Harian Sederhana, Depok – Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna pada Rabu (1/4) malam menemui Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan membahas pencegahan virus corona.
Pradi Supriatna kepada wartawan mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjanjikan mengalokasikan bantuan 2.400 alat rapid test (pemeriksaan secara cepat) virus corona untuk Kota Depok.
“Alhamdulillah dapat bantuan 2.400 rapid test,” katanya. Alat rapid test ini akan sangat berguna bagi warga Depok.
Sebab, dia sempat mendapat keluhan dari tenaga medis tentang keterbatasan stok alat rapid test.
Dia sempat menelepon Puskesmas Cilodong dan otoritas di sana mengaku stok alat rapid test kosong.
Karena itulah dia langsung mencari bantuan, di antaranya dengan menghubungi Anies Baswedan. Gubernur menyangggupi membantu sebanyak 2.400 unit.
Dalam pertemuannya itu, sempat membicarakan sejumlah hal yang cukup serius mengenai penanganan Covid-19. Secara administratif, Depok memang termasuk wilayah Jawa Barat, tetapi lokasinya berbatasan dengan Jakarta.
Bahkan, mobilitas warga Depok lebih banyak ke Jakarta daripada ke wilayah lain di Jawa Barat.
“Maka dalam rangka kemanusiaan, enggak ada salahnya kita membangun komunikasi dengan Gubernur DKI. Dan alhamdulillah direspons,” katanya.
Pradi mengakui sempat diberikan beberapa saran untuk percepatan penanganan wabah corona, di antaranya harus saling membantu dan mendoakan. Semua ia lakukan murni untuk kepentingan masyarakat, khususnya warga Depok.
“Maaf, saya enggak lagi cari panggung. Ibarat kita mau tenggelam di sungai, di situ ada akar pohon, ada yang lempar tambang, pasti kita raih (ambil). Maksimalkan apa yang bisa kita lakukan, politik nanti dulu,” ujarnya.
Pradi juga telah menyumbangkan seluruh gajinya untuk penanganan Covid-19. Jumlah orang yang terinfeksi corona di Depok kembali bertambah pada periode 1 April 2020.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok, kasus terkonfirmasi positif corona naik mencapai 46 orang, sembuh 10 orang, dan 5 orang meninggal dunia.
Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berjumlah 364 orang, selesai 45 orang, dan masih dalam pengawasan 319 orang. Orang Dalam Pemantauan (ODP) juga naik mencapai 1.430 orang, selesai 223 orang, dan masih dalam pemantauan 1.207 orang. PDP yang meninggal berjumlah 18 orang. (*)