Harian Sederhana, Depok – Berbagai kegiatan untuk memperingati Hari Kemerdekaan ke-74 RI berlangsung serentak di berbagai daerah. Untuk di Depok sendiri, warga memiliki cara unik tersendiri dalam menghormati hari bersejarah tersebut. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Komunitas Ciliwung Depok atau yang biasa disebut KCD pada Sabtu (17/08).
Berbeda dengan kebanyakan upacara yang berlangsung di lapangan terbuka, komunitas ini memilih Kali Ciliwung yang berada tepat di bawah Jembatan Grand Depok City (GDC) sebagai tempat untuk prosesi pengibaran merah putih. Layaknya upacara di lapangan terbuka, mekanisme upacara ditengah aliran air yang sedang surut itu juga sama.
Namun yang membedakannya adalah para peserta yang hadir tidak mengenakan pakaian formil. Uniknya lagi, pasukan pengibar bendera atau Paskibra bergerak menggunakan perahu karet untuk menuju tiang bendera yang terbuat dari susunan bambu berwarna merah putih.
Adapun peserta yang hadir terdiri dari perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Depok, relawan pegiat sungai, pecinta alam, pelajar dan mahasiswa, serta masyarakat umum.
Mereka mengikuti setiap rangkaian upacara, mulai dari pengibaran bendera, pembacaan teks proklamasi, UUD 1945 serta Pancasila hingga mengheningkan cipta untuk menghormati jasa para pahlawan. Kegiatan berlangsung sejak pukul 08.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB.
Ketua KCD, Taufik mengatakan kegiatan itu bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk lebih peka terhadap lingkungan utamanya Daerah Aliran Sungai atau DAS di Kali Ciliwung.
“Nilai perjuangan tidak hanya berkobar dalam diri bangsa Indonesia saat merebut kemerdekaan, membebaskan Ciliwung dari kerusakan juga menjadi nilai perjuangan,” katanya.
Taufik mengungkapkan, sebagai komunitas yang peduli terhadap lingkungan utamanya aliran Kali Ciliwung, dirinya mengaku harus memiliki beragam kreatifitas agar masyarakat mau dan ikut serta mengurangi tingkat pencemaran maupun kerusakan kali atau sungai purba tersebut.
“KCD mempunyai visi mengajak masyarakat kampung di sepanjang alirannya untuk menjaga dan merawat Ciliwung. Karena kami menemukan beberapa fakta kerusakan lingkungan DAS Ciliwung,” kata Taufik. (*)