Harian Sederhana – Hujan deras intensitas tinggi ditambah dengan rentang waktu yang panjang membuat Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor dilanda banjir bandang dan longsor pada Rabu (01/01). Akibatnya, wilayah yang berada di kawasan perbukitan itu pun luluh lantak.
Informasi yang dihimpun Harian Sederhana, banjir bandang dan longsor mengakibatkan 766 unit rumah rusak, enam orang meninggal dunia, tiga orang hilang, dan 34 orang terluka.
Adapun kerusakan bangunan tersebar di Desa Urug sebanyak 98 unit rumah rusak ringan dan 98 rumah rusak berat. Di Desa Harakat Jaya sebanyak 19 unit rumah rusak berat, di Desa Kiara Pandak 255 rumah rusak berat.
Kemudian di Desa Sukamulih sebanyak 86 rumah rusak ringan, 72 rumah rusak sedang, dan 19 rumah rusak berat. Selanjutnya di Desa Jaya Raharja sedikitnya 32 unit rumah rusak berat. Terakhir, di Desa Cisarua sebanyak 50 rumah rusak ringan dan 37 unit rumah rusak berat.
Akibat kejadian ini sebanyak 4.146 warga mengungsi di beberapa lokasi seperti di Kantor Desa, sekolah dasar, musola, masjid, pondok pesantren dan rumah-rumah warga.
Ribuan warga yang mengungsi berasal dari 10 desa yaitu Desa Cisarua, Cileuksa, Desa Kiarasari, Kiarapandak, Harakat Jaya, Pasir Madang, Jayarahara, Sukamulih, Sipayung, dan Desa Urug
Jumlah pengungsi terbanyak berasal dari Desa Harakat Jaya sebanyak 1.308 warga. Warga mengungsi di Sekolah Dasar (SD), Posyandu dan musola. Kemudian, warga Desa Kiarapandak sebanyak 600 orang mengungsi di kantor desa, sekolah dasar, SMA, dan di pondok pesantren.
Bupati Bogor, Ade Yasin mengatakan pihaknya dibantu tim gabungan yang berasal dari TNI, kepolisian dan BPBD masih melakukan pencarian korban yang terdampak longsor yang masih terisolir. Orang nomor satu di Kabupaten Bogor ini memantau sejumlah lokasi yang terdampak longsor di Sukajaya melalui jalur udara dan darat.
“Kita mengutamakan penanganan pencarian korban yang terdampak longsor yang masih terisolir,” tuturnya kepada wartawan selepas melakukan peninjauan longsor di Kantor Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Minggu (05/01).
Ade menjelaskan pantauan dari udara sangat terlihat berbahaya karena curah hujan kembali turun. Pihaknya menyarankan kepada para relawan dan petugas yang sedang melakukan evakuasi dan penyaluran bantuan agar tetap hati-hati.
“Saat menyambangi lokasi terdampak longsor harus jeli melihat medan yang akan dilalui. Mana daerah yang boleh di injak dan mana yang tidak,” jelas Ade.
Menurut Ade saat melakukan perjalanan darat melewati beberapa bukit dengan jarak sekitar 20 kilometer. Dirinya menginstruksikan petugas untuk memprioritaskan pembukaan akses jalan yang tertutup longsor.
Penanganan bencana longsor di Bogor harus dilakukan bersama-sama dan tidak hanya dibebankan ke pemerintah daerah. “Penanganan masalah longsor harus dibenahi bersama Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Karena tingkat kerusakannya cukup tinggi,” kata Ade.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto menerangkan, dari puluhan titik bencana yang ada di Kabupaten Bogor, wilayah Kecamatan Sukajaya menjadi daerah bencana alam terparah.
Pasalnya, banjir bandang menerjang wilayah tersebut, menyebabkan ratusan bahkan ribuan masyarakat mengungsi, menyelamatkan nyawanya. Mereka tidak mempedulikan harta benda yang terbawa arus air bah.
“Statistik mencatat, terdapat sedikitnya 100 titik longsor didaerah yang berbatasan dengan Provinsi Banten tersebut. Hal itu dilihat melalui pantauan udara yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bekerja sama dengan stakeholder lainnya,” ujar Rudy.
Selain itu, lanjutnya, keadaan diperparah dengan terputusnya akses transportasi masyarakat. Sejumlah ruas jalan utama di daerah Sukajaya terputus akibat longsor yang terjadi. Akibatnya, dua desa mengalami status desa terisolir. Saat ini, warga Sukajaya sangat membutuhkan uluran tangan saudaranya.
“Sandang dan pangan menjadi kebutuhan prioritas mereka saat ini. Papan mereka dapat di pengungsian. Mereka juga membutuhkan obat-obatan untuk mengantisipasi dan meminimalisir berbagai penyakit akibat lingkungan kotor yang sentiasa mengintai,” kata Rudy.
Pemerintah saat ini tengah berupaya memperbaiki keadaan. Berbagai cara dilakukan agar masyarakat Sukajaya dapat kembali menjalani kehidupan seperti biasa. Anak-anak ingin kembali ke sekolah dengan riang.
“Sukajaya adalah kita. Mari ulurkan tangan, singsingkan lengan kita untuk membantu mereka yang tertimpa musibah,” imbuh Rudy.
Masih seputar Sukajaya, Uu Ruzhanul Ulum selaku Wakil Gubernur Jawa Barat menyerahkan bantuan sebesar Rp 1,5 miliar untuk Kabupaten Bogor di sela-sela kunjungannya ke lokasi banjir bandang dan longsor di Desa Pasir Madang, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor. Bantuan dari Pemprov Jabar tersebut diterima Wakil Bupati Bogor, Iwan Setiawan.
“Ini bantuan dari pemerintah provinsi, kami serahkan kepada Pemerintah Kabupaten Bogor yang kemudian diserahkan kepada masyarakat terdampak,” kata Uu.
Dalam kunjungan menuju lokasi titik bencana, Wagub Uu yang mengendarai roda dua jenis motor trail masih menemui beberapa titik longsor yang menutupi jalan utama. Bersamaan dengan itu, beberapa alat berat terlihat sudah berupaya mengevakuasi tumpukan tanah.
Setibanya di Desa Pasir Madang yang hampir seluruhnya tertimbun longsor, ia langsung mendatangi posko pengungsian warga di puskesmas dan Kantor Kecamatan Sukajaya sekaligus mengecek ketersediaan logistik dan kondisi warga.
Wagub Uu berpesan agar warga tetap waspada karena cuaca ekstrem diprediksi masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.
“Masyarakat harus tetap waspada dan bersabar, tabah dan tetap mendekatkan diri kepada Allah SWT, jangan khawatir kami bersama semua pihak akan membantu,” ujarnya.
Uu juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah Kabupaten Bogor, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Tagana, TNI/Polri, relawan yang terus siaga.