Harian Sederhana, Cibinong – Belakangan ini beberapa kepala daerah di Jawa Barat (Jabar), termasuk Ridwan Kamil selaku Gubernur Jawa Barat (Jabar) seolah latah saling lempar wacana pemekaran daerah. Diawali dengan kembali mencuatnya pembentukan Provinsi Bogor Raya oleh Wali Kota dan Bupati Bogor.
Kemudian menyusul Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi yang juga menginginkan masuk Jakarta. Bak gayung bersambut Pemkot Depok pun menyatakan serupa.
Terakhir Gubernur Jabar berwacana akan memindahkan Ibu Kota Provinsi Jabar dengan membidik tiga daerah yakni Tegalluar (Kabupaten Bandung) dan Walini (Kabupaten Bandung Barat) dan Rebana.
Mananggapinya, politisi Partai Demokrat Asep Wahyuwijaya beranggapan jika wacana yang dikembangkan itu untuk saat ini ibarat ‘Pungguk Merindukan Bulan’.
“Jadi, wacana itu sebaiknya dikubur dulu saja perbincangannya,” kata Asep Wahyuwijaya yang juga anggota DPRD Pemprov Jabar saat dihubungi belum lama ini.
Disinggung soal pemekaran yang masih terkendala belum dicabutnya moratorium DOB oleh Presiden, kemudian wacana perluasan Kota Bogor hingga bermuara pada pembentukan Provinsi Bogor Raya, Asep Wahyu pun menjawab.
“Soal muara pemekaran yang berujung ke pembentukan Provinsi Bogor Raya masih jauh. Orang Bogor saja tak cukup jika hanya dirinya yg menginginkan adanya Provinsi Bogor Raya,” jawab Asep Wahyu politisi asli putra Pamijahan, Kabupaten Bogor.
“Saya malah sama sekali belum mendengar di kota/kabupaten lain yang memperbincangkan soal provinsi baru ini, kecuali dulu sempet mencuat ada keinginan pembentukan Provinsi Cirebon Raya,” sambungnya.
Santer kabar pemekaran hingga pembentukan daerah Bogor Raya, serangkai dengan rencana pemindahan Ibu Kota Republik Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan.
“Namun disayangkan untuk mengarah ke Provinsi Bogor Raya yang akan dikaji Bupati dan Wali Kota Bogor tidak mendapat restu pemerintah pusat. Muncul kemudian, Ridwan Kamil yang mewacanakan pemindahan Ibu Kota Jabar,” tandasnya. (*)