Harian Sederhana, Mampang – Terganggu dengan aktivitas truk pembawa tanah galian yang melintas melalui Jalan Raya Pramuka, sejumlah warga Mampang, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok melakukan aksi protes. Dalam aksi protesnya, warga Mampang melakukan aksi blokade rute jalan yang biasa dilalui truk-truk tersebut pada Selasa (2/7/2019) malam.
Tujuan aksi protes ini, warga menuntut agar truk tidak lagi melintas di Jalan Raya Pramuka. Hal ini dikarenakan aktivitas truk-truk pembawa tanah urugan Tol Depok-Antasari (Desari) yang berceceran diseputar ruas jalan raya itu menyebabkan debu dan kemacetan.
BR, salah satu warga yang melakukan penghadangan menuturkan kalau masyarakat merasa keberatan dengan seringnya truk pembawa galian tanah yang suka melintas di Jalan Raya Pramuka. Masyarakat merasa dirugikan dari debu-debu yang keluar dari truk pembawa galian tanah tersebut.
“Kami keberatan bila truk-truk pembawa tanah galian ini melintas di Jalan Raya Pramuka karena rumah kami jadi berdebu. Apalagi sejak ambrolnya Jembatan Mampang membuat kemacetan jalan ini semakin parah,” tuturnya.
Ia mengatakan bila aktivitas truk ini masih berjalan maka mereka kembali akan melakukan penghadangan. Dia berharap, dengan aksi yang dilakukan tersebut aparat terkait dapat menindaknya. Sehingga dampak negatif yang dirasakan warga tidak lagi dialami.
“Semoga dengan aksi penghadangan yang kami lakukan ini menjadi perhatian aparat terkait, khususnya Pemkot Depok,” pungkasnya.
Dari informasi yang dihimpun Harian Sederhana, ratusan truk yang setiap hari lalu lalang membuat arus lalu lintas macet. Keadaan diperparah dengan situasi jalan raya yang sangat berdebu, menimbulkan polusi yang luar biasa.
Hal itu disebabkan lalu-lalangnya ratusan truk pengangkut tanah yang melintas dari beberapa ruas jalan yang ada di Pancoran Mas. Ditengah musim kemarau seperti ini, lalu lintas truk itu dirasa sangat mengganggu masyarakat sekitar Jalan Pramuka, Mampang. Warga merasa aktifitas truk itu sangatlah berdampak buruk.
Selain mengganggu pernafasan saat diluar rumah, dampak dari aktifitas truk itu juga membuat seluruh bangunan yang ada di sisi Jalan Pramuka kotor, tidak pernah bersih.
Bahkan, masyarakat yang memiliki penyakit asma harus mengenakan masker agar tidak menghirup debu saat keluar rumah. Selain itu, pekarangan rumah juga selalu kotor dan tidak bersih.
Menanggapi hal itu, Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna menjelaskan aksi protes warga seperti ini sudah sering didengarnya baik melalui media sosial atau disampaikan langsung kepada dirinya saat bertemu warga.
“Terkait hal ini saya memang sudah sering dengar baik itu di medsos dan bahkan ada yang sampaikan langsung ke saya,” tuturnya kepada wartawan, Rabu (3/7/2019).
Pradi menjelaskan, aksi protes ini bukan semata kesalahan pemerintah, hanya saja belum ada komunikasi yang baik. Untuk itu pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan semua pihak.
“Jadi bukan kesalahan pemkot lah. Ini hanya belum ada komunikasi. Semua pasti bisa diselesaikan kalau ada komunikasi dan duduk bareng semua pihak,” katanya.
Politisi Gerindra ini juga memaklumi bahwa aksi protes warga tersebut lantaran banyak hal yang ditimbulkan akibat aktivitas truk tersebut. Salah satu dampak yang terasa adalah debu dan jalanan yang penuh dengan tanah.
“Kan kalau keluar mungkin ban truk banyak nempel tanah, akhirnya berserakan di jalan yang dilalui warga. Terus mungkin debu dan macet, makanya warga protes,” terangnya.
Menurutnya aktifitas truk perlu dievaluasi dengan merubah jadwal muatan. “Yang awalnya pagi atau siang mungkin bisa pindah di malam hari. Artinya semua bisa diselesaikan kalau ada komunikasi yang baik. Tapi kita akan upayakan penyelesaian dan saya siap menjadi taruhan untuk memediasi dengan pelaksana proyek,” tegasnya.
Pradi mengatakan, aktivitas truk yang mengangkut galian tanah tersebut merupakan upaya pemerintah untuk menyelesaikan pembangun tol yang kedepannya sebagai sarana penunjang untuk mengurai kemacetan.
“Inikan untuk kita ke depan, jadi tol ini bisa mengurai kemacetan yang ada di kita. Makanya sekali lagi dengan adanya masalah ini perlu ada komunikasi yang baik antara semua pihak,” pungkasnya.
(*)