Menu

Dark Mode
Perjuangan Nanu Membangun Bisnis Advertising Mulai Bisnis WO dari Nol, Kini Teh Yani Kantongi Omset Ratusan Juta Per Bulan

Bogor

Uji Coba Kanalisasi 2-1 Jalur Puncak Kusut Alias Gagal

badge-check


					Dalam sistem kanalisasi 2-1, ruas jalan dibagi tiga yaitu dua lajur ke arah Puncak dan satu arah sebaliknya. Perbesar

Dalam sistem kanalisasi 2-1, ruas jalan dibagi tiga yaitu dua lajur ke arah Puncak dan satu arah sebaliknya.

Harian Sederhana, Bogor – Uji coba sistem rekayasa lalu lintas (lalin) kanalisasi 2-1 di Jalur Puncak menemui kegagalan alias jalan buntu. Alhasil, uji coba yang rencananya bakal dilakukan pada 3 November itu tidak lagi diadakan. Hal itu seperti dikatakan Kapolres Bogor, AKBP Muhammad Joni.

Joni mengungkapkan sistem rekayasa lalin kanalisasi 2-1 itu ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan. Hal itu disebabkan uji coba pada 27 November dinilai tidak berhasil mengurai kemacetan di Jalur Puncak.

Joni menilai, adanya pembangunan pelebaran jalan di beberapa titik Jalur Puncak yang menjadi sebab utama uji coba sistem kanalisasi 2:1 menemui kebuntuan, alias tidak dapat mengurai kemacetan.

“Ya beberapa titik pembangunan jalan yang ada di Jalur Puncak yang menyebabkan uji coba tidak berjalan baik,” kata Muhammad Joni kepada wartawan, Senin (28/10).

Kapolres Bogor mengaku belum dapat memastikan kapan uji coba sistem rekayasa lalin kanalisasi 2-1 kembali dilakukan oleh Sat Lantas Polres Bogor, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.

Pihaknya masih menunggu pembangunan pelebaran Jalan Puncak yang saat ini dikerjakan PT. Anten Asri Perkasa selesai dikerjakan. “Percuma jika dipaksa untuk lakukan uji coba jika pembangunan belum selesai, masih ada penyempitan jalan kan. Untuk itu kami masih menunggu itu (pekerjaan-red) selesai,” katanya.

Selain belum memadainya lebar jalan di beberapa titik Jalur Puncak, Joni menyebut pihak kepolisian masih menunggu tambahan sarana dan prasarana traffic cone, terlebih pemindahan traffic cone pada uji coba kemarin lumayan memakan waktu.

“Traffic cone harus ditambah jumlahnya sehingga ada pembagian menjadi tiga jalur. Petugas gabungan jadi tidak repot memindahkan posisinya. Tinggal sosialisai pengalihan arus lalin kanalisasi 2-1 dari atas menjadi 2-1 ke bawah,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin menuturkan Pemkab Bogor tidak memprediksi arus lalin bakal membludak hingga menyebabkan terjadinya antrean panjang kendaraan hingga ke Cipanas, Kabupaten Cianjur.

“Kami tidak memprediksi sistem uji coba rekayasa lalin kanalisasi 2-1 kemarin (Minggu-red) arus kendaraan membludak, dari Cianjur arah Jakarta,” tutur Ade.

Selain itu, kata Ade, kegagalan uji coba juga disebabkan tidak disiplinnya para pengendara yang menabrak traffic cone sehingga menyebabkan sebagian pembatas dari karet tersebut rusak. “Karena itulah kami pun kembali mengambil langkah diskresi dan menerapkan kembali sistem rekayasa arus lalu lintas one way,” kata Ade Yasin.

Bupati menerangkan, selain adanya pengerjaan pembangunan infrastruktur jalan, sejumlah titik kemacetan juga telah ditemukan. Sebanyak empat titik kemacetan yaitu Simpang Megamendung, Tanjakan Selarong, Pasar Cisarua dan Simpang Taman Safari.

Meski terapan uji coba kanalisasi 2-1 itu dinyatakan gagal dengan penundaan uji coba selanjutnya, namun Ade Yasin masih optimis programnya itu dapat berjalan sebagaimana mestinya. Politisi senior PPP itu yakin sistem kanalisasi 2-1 nantinya bakal menemui titik terang, hingga akar masaalahnya dapat ditemukan.

“Memang uji coba pada 3 November ditunda, tapi kami yakin kedepan masih bisa melakukan kembali uji coba sampai ketemu dimana akar permasalahannya,” ujar Ade.

Sementara itu, Sekretaris BPTJ, Hindro Surahmat mengatakan sistem uji coba 2-1 memerlukan banyak masukan dan evaluasi. Berbagai pemangku kebijakan disebutkannya perlu memberikan masukan untuk peningkatan sistem itu. “Ini kan uji coba kanalisasi 2-1 pertama, harus dilakukan evaluasi untuk memcahkan masalah ini bersama,” kata dia.

Yang menjadi oertimbangan sebut dia, adalah pembenahan infrastruktur, oenataan PKL, penataan pasar dan angkutan umum yang suka parkir di sembarang tempat. “Kesemuanya itu yang harus disatukan agar penerapan sistem kanalisasi 2-1 Jalur Puncak dapat terlaksana dengan baik,” pungkasnya.

Seperti diketahui, sistem kanalisasi 2-1 telah di uji coba di Jalan Raya Puncak, Kabupaten Bogor, Minggu (27/01). Sistem tersebut rencananya bakal menggantikan sistem satu jalur atau one way yang sudah berlangsung selama 32 tahun.

Dari pantauan di lapangan, kemacetan masih membayangi diterapkannya kebijakan sistem kanalisasi 2-1. Hal ini lantaran ditemukannya beberapa permasalahan saat uji coba sistem tersebut. Salah satunya adalah PKL di sekitar Pasar Cisarua yang sampai ke bahu jalan diperparah dengan parkir liat yang membuat kondisi kemacetan parah. (*)

Facebook Comments Box

Read More

2.176 Calon Jemaah Haji Karawang Gagal Berangkat

4 Juni 2020 - 08:10 WIB

Kota Depok Siap Laksanakan AKB

4 Juni 2020 - 07:30 WIB

Angka Kehamilan di Bogor Tinggi Saat Pandemi Covid-19

4 Juni 2020 - 02:56 WIB

Depok Ajukan PSBB Proporsional 5-19 Juni

3 Juni 2020 - 22:47 WIB

Beras Bansos di Gunung Putri Kurang Berkualitas

3 Juni 2020 - 22:40 WIB

Trending on Bogor