Harian Sederhana – Kesuksesan dalam membuka suatu usaha bisa bermula dari hobi yang ditekuni hingga akhirnya mencapai sebuah keberhasilan. Hal inilah yang dilakukan Salfiya Aziz yang awalnya memulai usaha dari hobi.
Owner Ening Craftshop ini mengatakan dirinya memiliki hobi menjahit bahkan sempat mengikuti kurus menjahit pakaian. Namun lama-kelamaan dirinya pun lebih condong tertarik untuk ke arah pernak-perniknya seperti tas, dompet dan lain sebagainya.
“Untuk usaha hand craft (kerajinan tangan-red) sendiri berawal dari tahun 2015 hingga saat ini. Saya memulai usaha dimulai sendiri. Untuk bahan dasar sendiri dari katun perca dan bahan lainnya,” tuturnya kepada Harian Sederhana.
Salfiya mengatakan untuk memproduksi kerajianan sendiri, ia menggunakan bahan dari katun, kanvas, jeans dan batik. Bahannya sendiri ada yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
“Kendala dalam mencari bahan-bahan untuk produksi sendiri tidak ada masalah. Kalau untuk craft jatuhnya pasti di harga akan lebih mahal ya. Nah itu bagaimana cara kita mengantisipasi bagaimana barang kita tetap diminati dan barang yang dihasilkan tetap berkualitas,” katanya.
Dia mengatakan, kegalauan yang dihadapi pasti banyak apalagi di era saat ini. Sementara untuk minat craft sendiri kalau dilihat dari fenomena konsumen yang namanya craft atau handmade itu pasti imagenya pasti mahal.
“Kadang konsumen melihat kok barang ini mahal ya, padahal mereka tidak tahu bagaimana proses hingga terjadinya sebuah produk. Itulah yang memang bagaimana cara kita untuk menarik daya beli konsumen terhadap produk yang kita hasilkan,” paparnya.
Modal untuk membuka usaha ini sendiri, lanjutnya, kurang lebih sekitar Rp10 juta. Dalam perjalanannya sendiri, usaha tersebut membuahkan hasil. Keuntungannya sendiri pun terus mengalami kenaikan.
“Namanya usaha ya pasti ada pasang-surut. Namun kalau bicara keuntungan, setiap tahunnya pasti mengalami peningkatan. Saya sendiri menjual produk secara online maupun offline,” katanya.
Untuk produknya sendiri dijual dari harga Rp25 ribu sampai Rp3 juta. Kelebihan produknya sendiri lebih kepada permainan motif, bentuk serta kualitas bahan. Untuk segmen dari produknya sendiri lebih ke usia 20 sampai 40 tahun.
“Jadi saya lebih bermain ke motif, bentuk dan kualitas bahan. Apalagi perempuan itu lebih condong mencari produk yang tidak sama dengan orang lain. Karena itu, untuk motif yang saya produksi yang batasi maksimal enam atau setengah lusin,” bebernya.
Dia pun mengaku produknya sendiri sudah menembus pasar internasional salah satunya adalah Pakistan. Bukan itu saja, dirinya pun kini tengah merambah ke Jepang dan negara lainnya.
Salfiya sendiri mengaku peran dari Pemerintah Kota (Pemkot) Depok sendiri memang dirasakan. Seperti program-program mulai dari pelatihan-pelatihan yang berdampak positif dan cenderung berkelanjutan serta berkesinambungan.
“Selain itu kita di fasilitasi juga terkait tempat untuk menjual produk yang kita produksi,” imbuhnya.
Pada kesempatan ini juga dirinya mengajak kepada para pelaku usaha untuk tetap semangat dalam menjalankan usahanya. Selain itu juga diharapkan kepada para pelaku usaha untuk rajin berkomunikasi dengan dinas terkait dalam mengembangkan usahanya.
“Dalam usaha sendiri harus terus semangat dan jangan mudah menyerah,” tandasnya. (Wahyu Saputra)