Harian Sederhana, Sawangan – Pembangunan SMK Bhakti Karya di Jalan Muchtar, Gg Poncol, Kelurahan Sawangan, Kecamatan Sawangan tersendat lantaran keterbatasan biaya. Kegiatan belajar dan mengajar siswa di sekolah tersebut pun terpaksa menggunakan ruang kelas MTs yang masih dalam satu area.
Kepala SMK Bhakti Karya, Jajat mengatakan, terbatasnya anggaran untuk pembangunan ruang kelas, lantaran SMK Bhakti Karya tidak memunggut uang pembangunan gedung untuk ruang kelas baru (RKB) kepada para orang tua wali murid, kemudian SPP yang dikenakan para siswa juga sangat minim hanya Rp75 ribu per bulan.
Sedangkan saat penerimaan siswa baru, lanjut dia, orang tua siswa hanya dikenakan biaya Rp750 ribu, diperuntukkan pendaftaran Rp150 ribu per siswa, selebihnya untuk pakaian seragam, olahraga dan jas almamater.
“Jadi, tidak ada uang gedung di sekolah ini, karena siswanya merupakan keluarga ekonomi terbatas. Dan tujuan sekolah ini membantu masyarakat agar terus sekolah,” ujarnya, Selasa (23/7).
Untuk siswa baru tahun pelajaran 2019/2020, dijelaskannya, terdapat 50 siswa. Sedangkan untuk jurusannya hanya satu yakni Pemasaran. Sekarang ini siswa sudah belajar meski mereka sementara ini masih numpang di ruang kelas MTs karena SMK Bhakti Karya masih kekurangan ruang kelas.
“Jumlah ruang kelas yang dimiliki SMK Bhakti Karta sekarang ini hanya empat lokal. Sedangkan yang dibutuhkan enam lokal, dari total siswa keseluruhan sebanyak 174 orang yang dibagi enam rombel,” tuturnya.
Untuk memenuhi kebutuhan kegiatan belajar dan mengajar, ditambahkannya, dua ruang kelas milik MTs sementara ini digunakan untuk kegiatan belajar dan mengajar karena kekurangan ruang kelas.
Dirinya berharap pemerintah pusat dan daerah baik itu dari Kota Depok dan Provinsi Jawa Barat memberikan bantuan untuk pembangunan ruang kelas baru SMK Bhakti Karya.
Terlebih, kata dia, pihak sekolah sudah menyiapkan dasar bangunan berupa pondasi ruang kelas dengan konstruksi tiga lantai yang sudah dipersiapkan sejak beberapa tahun lalu.
“Bantuan dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk mewujudkan ketersediaan kelas di sekolah ini,” ujarnya, seraya mengakui empat ruang kelas yang sudah digunakan untuk kegiatan belajar dan mengajar, termasuk ruang guru merupakan bantuan dari pemerintah.
(*)