Harian Sederhana, Bogor – Proyek Masjid Agung di Jalan Dewi Sartika, Kota Bogor yang hingga kini terbengkalai diaudit tim keselamatan bangunan Kementerian Pelekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Komite Keselamatan Kontruksi, Senin (8/7/2019).
Anggota Keselamatan Bangunan Kementerian PUPR, Jimmy Siswanto mengatakan pihaknya mendatangi proyek rumah ibadah itu untuk mengecek fisik bangunan. Setelah itu akan dicocokan dengan dokumen yang telah mereka terima.
“Ya, fisiknya akan kami cocokan dengan semua dokumennya, apakah ada ketidak sesuaian atau sudah sesuai dengan rencana. Begitu juga dengan persetujuan kerjanya,” kata Jimmy dilokasi.
Masih kata Jimmy, kalau semua itu sudah dipelajari, maka akan diperiksa juga bebrapa komponen, seperti balok, plat kolom atau sambungan-sambungannya, apa saja kelemahan-kelemahannya.
“Tapi bisa saja karena desain gambarnya seperti itu. Jadi kami belum bisa menyimpulkan ini sesuai atau tidak,” ujarnya.
Diakui Jimmy, pihaknya butuh waktu sekitar seminggu untuk mengkaji itu. Masih kata dia, pihaknya melakukan itu, karena Wali Kota yang minta pendapat terkait kekuatan bangunan tersebut sebelum dilanjutkan, sebab takut nanti kalau dilaksanakan ada resiko yang membahayakan.
“Nanti pasti ada rekom karena pengerjaanya sudah lama tertunda, jadi harus di periksa dulu. Tapi Insya allah aman, apalagi ini kan untuk tempat ibadah, jadi tidak perlu di takut-takuti, ada rasa khawatir boleh tapi tidak usah berlebihan,” ujarnya.
Ia menambahkan, kalaupun nanti ada kelemahan, itu masih bisa diperbaiki. Dan hasil penilaian tersebut akan kembali diserahkan ke Wali Kota. “Ya nanti hasilnya kami serahkan ke Pak Wali, karena memang Pak Wali yang minta,” tandasnya.
Sementara Ketua Komite Keselamatan Kontruksi Iswandi mengatakan, pihaknya akan melihat kondisi aktual yang ada, termasuk juga mengumpulkan data-data sekunder, terkait dengan dokumen perencanaan, dokumen pembangunan juga data-data lainnya untuk di kaji secara komprehensif.
“Ya, kami akan kaji sampai pada suatu kesimpulan, next apakah yang perlu kami lakukan untuk bangunan ini, apakah bisa dipertahankan, tapi perlu ada perbaikan sana sini misalnya atau harus ada penguatan beban, tapi kami butuh waktu dan secara analisis kita akan kaji secara mendalam,” ucapnya.
Kalau secara visual lanjut dia, karena bangunan ini masih telanjang maka pihaknya melihat ada hal-hal yang belum sempurna pengerjaanya. Tapi itu hal-hal yang masih bisa diperbaiki.
“Kami lihat ada beberapa kekurangan secara visual pada bangunan ini, tapi yang lebih pasti harus kami kaji lebih komprehensif, termasuk didalamnya sudah terpasang dengan benar atau belum seperti tulang-tulangnya. Nanti kita akan lihat itu,” tegasnya.
Diakuinya, sesuai ketenteuan atau standar yang ada bangunan masjid harus punya faktor keamanan yang lebih baik dari bangunan lainnya. Karena Masjid biasanya menjadi tempat evakuasi kalau ada bencana dan untuk mencapai tujuan itu maka faktor keamanannya harus lebih baik.
Ia menambahkan, untuk beban secara fisik dan beban secara fungsi tetap bisa dirubah misalnya beban atap atau jumlah kapasitas yang nanti dikurangi.
Ia mengaku, membutuhkan waktu sebulan untuk melakukan kajian atas bangunan Masjid itu, karena harus mmpelajari dokumen input file perhitungan komputer (etap) yang diterima dari Dinas PUPR.
“Mungkin cukup lama waktunya untuk mengkaji semua mulai dokumen perencanaan, perhitungan, gambar rencana kami akan kaji secara detil, setelah itu kami juga akan minta PUPR mengirim orang untuk melakukan kajian di dalamnya,” pungkas dia.
Ditempat yang sama, Wakil Wali Kota Bohor Dedie A Rachim mengatakan, apapun rekomendasinya terkait lanjutan proyek masjid itu akan ada redesain.
“Pokonya yang kita pikirkan keselaman umat, seperti kata ketua K2 tadi masjid harus memiliki faktor keamanan yang lebih baik dari bangunan lain. Intinya, niat baiknya adalah melanjutkan pembanguna masjid,” jelasnya.
Untuk itu, dirinya minta pihak ketiga bersedia bekerjasama memberikan data-data yang di butuhkan untuk bahan evaluasi tim K2.
Seperti diketahui, untuk Pemkot Bogor mengalokasikan anggaran Rp15 Miliar untuk pembangunan tahap 3 Masjid Agung yang ditangani Dinas PUPR Kota Bogor.
(*)