Harian Sederhana – Jalan Raya Margonda merupakan jalan utama sekaligus etalase Kota Depok. Hal inilah yang membuat Komunitas Kampung Kita Depok (K3D) berinisiatif menyulap sebuah kawasan kumuh yang berada di sisi jalur pipa gas Pertamina menjadi tempat galeri pameran tanaman bonsai.
Bowo, salah satu pendiri komunitas tersebut mengatakan K3D sendiri didirikan oleh lima orang yakni Abdul Hamid, Sriyanto, Domo, Denny Romulo Hutauruk dan dirinya. Tujuan awal berdirinya komunitas ini sebagai wujud pengabdian mempercantik Kota Depok.
“Saya bersama kawan-kawan berhasil menyulap kawasan kumuh dan tempat sampah di sisi jalur pipa gas Pertamina menjadi galeri tanaman bonsai. Di jalur itu sendiri terdapat lahan kurang lebih sekitar 8.000 meter persegi,” tutur Bowo kepada Harian Sederhana.
Ia mengatakan, budidaya tanaman bonsai di lahan milik negara seluas 8.000 meter persegi ini awalnya kawasan kumuh banyak Pedangan Kaki Lima (PKL) dan tempat pembuangan sampah. Kini kata dia, sudah ada 2.000 pot tanaman bonsai dari berbagai jenis.
“Mulai fokus merombak kawasan kumuh dan terlarang itu sejak 2013. Awalnya, karena keprihatinan terhadap lahan pipa gas yang digunakan oleh masyarakat tidak bertanggungjawab,” kata Bowo sambil memperlihatkan tanaman bonsai tersebut.
Sebanyak 2.000 pot bongsai dengan ratusan jenis tanaman bonsai. Diantara ribuan pot itu, terdapat jenis bonsai yang usianya sudah 80 tahun dengan jenis Anting Putri asal Kepulauan Riau.
“Tanaman bonsai ini tidak dijual hanya dipamerkan saja dan dirawat,” ucapnya.
Dia menerangkan, tanaman bonsai yang ada di lahan itu tidak diperjualbelikan hanya untuk pameran. Tidak hanya kelas nasional, tetapi tanaman ini sudah sampai di pamerkan di kancah internasional. Meski tidak dijual, kata dia, ada bonsai yang diperjual belikan masih sebatas bibit.
Harga bibitnya kata dia, kisaran Rp100 ribu sampai Rp500 ribu. Jika dibulatkan ke nominal harga, bonsai yang ada di Saung K3D ada yang mencapai miliaran rupiah.
“Kami ambil bibit yang berkualitas tinggi biasanya dari luar Depok sekitar Puncak Bogor. Disini juga ada lima orang yang bertugas merawat bonsai-bonsai ini agar tidak sampai mati,” jelas Bowo.
Sementara itu Dewan Pembina K3D lainnya, Denny Romulo Hutauruk mengungkapkan diantara 2.000 tanaman itu terdapat lima jenis bonsai terbanyak.
Meliputi Bonsai Santiki asal Sulawesi, Bonsai Cemara asal Madura, Bonsai Anting Putri asal Kepulauan Riau, Bonsai Beringin dan Bonsai Kulo Gemantung asal Pulau Jawa.
“Kami sering adakan acara di Saung K3D sekaligus pameran bonsai-bonsai ini, jadi nantinya banyak yang suka tanaman ini dan ingin menjadikan Depok sebagai Pusat Pengembangan Bonsai Anting Putri,” ungkapnya.
Dengan hadirnya galeri tanaman bonsai, Denny berharap pihaknya dapat menciptakan paru-paru kota untuk Depok. Sekaligus menjadi taman terbuka hijau.
“Kami berlima ini hobinya mengindahkan Kota Depok, jadi dibentuk K3D dengan tagline Hijau Kotaku, Lestari Budayaku,” tutup Denny. (Bambang Banguntopo/Wahyu Saputra)