SEDERHANANEWS.com, Bogor – Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menggelar nonton bareng (nobar) siaran langsung debat putaran ketiga calon wakil presiden RI, antara cawapres nomor urut satu KH Ma’ruf Amin dengan cawapres nomor urut dua Sandiaga Salahudin Uno di kediaman pribadi Walikota Bogor, Pendopo 6, Baranangsing Indah (BSI) Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Minggu (17/3).
Nampak hadir sejumlah pejabat Aparatur Sipil Negara (ASN) mulai dari kepala dinas hingga camat alam kegiatan debat pamungkas cawapres tersebut.
Sejumlah pejabat yang hadir antaralain Kadisnakertrans Kota Bogor Samson Purba, Asisten Umum Achsin Prasetio dan 4 camat antaralain Caman Bogor Timur Adi Nopan, Camat Tanah Sareal Asep Kartiwa, Camat Bogor Barat Pupung W Purnama dan Camat Bogor Utara Atep Budiman.
Selama debat berlangsung, politisi PAN itu nampak serius menyimak segmen demi segmen debat. Memperhatikan argumentasi yang diungkapkan kedua cawapres.
“Dalam debat calon kadidat cawapres yang digelar kali ini masih tetap menggaet pemilih mengambang (swing voters),” kata Bima Arya, saat mengomentari nobar siaran langsng debat cawapres segmen pertama.
Dia mengatakan, sebagai pengamat politik dirinya mengomentari jika melihat dari sosok cawapres kandidat nomor urut satu KH Ma’ruf Amin memiliki plus minus.
“Keduanya ada plus minus, mungkin dari pak kyai minusnya beliau sudah sepuh jika dibandingkan dengan lawannya yang masih muda dan enerjik,” kata dia.
Akan tetapi lanjut Bima, dalam paparan dari KH Ma’ruf Amin lebih menguasai nomenklatur permasalahan di pemerintahan.
“Mungkin karena pak kyai memiliki pengalaman sebagai anggota DPR-RI sehingga lebih menguasai permasalahan,” jelasnya.
Salah satu permasalahan yang dikuasai oleh Ma’ruf Amin lanjut politisi dua anak itu, jika dirinya mengusulkan agar memiliki badan riset negara, dan dalam bidang kesehatan yang sangat faham karena menguasai nomenklaturnya.
“Jika dibandingkan dengan Sandiaga yang menanggapi jika tidak perlu badan riset akan tetapi hanya perlu adanya kolaborasi dalam riset,” tuturnya.
(Asep Supriyanto/HIB/nad)