Harian Sederhana – Dari hasil penyelidikan, Polisi telah mengantongi identitas pelaku penusukan Andriana Yubelia Noven Cahya, Siswi Kelas XII SMK Baranangsiang Bogor yang tewas di Jalan Riau RT 04 RW 03, Kelurahan Baranangsiang dengan pisau masih tertancap di dada, Selasa (8/1).
Kapolresta Bogor Kota Kombes Polisi Hendri Fiuser mengatakan, timnya terus bergerak cepat melakukan penyelidikan, selain memeriksa saksi-saksi, untuk membantu mengetahui identitas pelaku juga mengunakan Scientific Identification.
“Ya, identitas pelaku sudah diketahui, inisialnya S, tapi belum ketangkap karena keberadaannya masih diselidiki dan tetap kami buru,” kata Kapolres, Rabu (9/1).
Hendri melanjutkan, motif penusukan siswa SMK itu juga belum bisa dipastikan, karena pelaku belum tertangkap. Tetapi pada umumnya kalau kasus pembunuhan seperti ini ada motif dendam dan lain-lain itu korelasinya.
“Kami belum bisa katakan secara pasti, karena pelaku belum tertangkap. Kami berharap biarkan tim bekerja ekstra keras dengan segala cara metode scientific identification,” tuturnya.
Kalau pelaku sudah ditangkap kata dia, barulah nanti diketahui secara pasti motif kasus ini. “Tapi secara umum kalau pembunuhan biasanya ada dendam, dugaan awal seperti itu,” jelasnya.
Ia menambahkan, dalam mendalami kasus yang menewaskan siswi SMK itu pihaknya telah memeriksa saksi empat orang dan mengamankan sejumlah barang bukti.
“Saksi yang sudah dimintai keterangan sekitar tiga sampai empat orang. Barang bukti pisau, baju sekolah korban dan petunjuk dari rekaman CCTV yang kami ambil. Walaupun tidak terlalu jelas, namun ciri-ciri pelaku terlihat jelas dalam rekaman CCTV,” pungkasnya.
Kasus pembunuhan gadis asal Bandung yang merupakan siswi SMK Baranangsiang itu juga menarik perhatian publik, tak terkecuali Wali Kota Bogor Bima Arya.
Orang nomor satu di Kota Bogor itu mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) lokasi penusukan hingga korban tewas mengenaskan tersebut.
Bima mengecek gang yang kini dipasangi garis polisi itu, Ia juga sempat berbincang dengan pengelola kost yang ditempati korban selama ini. Setelah melakukan pengecekan, Bima Arya mengunjungi sekolah korban.
Bima mengatakan, kedatangannya ke sekolah untuk mendalami kasus tersebut karena baginya bukan sekedar soal keamanan melainkan aspek pendidikan dan pembinaan.
“Saya mencoba untuk mendalami lingkungan ini. Untuk antisipasi kami dari Pemkot hal-hal yang perlu kami lakukan koordinasi lebih baik kedepannya. Bagi kami aspeknya bukan sekedar aspek keamanan, tapi juga aspek pendidikan dan pembinaan,” ungkap Bima.
Bima melanjutkan, dimata guru dan rekan-rekannya, sosok Noven merupakan pribadi yang santun dan berprestasi.
“Tadi kami berbincang dengan gurunya. Korban di sekolah merupakan anak yang baik, anak yang rajin dan anak yang berprestasi. Tidak ada masalah di sekolahnya. Pembinaan di sekolahnya berjalan dengan sangat baik. Kemungkinan besar berdasarkan informasi, ini masalah pribadi,” jelasnya.
Sementara itu, Guru Bahasa Indonesia di SMK Baranangsiang Benedikta Sarumaha menyatakan sekolah sementara diliburkan hari ini, mengingat banyak guru dan murid yang ikut mengantarkan jenazah ke rumah orangtuanya di Bandung.
“Karena permintaan keluarga besar akan dimakamkan di sana, jadi jenazah di bawa ke sana tadi subuh,” ujar Benedikta kepada awak media.
Dirinya menjelaskan, Noven saat duduk di kelas 10 dan 11 merupakan murid yang aktif dan berprestasi. Malahan Noven sempat menjadi pengurus Osis juga.
“Setahu saya anaknya santun, baik dan disiplin. Bahkan selalu rangking di kelasnya. Noven di kelas busana tidak ada laki-laki, tetapi Noven mempunyai teman satu kostan dan masih sekolah di sini, namun berbeda jurusan,” pungkasnya. (Asep Supriyanto/HIB)