Harian Sederhana – Hampir sepekan saya membaca beberapa media mainstrem lokal di kota ini. Narasi-narasi yang dibangun membahas para tokoh-tokoh politik yang infonya akan ‘meramaikan’ perhelatan pilkada nanti.
Sejumlah nama-nama pun dikumandangkan ke publik. Seperti, nama petahana pastinya, ada pak kiayi dan bang pradi. Ada bang Imam atau biasa dipanggil IBH, pak Haji Acep, bang HTA, bang Igun, bang Hasbullah, bang Babai dan sejumlah kalangan ulama yang akan mencoba peruntungannya di pilkada nanti.
Tapi perlu diingat juga ada tokoh politik di Depok itu bukan hanya yang laki-laki aja, tp ada juga tokoh perempuan nyang hebat-hebat. Sebut aja, bunda Qonita ketua PPP Kota Depok, ada bunda Yeti dari Gerindra yang saat ini sebagai Wakil Ketua DPRD.
Sambil ngopi di halaman rumah, saya berfikir. Dan mungkin bertanya-tanya dalam alam fikiran sadar saya.
Tujuan para tokoh politik untuk mencalonkan menjadi kepala daerah (wali kota) itu apa yaa? Anggap saya berfikir jadi orang awam. Apa karena kalau jadi Walikota dapet kekuasaan, duit banyak atau dipandang harkat dan martabatnye.
Atau karena gengsi-gengsian aja.. Ah, mungkin itu hanya halu saya aja. Pastinye kalau mereka bener pengen jadi Walikota, mereka sudah punya konsep ke depan. Bagaimana Kota Depok ini bisa lebih baik lagi.
Untuk jadi Walikota gak hanya punya modal duit aja, kualitas ataupun kemampuan sebagai seorang leader jangan dicuekin. Nanti kasian masyarakat. Pasti warga lagi nyang dikorbankan, nauzubillah.
Ane sih berharap pemilihan kepala daerah mendatang di kota ini bisa melakukan dan memberikan kemampuan terbaiknya dengan membangun narasi positif serta memainkan orkestra secara nyata. Bukan membangun keinginan hanya keinginan aja tapi tanpa konsep. Ya, mudah-mudahan Kota Depok bisa dipimpin oleh pemimpin yang tepat dan tentunya diridhoi Allah SWT. Insha Allah… Aamiin.
Dah segitu ajah, ini kali perdana ane berkomentar. Mudah-mudahan bisa diterima oleh sahabat Sederhana….. SALAM SEDERHANA……
Andi Sopiandi
*Wakil Pemimpin Umum Harian Sederhana