Harian Sederhana, Limo – Imbauan Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna agar aktivitas pengangkutan dum truk tanah dihentikan ternyata tidak digubris oleh para pengemudi truk. Mereka tetap saja melakukan pengangkutan tanah pada jam sibuk sehingga menambah kemacetan lalu lintas, Kamis (11/7/2019).
Masyarakat dan pengendara bermotor mengeluhkan maraknya dump truk berisikan tanah merah yang melintasi jalan Pramuka Pancoranmas hingga Jalan Krukut, Kecamatan Limo.
Salah satu warga Khaerul kepada wartawan, mengatakan operasional dump truk melintas selama 24 jam sehingga menggangu aktivitas masyarakat.
Ada sekitar ratusan dump truk yang melintas datang dari arah Cipayung atau kawasan Kompleks Pertanian menuju Kelurahan Grogol, Limo hingga tanahnya berceceran membuat debu di siang hari sehingga menimbulkan dan kemacetan lalu-lintas.
“Sudah sekitar sebulan ini kami sudah melihat lalu-lalang dump truk angkut hingga menyebabkan jalan berdebu dan kemacetan lalu-lintas.” katanya.
Aktivitas operasional dump truk ini terkesan dibiarkan oleh dinas terkait sehingga aktivitas dump truk dengan leluasa beroperasional.
Warga lainnya, Galih menambahkan lebih sebulan truk pengangkut tanah merah melintas 24 jam tanpa ada tindakan dari Pemkot Depok. “Dampak truk tersebut selain debu juga bikin macet lalu lintas di sejumlah ruas jalan di kawasan Pancoranmas,” ujarnya.
Hidayat, warga Kelurahan Krukut, Kecamatan Limo mengatakan, truk tanah beroperasi dari pukul 08.00 hingga 24.00. Tanpa jeda. Lalu lalang truk tanah tersebut membuat polusi udara akibat debu yang beterbangan dari tanah yang diangkut.
Tak hanya itu, truk tanah yang berkali-kali lewat juga menyebabkan kemacetan di ruas jalan Krukut Raya yang berlokasi dekat pengerjaan Tol Depok-Antasari (Desari) tahap II.
Dikatakan Hidayat, warga bukan tak mendukung kehadiran jalan tol sebagai amanat pembangunan nasional. Namun perlu diperhatikan terkait jam operasional truk angkut tanah yang seolah tidak berjeda serta polusi dan kemacetan yang ditimbulkannya.
“Apalagi sekarang musim kemarau. Tambah banyak debunya. Ibu-ibu sekitar sekarang kalau ngepel sampai tiga kali sehari. Karena kalau nggak, rumah kotor terus dan berdebu tebal,” kata Hidayat.
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna mengatakan pihaknya meminta pengelola Tol Depok-Antasari untuk menghentikan kegiatan pengangkutan tanah oleh truk hingga didapatkan solusi yang tepat bagi warga dan juga pihak pengelola.
“Kami sudah meminta agar pengangkutan tanah merah dari kawasan Kecamatan Cipayung menuju Kecamatan Limo untuk dihentikan terlebih dahulu guna mencari solusi yang terbaik. Kami mendapat banyak aduan dan keluhan dari warga dan juga sesama pengguna kendaraan,” ujarnya.
Diungkap Pradi, keluhan warga menjadi perhatian serius Pemkot Depok. Pihak pengelola Tol Depok-Antasari jangan hanya mau enaknya aja tapi perlu juga perhatian kepada masyarakat yang terkena dampak dari aktivitas pengakutan tanah merah tersebut.
(*)
Aji Hndro/Sud