Harian Sederhana, Depok – Berbagai panganan penggugah selera disajikan oleh Usaha Menengah Kecil Masyarakat mulai dari camilan hingga makanan berat seluruhnya ada di Kota Depok. Seperti produk keripik tempe dan minuman Jelly yang diluncurkan oleh Dapoer Salma Snack and Catering. Rasa kripik yang renyah dan gurih garing disukai semua kalangan baik anak kecil maupun orang dewasa.
“Saya lebih menonjolkan, rasa dari ketumbarnya cocok menjadi pelengkap santapan,” tutur Risa Zubaedah selaku Pemilik Brand Dapoer Salma kepada Harian Sederhana, Senin (08/07).
Risa menuturkan, nama produk Salma diambil dari nama anak keduanya. Mengapa demikian, ternyata ada kisah menarik dibalik nama anak pembawa keberuntungan itu. Cikal bakal usahanya, dimulai ketika wanita berhijab itu sering membawakan Salma bekal yang dimakan saat istirahat.
Menjadi sebuah kebiasaan, Salma sering berbagi bekal baik cemilan maupun makanan berat yang dibawanya itu dengan guru maupun teman di sekolah. Alhasil, setiap pulang ke rumah bekal selalu ludes.
“Alhamdulillah semua bekal yang saya bawakan setiap hari selalu habis dan banyak wali murid japri saya memesan bekal yang sama bagi anak mereka,” ungkap Risa.
Akhirnya, ketua yayasan menawarkan untuk mengajukaan proposal catering di sekolah tersebut dengan konsep menu makanan empat sehat lima sempurna. Proposal itu, kemudian menjadi sebuah jembatan untuk usaha katering Risa menuju peluang usaha.
“Muncul juga ide minuman jelly, atas banyaknya permintaan murid-murid di sekolah anak saya. Kemudian, berkembang dengan aneka camilan ringan baru-baru ini saya membuat keripik tempe yang terbuat dari kacang kedelai dan ragi, ditambah tepung sagu kemudian ditiriskan semalaman agar lebih padat dan bisa diiris, dibumbui digoreng,” bebernya.
Menurut dia, harga keripik dan minuman yang dijual sangat terjangkau. Minuman jelly dalam botol kemasan 330 mililiter tersebut dibandrol Rp 10 ribu, sedangkan keripik tempe Rp 15 ribu per 250 gram. “Kalau dihitung, sebulan omset sampai Rp 17 juta,” tegasnya.
Namun, Risa mengakui banyak kendala yang harus dihadapi salah satunya kemasan yang bisa menambah daya simpan produk sehingga awet lebih lama dan legalitas baru untuk sertifikat halal.
“Saya sudah mendaftarkan brand ke dinkes, untuk legalitas sekarang sedang menunggu panggilan,” tegasnya.
Pelaku Usaha dibawah komunitas Usaha Kecil Menengah Masyarakat (UMKM) Wira Usaha Baru (WUB) itu menuturkan, untuk pelaku usaha jangan mudah menyerah. Selaku bersabar dan berdoa untuk setiap kendala yang dihadapi.
“Jangan segan segan untuk menggali informasi ke dinas setempat supaya kita bisa mengurus legalitas secepatnya. Ingat, segala upaya kita tidak akan sia-sia karena ada Allah SWT yang selalu mencatatnya dan akan memberikan imbalan yang manis atas semua usaha dan jerih payah kita,” pungkasnya. (*)