Menu

Mode Gelap
Perjuangan Nanu Membangun Bisnis Advertising Mulai Bisnis WO dari Nol, Kini Teh Yani Kantongi Omset Ratusan Juta Per Bulan

Opini Bisnis

Pilkada Depok Butuh Pemain Impor

badge-check


					Pilkada Depok Butuh Pemain Impor Perbesar

Harian Sederhana,  Depok – Memahami arti kepemimpinan tidak sama dengan pemahaman manajemen, pada dasarnya, pengertian manajemen lebih luas daripada kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan salah satu aspek dari manajemen dimana dalam hal manajemen pencapaian tujuan organisasi merupakan hal yang utama, sedangkan pengertian kepemimpinan berlaku untuk setiap orang atau individu.

kepemimpinan berlaku bagi orang per orang Sedangkan manajemen selalu dihubungkan dengan kelompok atau organisasi. Meskipun demikian dalam pengertian sehari-hari kedua konsep tersebut sering disamakan.

Menjadi dasar pemahaman bahwa Kepemimpinan merupakan inti dari kegiatan manajemen dalam sebuah organisasi. Setiap pemimpin dituntut untuk mampu mengarahkan dan mengoordinasikan pekerjaan serta menciptakan iklim yang kondusif, pemimpin juga harus mampu berkomunikasi secara efektif terhadap bawahannya untuk menumbuhkan motivasi mereka, serta berkomunikasi dengan semua unsur terkait untuk memperoleh dukungan mereka.

Kepemimpinan atau Leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial yang dimiliki seseorang dalam mengarahkan suatu tujuan bersama, sebab prinsip-prinsip dan rumusan-rumusannya bermamfaat dalam meningkatkan kesejahtraan manusia.

Sebagai langkah awal untuk mempelajari dan memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan aspek aspek kepemimpinan dan permasalahannya, perlu di pahami terlebih dahulu makna atau pengertian dari kepemimpinan melalui berbagai macam perspektif.

Seorang pemimpin yang ideal harus memiliki gaya kepemimpinan yang baik sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan Seorang pemimpin sangat perlu memperhatikan gaya kepemimpinan dalam proses mempengaruhi, mengarahkan kegiatan anggota kelompoknya serta mengordinasikan tujuan anggota dan tujuan organisasi agar keduanya dapat tercapai.

Kepemimpinan Kota Depok

Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Seorang pemimpin harusnya melakukan berbagai keahlian, pengalaman, kepribadian dan motivasi setiap individu yang di pimpinya. Menurut Schein (1992), budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah.

Kota Depok dengan kondisi saat ini akan mengalami nasib seperti Jakarta. Perkembangan kota ini seperti tidak terencana, tanpa struktur dan dukungan infrastruktur memadahi.

Perumahan tumbuh masif dimana-mana tanpa mempertimbangkan daya dukung tranportasi umum dan jaringan jalan. Akibatnya kemacetan terjadi dimana-mana mulai dari kawasan permukiman hingga ke jalan protokol.

Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna (pikiran Rakyat, 3/1/ 2017) menilai, Depok gagal dalam membangun struktur ruang dan menumbuh kembangkan pusat – pusat perekenomian baru.

Jantung dan gula bermakna fasilitas infrastruktur jalan dan pelayanan dasar lain yang diberikan Pemerintah Kota Depok. Para pengusaha, lanjutnya, lebih tertarik ‎berinvestasi di kawasan Margonda karena tersedianya berbagai fasilitas tersebut.

Dampaknya ketimpangan pembangunan terjadi. Wilayah-wilayah lain seperti Cilodong dan Sawangan tidak semaju kawasan Margonda. Soalnya, wilayah pinggiran Depok itu tak memiliki fasilitas in‎frastruktur seperti akses jalan selengkap dan semulus kawasan Margonda.

Disisi lain Pemkot Depok dengan mudah memberikan izin pembangunan perumahan di Citayam, Sawangan, Cimanggis, dan tempat-tempat lain yang dukungan infrastrukturnya minim.

Sehingga membuat kemacetan di jalan-jalan kecil di seluruh kawasan adalah akibat dari pemberian izin yang tidak terkendali. Imbasnya, berbagai persoalan sosial melanda Depok.

Belum lagi masalah trotoar yang kurang memadai, Depok adalah kota dengan jumlah penduduk lebih dari 3 juta dan sudah seharusnya memiliki trotoar yang memadai. Seperti yang disampaikan Koalisi Pejalan Kaki (Kompas, 14/8/2019) menilai trotoar di Kota Depok paling ‘fakir’ di Indonesia.

Pernyataan ini mengacu pada kerusakan dan ketersediaan trotoar di sana. Seharusnya dengan adanya aplikasi Quick Respon yang diusung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, masalah trotoar di Depok bisa tuntas.

Depok Butuh Kepemimpinan Baru

Kota Depok membutuhkan sosok pemimpin yang dapat memberikan keadilan bagi masyarakat dari seluruh lapisan sosial di Depok. Sosok pemimpin yang mempersatukan dan mampu mengedepankan pemerataan menjadi kunci perubahan di Depok dan pastinya akan lebih maju lagi.

Pemimpin baru yang berani menyediakan kelengkapan sarana prasarana pelayanan dasar dan penunjang wilayah. Mengedepankan ketersediaan akses jalan yang menjadi keharusan agar aktivitas di wilayah baru itu cepat berkembang. Meskipun Kota Depok memiliki keterbatasan dana dan persoalan pembebasan lahan guna pemerataan pembangunan.

Kepemimpinan yang memahami diri sebagai regulator, yang bisa memastikan ketersediaan infrastruktur dasar walaupun harus dengan menggandeng pemerintah pusat, provinsi dan pihak swasta.

Wajah lama kepemimpinan Kota Depok bila tetap dipertahankan hanya akan membuat Depok mengalami nasib seperti kota usang yang mengalami kemunduran. Sebab, pertumbuhan yang hanya jalan ditempat karena hanya menguntungkan sebagian wilayah saja, bahkan menguntungkan sebagian kelompok saja.

*) Penulis merupakan Sekjen Depok Progresif 98 (DePro 98)

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

Pentingnya Sabar

4 Juni 2020 - 08:20 WIB

2.176 Calon Jemaah Haji Karawang Gagal Berangkat

4 Juni 2020 - 08:10 WIB

Kota Depok Siap Laksanakan AKB

4 Juni 2020 - 07:30 WIB

Angka Kehamilan di Bogor Tinggi Saat Pandemi Covid-19

4 Juni 2020 - 02:56 WIB

Depok Ajukan PSBB Proporsional 5-19 Juni

3 Juni 2020 - 22:47 WIB

Trending di Depok