Harian Sederhana – Sore kemarin berkesempatan untuk berdiskusi dengan sejumlah kawan lama dikediaman ane yang berada di kawasan Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok. Ane selaku pengurus salah satu organisasi kepemudaan di wilayah tersebut berkesempatan menerima kunjungan dari sejumlah kawan lama.
Alhamdulillah selama ini ane memang getol ikut berbagai kegiatan kepemudaan. Tujuannya ya satu, menjalin silaturahmi, menambah wawasan dan memperkuat jalinan persaudaraan.
Salah satu obrolan menarik dalam diskusi tersebut adalah inovasi Wali Kota Depok melalui Dinas Perhubungan yang kini tengah mengembangkan JoTram.
Mungkin para sahabat SEDERHANA juga mendengar kabar kalau di salah satu lampu merah akan diputarkan lagu yang dinyanyikan langsung oleh Wali Kota Depok, Mohammad Idris dengan judul “Hati-Hati di Jalan”.
Ya belakangan ini memang lagu tersebut ramai diperbincangkan baik di sosial media atau sekumpulan emak-emak milenial. Kenapa, banyak WA dan telepon soal dasar apa yang membuat adanya wacana program ini. Ane pun menjawab sesuai dengan berita yang pernah ditulis.
Lagu ini juga masih menjadi diskusi kecil-kecilan kawan-kawan yang berkunjung ke rumah. Bagi ane perdebatan dalam sebuah inovasi itu adalah hal yang wajar. Ini berarti tingkat partisipasi masyarakat sangat tinggi menanggapi sebuah wacana kebijakan.
Terkadang sebuah inovasi memang harus viral atau diviralkan. Kenapa seperti itu, tentunya untuk melihat respon serta bagaimana sih pendapat masyarakat menanggapi wacana kebijakan yang akan diterapkan.
Ane justru mengingat program Wali Kota Depok dua periode yakni Pak Nur Mahmudi Ismail. Yang mana saat beliau menjabat masyarakat sempat digegerkan dengan program one day no rice atau satu hari tanpa nasi. Sempat menjadi perdebatan sih, tapi namanya juga program ga asik kalau tidak ada yang mendebatkan.
Salah satu tujuan dibuatnya gerakan One Day No Rice adalah salah satu cara mempromosikan beras yang terbuat dari jagung dan umbi-umbian sebagai makanan pokok orang Indonesia. Dengan program One Day No Rice, akan menekan penderita diabetes.
Bahkan ane pernah baca-baca sebuah artikel kalau jenis beras Indonesia berbeda dengan jenis beras produksi Jepang. Beras di Indonesia digiling habis sehingga warnanya bersih dan bebas dari serat dan gizi. Itu cara yang salah dan menyebabkan rawan terkena obesitas.
Masyarakat Indonesia rentan terkena penyakit obesitas atau kegemukan bahkan diabetes tingkat II yang berbahaya bagi kesehatan karna pengolahan beras yang salah. Gerakkan satu hari tanpa nasi ini sebenarnya merupakan program atau arahan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dan ane pikir ini sangat baik untuk kesehatan.
Meski banyak manfaat, program ini sempat menjadi bahan perbincangan di kalangan masyarakat. Ada yang setuju, banyak juga yang menganggap program apa ini sih. Sama seperti halnya rencana Wali Kota Depok, Mohammad Idris yang ingin memutar lagu.
Padahal kalau dicermati, lagu tersebut berisi sebuah imbauan untuk para pengendara sepeda motor. Bagus sih menurut ane, karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran pengendara mentaati peraturan maupun rambu-rambu lalu lintas.
Sejumlah kawan ane pun setuju dan mengaminkan dalil yang ane utarakan. Yah begitulah, sebuah inovasi pasti ada ajah celaannnya. Kaya koran ini aja, mengadakan polling malah disebut menggiring dukungan atau apalah. Tapi kembali lagi, namanya inovasi. Kalau didebatkan justru inovasi itu didengar atau dilihat.
SALAM SEDERHANA………………………….