Harian Sederhana, Bogor – Rektor Universitas Pakuan (Unpak) Kota Bogor, Bibin Rubini mengatakan bahwa masa sekarang agama bukan hanya suatu kewajiban atau melakukan hal wajib yang diperintahkan oleh Tuhan-nya.
Namun, agama kini menjadi suatu tuntutan atau kebutuhan bagi sebagian besar manusia yang membutuhkan keseimbangan hidup lahir maupun batin. Bibin menyebut, kebutuhan manusia bukan lagi hanya sekedar lahiriyah, namun kebutuhan batiniah pun wajib terpenuhi.
Ini agar menjadi manusia yang mempunyai kesempurnaan hidup, mampu mengusai ilmu pengetahuan teknologi, namun tetap bisa menerapkan iptek tersebut dalam bingkai agama. Pendidikan agama menjadikan manusia yang berketuhanan dalam ibadah, berkeadilan dan beradab dalam bersosialisasi, mempererat ukhuwah (persaudaraan) dalam bingkai NKRI.
Hal itu dikatakan oleh Bibin dalam menanggapi adanya upaya yang membisiki Presiden Republik Indonesia untuk menghapus mata pelajaran agama di dunia pendidikan. Negara yang berlandaskan Pancasila, menurut Bibin, tidak lepas dari penerapan nilai-nilai agama yang universal, terutama menyangkut sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
Selain itu juga sila-sila yang lainnya seperti Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab itu perwujudan dari perilaku yang akhlakul karimah. Kemudian sila Persatuan Indonesia, perwujudan dari ukhuwah, pentingnya menjaga persaudaraan antara sesama warga negara dan seterusnya sampai pada keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Jadi menurut saya sangat keliru jika mata pelajaran agama dihapuskan dalam dunia pendidikan kita, karena kalau tidak ada nilai agama, maka dimana lagi nilai Pancasila seutuhnya diimplementasikan,” terang pria yang meraih jabatan sebegai guru besar ini saat dihubungi, Minggu (7/7/219).
Nilai agama yang luhur, tidak hanya melahirkan Pancasila bagi bangsa dan negara ini. Bibin mengatakan, perilaku dan sikap serta ucapan bangsa besar yang terkenal ramah dalam budayanya ini, tidak juga lepas dari peranan guru-guru Agama dalam mendidik siswa dan siswinya.
Dia menuturkan peranan para guru dalam menanamkan nilai agama sangatlah penting di dunia pendidikan ini, terlebih dalam pendidikan agama yang di dalamnya diajarkan cara dan prilaku hidup tolerans, sikap saling mengasihi, saling tolong menolong, sikap sosial yang tinggi termasuk sikaturahmi dan gotong royong, terutama dalam membentuk karakter dan budi pekerti.
“Selain pelajaran Agama, yang memuat nilai dasar kehidupan manusia, mata pelajaran apa lagi yang berisi sikap2 dan karakter yang baik termasuk hidup toleran di negara yang multi etnis seperti Indonesia?,” tambah Bibin.
Bibin pun menyayangkan bila seandainya ada sebagian orang yang menyalahkan agama sebagai penyebab masalah yang dihadapi bangsa ini, justru malah sebaliknya atau akan menjadi bumerang jika betul pendidikan agama akan dihapuskan, maka hal buruk atau masalah besar akan dihadapi. Karena bangsa yang harusnya memiliki pengetahuan, norma dan nilai Agama harus jadi korban kesalah pahaman dalam mengambil kebijakan.
“Ini yang harus kita pertanyakan, apakah penghilangan pendidikan Agama ini sudah melalui suatu kajian yang komptehensif? atau hanya masukan dan tekanan dari segelintir orang?. Kalau hanya berupa masukan, lebih baik jangan dihapuskan, karena saya menganggap pendidikan Agama itu masih relevan sepanjang zaman dan wajib ada pada kurikulum setiap jenjang pendidikan,” pungkasnya.
(*)