Harian Sederhana, Sawangan – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Indonesia memberikan pembinaan kepada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok terkait kesadaran dalam keamanan informasi.
Hal tersebut penting mengingat dunia Informasi Teknologi (IT) tidak terbatas dalam ruang dan waktu, ada banyak risiko dan kerawanan yang harus terus diwaspadai.
Menurut Sandiman Muda pada Sub Direktorat Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional (IIKN) II yang membawahi Sektor Kesehatan BSSN, Ika Otaviana Larasati, kerawanan yang mungkin terjadi di era online saat ini seperti adanya penyerangan dari peretas (hacker). Selain itu, kerawanan lainnya adalah adanya virus, atau dari kurangnya waspadaan internal yang bisa membuka peluang terjadinya serangan dari luar.
“Misalnya dari tim IT RSUD Depok sudah sangat protektif. Namun ada saja yang membuka email yang isinya tautan ke link yang berbahaya. Hal ini yang bisa mengakibatkan crash dalam sistem,” jelas Lala, sapaan akrabnya di RSUD Depok, Sawangan, Senin (29/7/2019).
Lebih lanjut, ucapnya, dirinya tidak hanya menilai dari segi teknis berdasarkan pada indeks yang ada dalam ISO 2700. Hal ini karena untuk keamanan informasi sangat komprehensif sekali artinya dari sisi dokumen juga harus diperhatikan.
“Kami juga memeriksa manajemen password di RSUD Depok, memotret sejauh mana RSUD menerapkan keamanan informasi. Hasilnya akan kita kolaborasikan antara BSSN sebagai badan keamanan siber secara nasional dan RSUD Depok sebagai garda rantai pelayanan kesehatan terdepan,” terangnya.
Untuk itu, dirinya sangat terbuka kepada RSUD Depok jika membutuhkan bantuan dalam menguatkan sistem keamanan informasi. Selain juga berjanji memberikan bantuan bila memerlukan saran dan masukan untuk peningkatan kualitas TI di RSUD Depok.
“Kami tidak akan sungkan memberikan pendampingan ke RSUD Depok untuk perbaikan. Kemudian juga membuat lebih baik lagi keamanan informasi yang sudah dimiliki,” tutupnya.