Harian Sederhana, Depok – Kesulitan ekonomi di peralihan zaman orde baru menyebabkan krisis moneter. Masyarakat pada era itu dituntut mengembangkan keahlian demi memenuhi kebutuhan hidup. Hal tersebut juga dirasakan oleh Nanu Nugraha A, pelaku usaha di bidang advertising asal Kota Depok.
Nanu mengatakan, modal awal merintis usaha adalah dari swadaya masyarakat. “Modal saya kecil waktu itu, hanya Rp 1 juta saya coba merintis membuat reklame. Kemudian dapat pelatihan sablon di Pusgrafin dari situ mulai menekuni terus usaha ini,” ucapnya.
Lika-liku kehidupan dilalui, berbagai tantangan tidak menjadi halangan bagi Nanu untuk mengembangkan sayap. Tidak terasa zaman berganti, cara mengolah reklame berubah.
Menurut dia, reklame membutuhkan master setting dengan menggunakan teknologi komputerisasi. Atas tuntutan tersebut, Nanu akhirnya kembali mengenyam dunia pendidikan.
“Saya dalami lagi soal komputer di Politeknik Universitas Indonesia (UI), sambil jalanin usaha saya,” bebernya.
Seiring berjalannya waktu, kerja keras Nanu membuahkan hasil omset pendapatan Surya Kencana Advertising terus meningkat hingga diangka Rp 7 – Rp 8 Juta per bulan.
“Tempat usaha mulai netap, di lantai dua Pasar Depok Jaya. Saya bisa membuat berbagai keperluan bisnis seperti banner, brosur, reklame, kaos sablon,” katanya.
Kemudahan semakin terasa, terutama ketika dia mulai masuk menjadi anggota Usaha Menengah Kecil Masyarakat atau UMKM Pancoran Mas Depok. Nanu menuturkan, di dalam komunitas tersebut dirinya memperoleh banyak orderan yang mendukung bisnisnya.
“Orang itu kan butuh publikasi, alatnya ya bisa menggunakan brosur, atau alat – alat peraga lain yang menunjukkan jenis usaha pelaku UMKM,” tandasnya.
Selanjutnya, kedepan dirinya berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Depok memberikan tempat (ruang) bagi para pengusaha advertising. Sebagai contoh ditempatkannya para pengusaha sablon di satu lokasi sehingga, masyarakat yang membutuhkan jasa mereka bisa datang kapan saja.
“Ya ini harapan kami, ditempatkan pada satu wilayah seperti Kota lain. Orang ga bingung mau bikin kaos sablonan, atau spanduk,” pungkasnya.