Harian Sederhana, Bogor – Komitmen Bupati Bogor, Ade Yasin untuk mendorong pembangunan jalur Puncak 2 mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Pasalnya, dengan terealisasinya jalur tersebut maka kemacetan di kawasan Puncak khususnya di hari Sabtu dan Minggu dapat teratasi.
Salah satu yang mendukung niatan tersebut adalah Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Bogor, Agus Salim. Ia mengaku sangat setuju terhadap langkah dan keinginan Bupati dalam menyelesaikan masalah macet di Jalur Puncak yang terkenal sudah ‘lumutan’.
“Untuk masalah kemacetan di jalur Puncak seperti diketahui bersama adalah masalah klasik. Karena itu saya menilai perlu ada langkah yang pas untuk mengatasi kemacetan di kawasan itu, ya salah satunya adalah Puncak 2,” tuturnya kepada Harian Sederhana, Kamis (19/09).
Agus katakan, langkah yang dilakukan Ade Yasin sudah sangat tepat. Mulai dari strategi perluasan jalan hingga perapihan para pedagang kaki lima yang ada. Namun, antusias dan kecintaan masyarakat terhadap wisata alam Puncak masih terlalu tinggi, karena itu penanganannya tidak selesai hanya sampai di teknik perluasan jalan.
“Wisata Puncak yang terkenal akan kealamian udaranya menjadi daya tarik yang luar biasa, itu yang harus dipikirkan dan akan kita kolaborasikan dengan eksekutif atau birokrasi,” ujarnya.
Lebih jauh dia mengatakan, opsi pembangunan jalur Puncak 2 cukup menjanjikan mengingat rencana tersebut sudah jadi target utama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor sejak lama.
Langkah yang diambil Ade Yasin untuk mendorong pembangunan tersebut ke arah pemerintah pusat dinilainya sendiri sudah tepat. Hal itu dikarenakan pembangunan tidak bisa dilakukan jika menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau APBD Pemkab Bogor.
Agus menjelaskan dalam beberapa hari terakhir, proses penyelesaian kemacetan jalur Puncak menjadi agenda yang rutin dibicarakan antara legislatif dan eksekutif. “Kita akan terus mengawal ini, semoga dapat direalisasikan secepatnya ya,” tutur Ketua DPD PKS Kabupaten Bogor tersebut.
Sementara itu Ahmad Ru’yat selaku anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi PKS pun setuju akan usaha Bupati Bogor mendorong terealisasinya jalur Puncak 2. Sebab filosofi hadirnya pemimpin atau pemerintahan yang pertama adalah melayani masyarakat.
“Kalau memang pelayanan infrastruktur jalan ini (Puncak 1-red) sudah macet harus cari alternatif, sehingga keberadaan jalur Puncak 2 suatu keniscayaan,” tuturnya ketika dikonfirmasi melalui telepon selular.
Kedua, lanjut Ahmad Ru’yat, tujuan filosofi hadirnya kepemimpinan adalah untuk membangun. Jadi kalau pemerintah tidak pernah membangun maka keluar dari prinsip dasar. “Maka harus dibangun,” katanya.
Terakhir, tujuan hadirnya kepemimpinan atau pemerintahan adalah memberikan kenyamanan dan salah satunya untuk masyarakat di kawasan Puncak. “Masa kemacetan sudah puluhan tahun harus dilestarikan, kan harus diurai itu. Diurainya dengan cara apa, ya salah satunya jalur alternatif Puncak 2,” bebernya.
Walaupun kewenangan jalur atau jalan tersebut berada di pemerintah pusat, Ahmad Ru’yat menyebut hal tersebut bisa dikoordinasikan dan jangan dijadikan alasan untuk berdiam diri. Masalah kewenangan sendiri menurutnya tinggal dikoordinasikan oleh Pemkab Bogor besinergi dengan pemprov dan pusat sesuai kewenangan masing-masing.
“Meski bukan menjadi kewenangan suatu daerah tapi ada harus dilakukan lebih utama, yaitu sinergi dan kolaborasi. Jadi jangan saling lempar,” kata Ahmad.
Kolaborasi, kata dia, harus dengan semua pihak seperti sektor publik atau pemerintah dengan private sektor atau dunia usaha dan sub sektor yang berhubungan dengan penyelesaian. Namun kata dia, harus lebih mengedepankan pelayanan kepentingan masyarakat, jangan kedekatan bisnis.
“Seperti Jalur Puncak 2, semua harus dilibatkan lalu berkolaborasi dengan seluruh unsur dalam merealisasikannya,” tandasnya.
Beberapa hari yang lalu, Bupati Bogor, Ade Munawaroh Yasin angkat bicara soal kemacetan di jalur Puncak yang acap kali terjadi terutama pada akhir pekan atau Sabtu-Minggu. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor sendiri sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut.
“Jalannya sudah kita lebarin tapi tetep macet karena tidak ada solusi bagi kawasan Puncak, dilebarkan sudah, dan ditambah tidak mungkin. Sehingga jalan satu-satunya (mengatasi kemacetan-red) adalah LRT, MRT atau dibangunnya Puncak 2,” tuturnya ketika menjadi narasumber dalam diskusi yang digelar Podomoro Golf View, Selasa (17/09).
Ade Yasin mengaku dirinya sendiri sudah menyampaikan kepada Presiden RI, Joko Widodo kalau untuk mengatasi kemacetan di jalur Puncak salah satu solusinya adalah dibukanya jalur Puncak 2. Ade sendiri mengaku lahan untuk pembukaan jalur Puncak 2 sendiri sudah ada sepanjang 56 KM dan telah siap pembangunannya.
“Saya sudah sampaikan kepada Pak Presiden kalau mengatasi kemacetan di Puncak adalah dengan dibukanya jalur Puncak 2 yang mana lahannya sudah ada sepanjang 56 KM. Ini adalah solusi yang paling baik,” kata Ade.
Ia mengatakan di wilayahnya ada 81 titik kemacetan, dari jumlah tersebut tujuh diantaranya berkategori akut dan salah satunya adalah Puncak. Meskipun Puncak selalu macet, namun masyarakat seolah tidak pernah ‘kapok’ untuk berkunjung atau pun melintasi jalur tersebut.
“Bahkan sekarang ada istilah baru jadi wisata macet. Kanan-kiri sudah kita tambah atas bantuan dari pemerintah pusat. Bahkan PKL sendiri rencananya akan dipindahkan ke dalam rest area jadi kanan-kiri dibangun lalu rest area sendiri dapat bantuan dari pusat. Jadi PKL tidak digusur tapi digeser,” katanya.
Kemacetan ini sendiri mengusik Ade lantaran dirinya mendapat aduan dari masyarakat sekitar kawasan Puncak karena selama 32 tahun sampai saat ini penduduk di kawasan itu tidak bisa menggelar hajatan di hari Sabtu dan Minggu.
“Sabtu-Minggu bagi mereka lebih baik diam di rumah dan kegiatan lain dilakukan di luar hari itu. Untuk itu banyak yang menginginkan adanya perubahan, karena itu Puncak 2 dibangun ke luar Cianjur itu solusi. Jadi orang kalau mau ke Bandung tidak harus lewat Puncak, tapi yang mau ke Puncak untuk berwisata,” bebernya.
Selain itu solusi penanganan kemacetan di Kabupaten Bogor sendiri adalah beberapa solusi lain antara lain terbangunnya poros tengah-timur, terbangunnya Jalan Bojonggede-Kemang dan yang lain adalah penataan angkutan kota.
Selepas menjadi narasumber pun Bupati menegaskan dirinya akan terus mendorong pembangunan jalur Puncak 2 yang merupakan satu-satunya cara dalam mengatasi kemacetan di kawasan Puncak terlebih di akhir pekan.
“Tanpa pembangunan jalur Puncak 2, masalah kemacetan di kawasan Puncak tidak akan selesai. Jika perlu kami akan meminta ke Presiden langsung agar mengabulkan keinginan warga Bogor,” ungkap Ade.
Seperti diketahui, pembangunan jalur sepanjang 56 KM itu diperkirakan melintasi kawasan Sentul hingga Taman Bunga Cianjur. Selain dapat mengatasi kemacetan, pembangunan jalur Puncak 2 juga dinilai dapat mengangkat pertumbuhan ekonomi daerah.
Pembangunan jalur Puncak 2 juga dinilai Ade nantinya tidak mengalami kendala, itu dikarenakan pemerintah tidak perlu melakukan pembebasan lahan, terlebih mengingat besarnya biaya yang harus dikeluarkan. Meski tidak menargetkan waktu, Ade Yasin mengaku siap jika pembangunan jalur Puncak 2 dilakukan secepatnya.
“Kita sudah siap untuk dibangun. Lahan sudah ada dari hibah masyarakat dan sumbangsih para investor di zaman Pak Rahmat Yasin. Tidak mungkin kita menggunakan APBD, karena anggaran yang diperlukan sekitar Rp 1,25 triliun,” pungkasnya. (*)