Harian Sederhana – Hari ke-4 paska bencana puting beliung yang melanda di 4 Kelurahan di Bogor Selatan, Bogor Timur dan Bogor Tengah, Walikota Bogor Bima Arya memberikan perhatian khusus pada keberadaan situs Sumur 7 yang berlokasi di wilayah RT 04/05, Kelurahan Lawanggintung, Kecamatan Bogor Selatan.
Setelah sebelumnya Bima meninjau langsung lokasi sumur 7 yang telah dipasangi hong beton, kini orang nomor satu di Kota Bogor itu pun mengaku hari ini (kemarin) memanggil pemilik lahan yang di dalamnya ada sumur 7.
Menurut Bima, rencana pembangunan ruko dan perumahan di atas lahan seluas 6.000 meter tersebut, tidak berizin dan bisa mengancam cagar budaya peninggalan kerajaan Pajajaran, yaitu situs Sumur Tujuh.
“Pemiliknya kami panggil, karena tidak ada izinnya dan itu cagar budaya, yang pasti saya perintahkan distop,” kata Bima, saat diwawancarai setelah menghadiri brifieng staff di Kantor Dinas Ketahanan Pangan, Kelurahan Cipaku, Kecamatan Bogor Selatan, Senin (10/12).
Bima juga mengisyaratkan jika ada tindak pidana yang dilakukan pengembang, maka pihak yang bertanggungjawab di lokasi pembangunan bisa dikenai hukuman yang sesuai.
“Untuk hukumnya akan kita pelajari, kalau misalnya ada aspek pidana di situ ya akan kita terapkan di situ. Saya minta Pol PP memasang pol-pp line di situ, agar tidak ada kegiatan lagi di situ,” tegasnya.
Sementara itu jumlah rumah rusak terus bertambah, setelah sebelumnya berjumlah 1.697 rumah rusak berat dan ringan. Menurut data terbaru bertambah menjadi 1.821 rumah dengan lokasi terparah di empat kelurahan yakni Pamoyanan, Batutulis, Cipaku dan Lawanggintung.
“Pemkot Bogor sudah mencairkan anggaran untuk tahap pemulihan pasca bencana angin puting beliung sebesar Rp1,5 miliar pada Senin (10/12) dari pos Belanja Tidak Terduga (BTT) dan Bantuan Sosial (Bansos). Selebihnya dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan,” ungkap Bima.
Anggaran tersebut lanjutnya, diperuntukkan untuk membantu memperbaiki rumah warga yang rusak dengan menyesuaikan mana yang lebih prioritas.
“Teknis penyalurannya nanti diatur sama Tim Koordinasi Bencana, Lurah dan RT/RW dalam satu-dua hari kedepan setelah uang cair. Mayoritas kan atapnya rusak, jadi akan kami salurkan dalam bentuk material, seperti asbes dan lain sebagainya,” jelasnya.
“Sembari menunggu bantuan dari Pemerintah Pusat dan Pemprov Jabar, akan maksimalkan dulu anggaran yang kami punya. Saya sudah berkomunikasi dengan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) dan Pak Gubernur. Mereka berjanji akan memberikan atensi khusus terhadap kejadian bencana yang merusak sekitar 1.821 rumah warga ini. Bagi warga yang ingin berpartisipasi bisa transfer ke rekening BNI 0647581910 atas nama Dinas Sosial Kota Bogor atau bisa langsung ke Posko Terpadu di ex PT IMMI Cipaku,” terangnya. (M.A Murtadho/Herman Indrabudi)