Harian Sederhana – Meraih piala Adipura yang ke tujuh kalinya, Pemkot Sukabumi mengaku mendapat beban amanah berat kedepan. bagaimana bisa mempertahankan kembali, piala begengsi bidang kebersihan lingkungan dari pemerintah pusat tersebut. Lantaran, tantangan kedepan penilaian akan semakin ketat lagi.
“Alhamdulillah, kita bisa meraih kembali piala Adipura yang ke tujuh kalinya. Tentunya hal ini berkat kerja teman-teman dilapangan dan masyarakat yang selalu menjaga kebersihan kota,” terang Walikota Sukabumi, Achmad Fahmi, didampingi Wakil Walikota, Andri Setiawan, usai menghadiri Syukuran peraihan piala Adipura di Kantor Dinas Lingkungan Hidup Kota Sukabumi, Rabu (16/1).
Lebih lanjut dikatakan, piala ini dapat diraih tentunya berkat kerja keras rekan rekan petugas kebersihan dilapangan. Konsepnya, kolaborasi antara pemerintah petugas dilapangan dan masyarakat yang kompak dalam mejaga kebersihan lingkungan. “Kekompakan dalam kolaborasi, sehingga Kota Sukabumi kembali raih piala Adipura,” jelasnya.
Meski syukuran dilakukan secara sederhana, namun dilakukan dengan khidmat dengan mengundang rekan petugas kebersihan kita bisa berkumpul bersama. ”Dengan berkumpul bersama, bisa lebih mengikat kebersamaan. Karena berkat kerja keras merekalah kota jadi bersih dan indah dan meraih piala Adipur,” tutur Fahmi.
Yang menjadi PR Pemkot Sukabumi selanjutnya, tambah dia, selain kedaran masyarkat juga lahan Tempat Pembuangan Akhir yang masih kekurangan. “PR kita kedepan, bagaimana kita bisa terus menjaga kebersihan dan keindahan kota kedepan. Makanya diperlukan tumbuhnya kesadaran masyarakat. Sedangkan untuk kekurangan lahan, pemkot telah membeli lahan yang lokasinya bersebelahan dengan TPA Cikundul,” pungkasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup Adil Budiman mengungkapkan, meski piala Adipura terlambat diberikan karena harus melalui penilaian yang cukup ketat.
”Bahkan kabupaten kota yang dapat kemarin tahun ini tidak dapat. Pemkot Sukabumi sendiri, merupakan salah satu empat kota di Indonesia yang meraih penghargaan Adipura,” tutur Adil.
Menurut Adil, penilaian khusus yang harus dilewati yaitu bagaimana kesadaran masyarakat tumbuh peduli akan kebersihan lingkungan, kemudian bagimana pengelolaan Tempat Pembuangan Sampah dengan cara 3 R (Reuce, Reduce dan Recicle).
“Pemerintah saat ini, mempunyai kebijakan strategi daerah (Jakstrada 2025). yaitu bagaimana pengelolaan pengurangan sampah dilingkungan masyarakat bisa dilakukan. Yaitu dengan cara memilah, sampah organik maupun non organik yang bisa dimanfaatkan. Hal ini menuju tahun 2025 nanti, perbandingan pengelolaan sampah 70 persen oleh pemerintah dan sisanya dikelola masyarakat 30 persen,” tambahnya.
Mengenai kekurangan lahan juga menjadi kendala, Lahan TPA Cikundul saat ini tersisa seluas 1.400 meter lagi tentunya TPA akan over kapasitas dalam beberapa bulan kedepan.
“Tahun ini, Pemkot juga telah menganggarkan untuk pembelian lahan. Cuma saja mengenai luas lahan dan besaran anggaran masih dibicarakan. Yang pasti lokasinya dekat dengan lahan TPA sekarang,” terang Adil.
Sekitan dengan peraihan piala Adipura, Adil mengaku, bukan piala yang didapat menjadi impiannya. Namun tujuan akhirnya, masyarakat sadar bagaimana bisa mengelola lingkungan hidup dan menjaga kebersihan dari sampah. Caranya dengan mengelola sampah, mengurangi volume sampah dengan cara dipilah jangan sampai semua dibuang ke TPA.
“Ada bisa dijadikan kompos, daur ulang atau dijual ke bank Sampah Sukabumi (SAMI) atau dikasihkan ke pemulung. Dan dihimbau masyarakat juga harus taat aturan sesuai Perda dalam membuang sampah. Yaitu waktu membuang sampah dari jam 18.00 WIB sampai Jam 06.00 pagi ini akan memudahkan petugas agar sampah tidak bertumpuk,” pungkasnya. (M.satiri)