalu berdasarkan kajian. Menurutnya, JoTRAM dilakukan untuk sedikit mengurangi kepadatan kendaraan dengan pendekatan berbagai disiplin ilmu, baik sosial dan seni.
“Di dalamnya ada upaya mengurangi kemacetan, ditambah dengan terus mengedukasi masyarakat terkait tertib lalu lintas,” tutupnya. (*)