Diharapkan, dengan adanya program tersebut timbul gairah membangun desa berbasis sumber daya lokal dan upaya meningkatkan pendidikan akan terwujud. “Nah itulah bagian dari perwujudan darma ketiga kita, yakni pengabdian pada masyarakat,” ungkapnya.
Didukung Warga
Ketua Panitia TPDB UP, Muhammad Yusuf mengatakan awalnya kehadiran mahasiswa di desa tersebut sempat dipandang sinis oleh warga sekitar. Namun, seiring berjalannya waktu dan proses yang telah dicapai, warga kini justru berfikir sebaliknya yakni merasa sangat berterimakasih.
“Kalau tantangan yang saya rasakan adalah sempat ada kurangnya kepercayaan dari masyarakat terhadap kami. Namun setelah kita berjalan, alhamdulillah masyarakat sangat mensupport kita,” ungkapnya.
Yusuf menambahkan, kini masyarakat sangat antusias bahkan pada saat kita mengakhiri program ini para anak-anak dan warga desa sempat menangis karena merasa ditinggalkan. “Disini terjadi ikatan batin yang luar biasa,” imbuhnya.
Di tempat yang sama, Dekan Fakultas Teknik UP, Dr. Budhi Muliawan Suyitno mengatakan ini adalah hasil dari kehebatan para mahasiswa. Mereka, selain meimliki kecerdasaran akademik tapi juga kecerdasan sosial dan spiritual.
“Jadi ini kombinasi yang sangat bagus sekali bukan hanya dibangku sekolah tapi juga dilapangan. Nah inilah yang dibutuhkan untuk memimpin masa depan,” kata Budhi.
Budhi berharap, kegiatan ini memberikan motivasi bagi fakultas lain untuk berbagi dan mengembangkan diri.
“Sebagai dekan saya hanya mendorong, nah mereka punya potensi. Kegiatan mereka sangat positif. Kita ingin desa ini menjadi percontohan desa yang hijau. Kita akan mengembangkan energi listrik yang mandiri dari sampah,” bebernya.
Lebih lanjut Budhi juga menaruh harapan, agar kegiatan serupa terus dilakukan di masa-masa yang akan datang.
“Kita melihat perlu ada konsistensi antar angkatan. Merekalah yang akan jadi jalur estafet ke adik-adiknya. Penting sekali menjaga konsistensi. Karya mereka ini diluar perkiraan kami, sangat luar biasa,” tutup Budhi.
(*)