Pemaknaan Pancasila sebagai pedoman dalam bernegara semestinya mampu melahirkan jiwa kenegarawanan. Lima sila jika dilaksanakan dengan konsisten dan konsekwen akan mampu merealisasikan tujuan berdirinya negara, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Problem mendasar yang dihadapi bangsa ini adalah praktik pengelolaan negara yang semakin menjauh dari haluan dasar yang disepakati. Perilaku keseharian yang dominan justeru tidak sejalan dengan semangat yang terkandung dalam butir-butir Pancasila.
Kebebasan yang seolah menihilkan ketuhanan, kemanusiaan yang semakin menjauh dari nilai-nilai keadaban, semangat persatuan yang tergerus ego kelompok dan golongan, kepemimpinan yang didominasi kepentingan duniawi tanpa mengindahkan hikmah dan kebijaksanaan serta keadilan sosial yang serasa semakin jauh dari harapan.
Memperingati lahirnya Pancasila selayaknya dilakukan dengan keteladanan para pemimpin negeri dalam memberikan perlindungan dan pelayanan kepada rakyat. Pemerintah sebagai penyelenggara negara berkewajiban untuk mentransformasikan nilai-nilai Pancasila dalam setiap kebijakan yang bersentuhan dengan hajat hidup rakyat.
Tahun ini kita memperingati lahirnya Pancasila ditengah umat manusia sedang menghadapi bencana non alam pandemi Covid-19. Ratusan negara merasakan dampak penyebaran wabah Corona yang telah menelan jutaan korban meninggal dunia. Indonesia tidak luput dari serangan virus Corona yang tak kasat mata.
Sejak Presiden Jokowi mengumumkan pertama kali pada 2 Maret 2020 tentang adanya warga terpapar Covid-19 sampai hari ini (30/5/2020) jumlah pasien positif sebanyak 25.773 orang. Sedangkan korban meninggal di tanah air telah mencapai 1.573 orang. Penyebaran virus Covid-19 sudah menjangkau seluruh wilayah provinsi dan 414 kabupaten/kota di Indonesia.
Dampak yang paling dahsyat adalah terhentinya aktivitas perekonomian. Jutaan orang kehilangan pekerjaan sehingga kesulitan memperoleh penghasilan. Tidak sedikit keluarga yang terancam kekurangan bahan pangan. Banyak orang yang terkena PHK karena industri mesti melakukan penyesuaian dengan protokol kesehatan. Bahkan, sektor penerbangan dan pariwisata mati suri karena pengunjung sepi.
Kolaborasi seluruh komponen bangsa sangat dibutuhkan untuk menanggulangi pandemi yang melumpuhkan seluruh sektor kehidupan. Pemerintah dengan segenap potensi yang dikuasai berupaya mengatasi dampak akibat sebaran virus tersebut. Masyarakat dihimbau untuk menaati protokol kesehatan demi memutus penyebaran virus agar tidak semakin meluas.
Kekompakan seluruh rakyat sangat diperlukan untuk menghadapi wabah virus yang belum berhasil ditemukan vaksin pencegahnya. Wabah corona tidak bisa ditanggulangi secara parsial dan individual. Cara efektif memutus mata rantai penyebaran harus dengan kolektif kebersamaan dan kepatuhan terhadap aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
PSBB yang diberlakukan di 4 provinsi dan 17 kabupaten/kota diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat untuk menjaga jarak (physical distancing), cuci tangan pakai sabun, hindari kerumunan dan gunakan masker untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona.