Menu

Mode Gelap
Perjuangan Nanu Membangun Bisnis Advertising Mulai Bisnis WO dari Nol, Kini Teh Yani Kantongi Omset Ratusan Juta Per Bulan

Bogor

Melongok Kondisi Desa Luewisadeng, Kini dan Dulu

badge-check


					Melongok Kondisi Desa Luewisadeng, Kini dan Dulu. Perbesar

Melongok Kondisi Desa Luewisadeng, Kini dan Dulu.

Harian Sederhana, Bogor – Sejumlah warga di Desa Luewisadeng, Kabupaten Bogor akhirnya bisa menikmati infrastruktur dan fasilitas pendidikan yang cukup layak setelah sempat hidup dalam kondisi serba keterbatasan.

Holis, Kepala Sekolah SDN Sindangwangi, Kampung Pasir Kerok, Leuwisadeng mengatakan, bentuk perhatian itu datang dari Universitas Pancasila (UP). Dengan program pengabdian masyarakat bertajuk Teknik Pancasila Bangun Desa (TPDB), sejumlah mahasiswa Fakultas Teknik UP telah menjalankan beberapa program.

Seperti merampungkan dua jembatan, mendirikan sejumlah lampu penerangan jalan berbasis sinar matahari atau solar sel, pembangunan musala, perbaikan jalan desa sepanjang lebih dari 1 kilometer, dan pengadaan bangku sekolah dengan jumlah mencapai 200 bangku.

“Alhamdulillah ini sangat besar manfaatnya. Salah satu contoh pembangunan infrastruktur yang menghubungkan antara Kampung Sindangwangi dengan Kampung Baradajek,” tuturnya saat ditemui pada Selasa 30 Juli 2019.

Holis mengungkapkan, sebelumnya kondisi jalan maupun jembatan di desa tersebut sangat memprihatinkan. Kondisi itu bahkan sempat menggangu jalannya proses pendidikan dan aktivitas warga setempat

“Apabila musim hujan anak jarang sekolah karena jalanan hancur, becek jembatan juga sudah ambles karena banjir beberapa waktu lalu. Nah dengan adanya para mahasiwa ini, anak-anak jadi antusias,” katanya.

Selain jalan yang sempat tidak layak dan membahayakan, kini kondisi desa juga sudah nyaman dan aman setelah dibuatkan puluhan lampu berbahan bakar sinar matahari atau solar cell.

Lebih lanjut Holis menceritakan, sebelumnya antusiasme warga dengan dunia pendidikan sangatlah rendah. Selain disebabkan minimnya infrastruktur, pola pikir masyarakat setempat kala itu belum berkembang seperti saat ini.

“Alhamdulillah minat masyarakat akan pendidikan sekarang sudah sangat tinggi. Dulu yang menyekolahkan ada tapi sudah gede sedikit putus. Ya namanya di kampung, sudah gede dikit nikah. Rata-rata dulu yang putus sekolah kelas 4-6 SD. Dulu, biasanya mau ujian dinikahin. Tapi sekarang sudah pada mengerti pendidikan, pada lulus 100 persen,” paparnya.

Sementara itu Rektor UP, Profesor Wahono Sumaryono mengungkapkan apa yang dilakukan para mahasiswa itu adalah bagian dari program pengabdian masyarakat. Mereka ingin mempraktekkan nilai-nilai kepedulian sosial sebagai bagian dari nilai-nilai Pancasila didalam kehidupan bermasyarakat.

“Modal mereka kompetensi keilmuwan yang dikuasai selama belajar di fakultas teknik, tapi penerapannya sesuai dengan kebutuhan lokal. Mulai membangun jalan desa. Manfaatnya luar biasa, yang biasanya musim hujan jarang anak mau sekolah, tapi kini tidak lagi,” katanya saat mengunjungi desa tersebut.

Dana pembangunan infrastruktur itu, kata Wahono, berasal dari gotong royong, sesuai dengan prinsip pancasila. “Dananya ada dari sponsor dan kampus. Semua diterapkan dalam program ini,” bebernya.

Untuk langkah selanjutnya, Wahono menargetkan pembangunan agro bisnis di lahan seluas 100 hektar di kawasan tersebut.

“Kita berencana membangun perkebunan agro bisnis, disini bisa ditanami durian, kurma, cengkeh dan lain-lainl. Nanti jika dikelola dengan baik akan menjadi sumber pendapatn ekonomi daerah,” imbuhnya.

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

Angka Kehamilan di Bogor Tinggi Saat Pandemi Covid-19

4 Juni 2020 - 02:56 WIB

Beras Bansos di Gunung Putri Kurang Berkualitas

3 Juni 2020 - 22:40 WIB

Jalur Puncak Berlapis Sekat TNI, Polisi dan Dishub

3 Juni 2020 - 22:34 WIB

Empat Ribuan Calon Jemaah Haji Batal Berangkat

3 Juni 2020 - 22:28 WIB

Pasien Covid-19 Asal Ciseeng Akhirnya Dirawat di RSUD

3 Juni 2020 - 22:25 WIB

Trending di Bogor