Harian Sederhana, Depok – Sekitar empat ruangan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Izzata yang terletak di Jalan Raya Cipayung, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok hancur diserang oleh sekelompok gerombolan motor. Terlihat kaca-kaca sekolah tersebut hancur berantakan akibat dilempari batu.
Berdasarkan informasi yang dihimpun penyerangan dilakukan oleh sekelompok tak dikenal itu terjadi pada Rabu (16/10) dini hari sekitar pukul 05.00 WIB. Gerombolan itu mendatangi sekolah dengan menggunakan motor sambil membawa senjata tajam dan batu.
Iskandar, penjaga SMK Izzata menuturkan yang mengetahui kejadian tersebut adalah petugas kebersihan yang biasa menginap di sekolah. Karena takut, si petugas kebersihan tidak berani keluar namun suara teriakan dari luar gerbang sekolah jelas terdengar saat gerombolan tersebut menyerang. Kurang lebih ada 50-60 motor yang melakukan penyerangan.
“Mereka mencoba mendobrak gerbang, ada yang menendang-nendang juga. Sebagian lagi memanjat. Karena sulit terbuka akhirnya mereka mengangkat gerbang besi beramai-ramai,” tutur Iskandar kepada wartawan.
Setelah itu, sambung Iskandar, mereka memasuki pelataran sekolah dan merusak kaca-kaca ruangan. Kurang lebih empat kelas dan satu ruang guru yang mengalami kerusakan parah. Meskipun melakukan pengrusakan, gerombolan itu melakukan penjarahan. “Tidak ada yang diambil mereka hanya merusak fasilitas sekolah saja,” katanya.
Setelah puas melampiaskan emosi, gerombolan tak dikenal ini meninggalkan sekolahan yang menyisakan pecahan kaca dan batu-batu yang digunakan untuk melempari ruangan sekolah. “Batu-batu yang dilemparkan juga masih berserakan di depan ruangan kelas dan ruangan guru,” katanya.
Akibat insiden tersebut, seluruh pelajar di SMK Izzata Kota Depok harus diliburkan sementara waktu. Pihak Kepolisian juga telah mendatangi lokasi kejadian dan melakukan penjagaan ketat di luar maupun dalam lingkungan sekolah. “Besok kegiatan belajar mengajar dimulai kembali. Sekarang diliburkan dulu,” kata Iskandar.
Sementara itu Kapolresta Depok, AKBP Azis Andriansyah menuturkan insiden penyerangan terhadap Gedung SMK Izzata terjadi setelah siswa dari sekolah tersebut menyerang sekolah lain.
“Jadi kebetulan hari sebelumnya dari sekolah ini (pelajar SMK Izzata) sempat menyerang sekolah lain (tawuran),” tutur Azis di SMK Izzata.
Imbas dari kejadian tersebut, menurut dia adalah perusakan terhadap gedung sekolah. Kejadian itu tidak bisa dibiarkan, pihaknya akan segera mengusut pelaku pengrusakan.
Azis menuturkan, kejadian ini juga tidak bisa dihadapi oleh Kepolisian sendiri lantaran dibutuhkan koordinasi dengan berbagai stakeholder mulai dari Pemerintah Kota Depok, Dinas Pendidikan dan terutama orang tua siswa.
“Merekalah (orang tua) yang berperan sangat besar dalam menjaga anak-anaknya untuk tidak melakukan perilaku ini (anarkis). Semoga kami bisa menuntaskan kasus ini, mohon dukungannya dari masyarakat juga,” bebernya.
Pencegahan terhadap potensi pelajar melakukan tawuran, lanjut Azis, telah dilakukan salah satunya dengan menjalankan program Police Goes To School dan program lainnya.
Namun diakuinya para siswa yang terlibat tawuran tersebut juga memiliki berbagai macam siasat. Seperti ketika petugas menjaga di depan sekolah ternyata mereka malah beraksi di lokasi lain.
“Konflik awalnya ini kan terjadi di pinggir tol sana (Desari-red). Aksi balasannya malahan merusak gedung sekolah,” tandasnya.
Azis menerangkan, langkah yang diambil dalam pengusutan kasus tersebut yaitu dengan melakukan pemeriksaan intensif di lokasi kejadian. Berikut meminta keterangan dari empat orang saksi.
“Semoga kita mampu, menangkap pelakunya. Mohon bantuan media juga untuk mempublikasi penegakkan yang diberikan kepada mereka ketika nanti berhasil diungkap,” terangnya.
Selain itu, beberapa alat bukti seperti sampel gedung yang rusak dan bongkahan batu sebagai alat merusak sejumlah kaca kelas telah diamankan petugas. Selanjutnya, saat ditanya mengenai adanya korban yang tewas saat tawuran antara kedua siswa sebelum penyerangan gedung sekolah, Azis membenarkan hal tersebut.
“Kita dapat informasi ada beberapa orang yang luka akibat di keroyok. Satu diantaranya meninggal dunia setelah menjalani perawatan medis. Kita tidak bisa tinggal diam generasi muda ini menjadi barbar,” pungkasnya.
Dari informasi yang dihimpun Harian Sederhana, sekelompok pelajar SMK Kusuma Bangsa dan SMK Izzata terlibat tawuran di Jalan Raya Sawangan, Pancoran Mas pada Selasa (15/10). Tawuran tersebut terjadi sebelum Gedung SMK Izzata diserang oleh gerombolan tak dikenal.
Satu pelajar menjadi korban pada tawuran tersebut dan sempat dilarikan ke RS Hermina sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 23.30 WIB akibat luka bacok di sekujur tubuh.
Kapolsek Pancoran Mas, Trihardi menuturkan korban berinisial GM (17) bermukim di wilayah Kelurahan Mampang. Korban meregang nyawa pada Rabu dini hari setelah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit.
“Awalnya korban pelajar yang tewas, identitas masih dicari anggota di lapangan. Setelah penelusuran ke rumah kontrakan (orang tuanya-red), ternyata korban merupakan pelajar dari sebuah SMK yang berlokasi di Tanah Baru,” bebernya.
Sayangnya ketika di datangi petugas rumah korban sudah sepi. Setelah meminta keterangan dari warga sekitar, jenazahnya telah dibawa oleh pihak keluarga ke kampung halaman.
“Jenazah setelah dibawa ke rumah duka dari RS Hermina, subuh langsung dibawa ke Cirebon untuk dimakamkan,” tegasnya.
Sementara itu Rizal, anggota Pokdar Kamtibmas mengatakan tempat korban bersekolah dan lawannya (sekolah swasta juga) memang sering terlibat tawuran. Mereka sudah lama, bermusuhan. “Sekolah yang sering terlibat tawuran ya itu-itu saja, memang bermusuhan,” jelasnya.
Ketika tawuran pecah, warga sempat berusaha membubarkan kawanan remaja tersebut. Tiga orang diamankan ke Mapolsek Pancoran Mas. “Selain pelajar, sebilah celurit juga kami serahkan kepada pihak kepolisian,” pungkasnya.
2015 Ada Kejadian Serupa
Berdasarkan informasi yang dihimpun, penyerangan serupa juga sempat dialami sekolah swasta tersebut beberapa tahun kebelakang. Hal tersebut berdasarkan dari keterangan warga sekitar.
“Empat tahun lalu, ya sempat juga sekolah ini diserang tapi tidak ada korban jiwa. Setelah itu tiga tahun tidak ada kejadian, nah baru sekarang lagi mengalami hal serupa” tutur Nur (50), penjaga warung yang terletak di samping persis SMK Izzata.
Nur mengaku, sempat mendengar suara seperti anak-anak muda tengah berkumpul di depan gerbang sekolah sekitar pukul 05.00 WIB ketika dirinya hendak menunaikan ibadah Salat Subuh.
Tak berselang lama, tiba-tiba terdengar teriakan-teriakan dari sekumpulan orang tak dikenal itu. Mereka seperti emosi dan diluapkan dengan menggebrak-gebrak gerbang. Karena takut, Nur hanya bisa diam di dalam warung petakan miliknya.
“Kurang lebih setengah jam, saya tidak berani keluar kebetulan punya penyakit lambung juga jadi ga bisa lihat yang bikin takut,” bebernya.
Sekitar pukul 06.00 WIB, dirinya baru berani keluar warung dan melihat kondisi gerbang yang sudah terjatuh dan sejumlah ruangan kelas yang rusak parah.
Sementara itu Didit yang merupakan petugas jaga Perumahan Grand Pitara yang terletak di seberang SMK Izzata sempat melihat kurang lebih 100 orang pemuda diperkirakan masih remaja, berkumpul di depan sekolah tersebut. Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 04.00 WIB dini hari.
“Jumlah mereka terus bertambah kemudian melempari pagar. Ada juga yang manjat keatas dan menyobek baliho sekolah,” bebernya.
Ketika mereka menyerbu masuk ke dalam petugas kebersihan sekolah muncul namun ternyata kalah jumlah dan sebagian besar gerombolan pemuda itu membawa senjata tajam.
“Nah, setelah selesai merusak mereka membubarkan diri. Petugas itu sempat tanya ke saya apakah anak-anak itu pakai seragam sekolah, saya jawab tidak pakai. Bahkan, ada yang masih pakai sarung,” tandasnya.
Melihat kondisi ruangan kelas yang rusak parah, Didit langsung berkoordinasi dengan Polsek Pancoran Mas. Tak lama kemudian, petugas kepolisian dari Polsek dan Polres berdatangan hingga akhirnya melakukan olah TKP.
“Yang saya lihat mereka ini remaja kondisinya ramai sekali saat itu. Saya tadinya mau mendatangi mereka tapi karena bukan daerah pengamanan juga, jadi saya pikir bukan wewenang,” pungkasnya.
Suasana Sudah Kondusif
Suasana disekitar SMK Izzata di Jalan Raya Cipayung tampak sepi usai insiden penyerangan berujung pengerusakan yang dilakukan oleh sekelompok orang pada Rabu (16/10) sekitar pukul 05.00 WIB.
Pantauan Harian Sederhana di lokasi kejadian pukul 21.00, tampak beberapa orang masih berjaga di area sekolah. Sesekali tampak seperti petugas namun tidak berseragam yang hilir mudik memantau keadaan.
Beberapa kali tampak orang tua bersama anaknya mendatangi SMK Izzata meski hanya sekedar melintas sambil menengok keadaan sekolah. Sebagian ada yang memantau langsung dengan berhenti di depan gerbang.
Sementara itu empat ruang kelas yang berada persis di depan gerbang SMK Izzata masih dilindungi garis polisi. Serpihan kaca bekas pengerusakan masih berserakan dan pot-pot bunga yang ikut pecah dibiarkan untuk mempermudah pihak Kepolisian melakukan indentifikasi atau olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). (*)