Harian Sederhana, Depok – Tampaknya persaingan politik di ‘Kota Belimbing’ menjelang perhelatan Pilkada Kota Depok 2020 semakin hangat dan menarik untuk diikuti. Sama seperti Partai Gerindra yang semakin memanaskan mesin politiknya untuk bertarung dalam konstestasi lima tahunan tersebut.
Sejumlah nama kader internal pun mencuat untuk dicalonkan dari partai besutan Prabowo Subianto tersebut. Beberapa nama itu adalah Pradi Supriatna, Nuroji, Yeti Wulandari, Abdul Harris Bobihoe, dan nama yang terakhir muncul adalah Hamzah.
Hamzah yang menjabat sebagai Sekretaris DPC Gerindra ini membuat pernyataan yang cukup mengejutkan lantaran dirinya mengaku siap untuk bertarung dalam Pilkada Depok 2020. Dirinya sendiri mengaku telah dipanggil oleh DPP perihal kesiapan bila ditunjuk oleh partai untuk bertarung dalam kontestasi lima tahunan tersebut.
“Sebagai kader Partai Gerindra saya siap bila DPP Partai Gerindra memberikan kepercayaan kepada saya, untuk maju di Pilkada Depok. Baik sebagai wali kota ataupun wakil wali kota,” tuturnya kepada Harian Sederhana, Rabu (09/10).
Meskipun begitu dirinya menjalankan mekanisme yang telah ditetapkan. Ia pun mengaku sudah beberapa kali dipanggil oleh DPP untuk membahas Pilkada Depok. Pada intinya, partai meminta kepada kader untuk menaikkan elektabilitas, baru kemudian nantinya Gerindra akan melakukan survei internal siapa yang memiliki elektabilitas tertinggi.
“DPP akan melakukan survei internal, siapa yang memiliki elektabilitas paling tinggi maka akan diberikan rekomendasi dan tidak sembarangan. Maka dari itu semua kader-kader Partai Gerindra dengan catatan dan harus digarisbawahi bahwa kader harus masuk serta harus dicalonkan. Partai ini tidak untuk disewakan tapi kader yang harus maju,” papar Hamzah.
Hamzah pun menyebut bahwa ada lima kader yang telah dipanggil oleh DPP namun tidak bersamaan. Lima kader itu adalah Pradi Supriatna, Nuroji, Yeti Wulandari, Abdul Harris Bobihoe, dan dirinya sendiri.
Anggota DPRD Kota Depok dari Dapil Tapos-Cilodong ini mengaku telah dipanggil tiga kali oleh DPP. Balon wali kota sendiri diminta untuk konsolidasi serta sosialisasi demi menaikkan elektabilitas. “Dari lima nama ini akan mengerucut menjadi satu nama dan semuanya diminta untuk melakukan sosialisasi,” bebernya.
Ketika disinggung soal deklarasi pengusungan Pradi Supriatna sebagai Calon Wali Kota Depok yang dilakukan belum lama ini, Hamzah pun mengatakan selepas deklarasi tersebut ada pemanggilan terhadap lima nama-nama tersebut oleh DPP. “Tetap keputusan ada di DPP Partai Gerindra. Makanya kan semua calon-calon itu akan dilihat elektabilitasnya,” imbuh Hamzah.
Saat ditanyakan apakah siap untuk mundur dari anggota DPRD Kota Depok bila dicalonkan di Pilkada Depok 2020, Hamzah menegaskan akan siap menjalankan apapun yang diperintahkan oleh partai. “Kalau partai sudah memerintahkan, tidak ada satupun yang bisa mengelak. Ya kita harus menjalankan itu,” tandasnya.
Menanggapi niat majunya Hamzah, Pradi Supriatna selaku Ketua DPC Gerindra mengatakan kalau dari sisi politik setiap warga negara punya hak untuk menginginkan dirinya berbuat lebih di masyarakat.
“Namun disinikan ada organisasi, kami kan ada partai yang mengatur segala hak dan kewajiban. Apalagi ini partai besar, tentunya kami diatur dalam undang-undang partai terkait dengan keinginan masing-masing baik pengurus maupun dewan termasuk kami (Pradi-red) yang berada di eksekutif (untuk maju dalam Pilkada-red),” ujar Pradi.
Dengan bermodal 10 kursi anggota DPRD Kota Depok, Partai Gerindra berpotensi memunculkan kader internal untuk mencalonkan diri sebagai kandidat Wali Kota Depok periode 2021-2026.
“Konstelasi terus bergulir dan kami melihat keberagaman orang-orang yang ingin tampil (di pilkada-red). Dalam waktu dekat ini tidak ada salahnya kami yang selama ini punya keinginan untuk bisa direalisasikan di masyarakat untuk men-declare-kan secara kepartaian untuk menyatakan kesiapan memajukan calon dari internal partai secara resmi,” katanya.
Saat disinggung terkait nama-nama yang didorong untuk maju dalam kontestasi politik tersebut, Pradi menyebut pihaknya tidak mendorong melainkan mempersilahkan bagi siapa baik kader maupun pengurus yang ingin maju sebagai kontestan silahkan berjuang untuk membranding di masyarakat.
“Kami sudah beri peluang jauh-jauh hari silahkan, namun belum ada yang memberanikan diri ada di ranah eksekutif sebagai calon. Baru hari ini (kemarin-red) juga cukup mengagetkan untuk saya (kesiapan Hamzah maju di Pilkada Depok-red),” kata Pradi.
Tapi Pradi siap bersaing dengan siapa pun namun kembali lagi kepada keputusan partai. Dirinya pun mengaku telah menjalin komunikasi dengan sejumlah parpol yang ada di Kota Depok untuk pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
“Saya siap untuk bersaing dengan dengan siapapun tapi kembali lagi kepada keputusan DPP. Sejauh ini saya sebagai Ketua DPC Gerindra Depok telah menjalin komunikasi dengan parpol lain untuk pertarungan di Pilkada Depok,” tandas Pradi.
Terpisah, menanggapi namanya masuk dalam daftar pencalonan Pilkada 2020 mendatang, Nuroji menegaskan tidak berminat. Pasalnya, pria berambut gondrong ini lebih memilih mendukung salah satu nama yang sudah berpengalaman berkecimpung dalam kondisi di Depok yaitu Pradi Supriatna.
“Saya memang masuk bursa pencalonan tapi tidak minat, sampai sekarang saya masih dukung Pradi,” tutur Nuroji.
Menurut dia, Pradi memang pantas untuk maju kembali dan menduduki kursi Wali Kota Depok melihat pengalaman-pengalamannya selama ini dalam memegang tampuk pemerintahan. Selain itu, dia juga menempati posisi strategis yaitu sebagai Ketua Partai DPC Gerindra.
“Intinya, saya masih mendukung Pradi. Beliau saudara saya dan komunikasi dengan internal partai sudah dilakukan. Saya katakan ke pimpinan pusat, biar Pradi saja yang maju, jaringannya sudah cukup kuat di Depok. Membangun jaringan lagi kan tidak gampang,” tegasnya.
Selain itu, sebagai seorang tokoh politik dirinya menilai tidak boleh serakah dan harus mendukung anggota lainnya yang memang berkompeten.
“Kita bagi tugaslah, jangan ke saya semua disini kan ada temen-temen yang berkarir dan memiliki target jadi Wali Kota, Ketua DPC, anggota DPRD. Jadi, bagi saya janganlah semua jalur diambil,” tegasnya.
Namun, ada hal yang lebih penting dibandingkan permasalahan siapa orang yang dicalonkan untuk maju di pilkada tahun depan. Nuroji menyampaikan, Partai Gerindra harus menjadi pemenang dalam ajang kontestasi politik tersebut.
“Saya tekankan, Gerindra harus menjadi pilot di Kota Depok. Bila, Pradi hanya dicalonkan kembali jadi Wakil Wali Kota (D2) saya tidak mau mendukung. Jadi mau tidak mau beliau maju menjadi Wali Kota,” tandasnya.
Saat ditanya, apakah akan ada persaingan ketat diantara empat nama yang hendak dicalonkan tersebut. Nuroji menerangkan kemungkinan besar terjadi, namun seluruhnya dipastikan memiliki visi dan misi yang sama yaitu melawan incomben.
“Persaingan ketat kemungkinan bisa, sekarang bayangin pemilihan ketua disebuah organisasi tentu ada berbagai kemungkinan, bisa saja salah satu yang di calonkan mundur ditengah jalan,”paparnya.
Begitu juga, dengan kemungkinan koalisi partai yang diprediksi persentasenya masih 50:50. Nuroji juga mengaku, sudah melakukan konsolidasi dengan partai lain.
“Ya koalisi dengan PKS juga mungkin, tapi kalau menurut saya lebih baik dengan yang lain dulu,” pungkasnya. (*)